Johnny mandi pagi, singkat saja
Pagi hari yang cerah untuk seorang Johnny Yes Papa. Tergurat senyum di bibir sembari tangan mengelus penisnya. Jika bisa berbicara, maka penisnya akan mengatakan ‘mantap, Johnny’ sambil mengacungkan jempolnya.Namun kini ia harus mandi untuk salah satunya membersihkan penisnya dari lendir yang mulai mongering. Dalam hatinya Johnny ingin mengulangi peristiwa tadi malam lagi. Begitulah sex selalu membuatnya candu. Tiba-tiba terdengar suara bel.
“Mungkin saja manajer hyung,” kata Johnny sambil mengambil handuk untuk menutup penisnya.
Benar saja, saat membuka pintu kamarnya, manajer hyung datang. Dia sudah rapi dan wangi. Meminta izin untuk pergi sebentar karena menemui seseorang.
“Kembalinya dari bertemu dengan seseorang, aku akan membawa burrito untukmu,” katanya.
“Oke, hyung. Mungkin aku akan jalan-jalan sebelum besok kembali ke Korea lagi,”
Manajer hyung mengangguk setuju. Ia lalu pergi meninggalkan Johnny yang akan mandi. Usai mandi, dengan baju santai ia pun bersiap untuk pergi jalan-jalan.
…
Berada di bagian bumi yang lain, Korea tempat Jaehyun tinggal. Di hari yang sama dengan agenda Johnny jalan-jalan, ia tengah meringkuk di kamarnya. Merasakan perutnya yang semakin lama semakin sakit. Tak cukup menahan sakit kepala semalaman yang tak kunjung berkurang. Kini ia harus merasakan penderitaan perutnya seperti diremas secara tak manusiawi.“Shit! Sakit sekali. Apa yang terjadi dengan perutku? Aku tak makan sembarangan kemarin,”
Tangan Jaehyun berusaha menggapai gelas air minum di mejanya. Sama sekali tak bisa ia lakukan. Bukannya sampai setidaknya di bibir meja, ia justru jatuh terguling dari bibir ranjang. Erangan pun keluar dari mulut Jaehyun setelah ia menahannya sedari tadi.
“Aaaaaaaaaa…!! Sakit… !!,”
Ada harapan seorang di luar bisa menolongnya dari ketidakberdayaan ini. Tapi nyatanya tidak ada siapapun yang masuk ke dalam kamarnya. Dengan terseok, Jaehyun kembali berusaha menggapai gelas di mejanya. Berhasil. Meskipun setengah dari isinya tumpah karena tangannya tak seimbang memegang gelas itu.
Dalam keadaan yang sangat menyiksa itu, Jaehyun hanya mengingat satu nama. Johnny. Naluri yang kini tak masuk ke dalam logikanya, tapi itulah yang terjadi. Pikirannya terus tertuju pada Johnny hingga hatinya memanggil nama itu.“Johnny!,” batin Jaehyun.
..Beberapa kali Johnny mencoba baju di blok baju mall dekat hotel. Mungkin ia akan menambah koleksi baju dengan motif bunga untuk ke pantai bulan depan. Tampak cocok saat ia lihat dirinya di depan cermin besar pada ruang ganti.
“Aku akan membelinya,”
Tak disangka terlinganya tiba-tiba bergerak. Sebuah sinyal pertanda sesuatu sedang terjadi. Johnny memejamkan matanya untuk fokus pada sinyal di sebelah mana yang sedang memanggilnya.
“Jaehyun, aku akan datang,” kata Johnny lirih.
Johnny menghilang seperti di telan angin. Ia dengan kemampuan teleportasenya tiba-tiba telah berpindah tempat. Kini ia tengah berada di kamar Jaehyun. Disaksikannya Jaehyun tak berdaya di lantai kamarnya sedang meringkuk sembari memegang perutnya dan mengerang.
“Aaaaaaaa…!!!,”
Johnny mendekat dan melihat wajah Jaehyun nampak pucat. Bibirnya bergetar dan suaranya mulai parau. Dia memohon pada Johnny untuk menolongnya.
“Tolong lakukan sesuatu, John,” pintanya.
“Ya, aku pasti akan melakukan sesuatu padamu,”
KAMU SEDANG MEMBACA
B2 (Bitch Born)
RandomMemperkenalkan bapak kita semua, Johnny yang kesepian di planet kelahirannya. Usai badai meteor yang menimpa planet Valan, semua penghuni mati. Hanya menyisakan Johnny sebagai ras terakhir. Maka, kini dia adalah seorang yang menginginkan keturunan u...