Chapter 21

506 20 0
                                    

Malam Pertama
Malam ini Jaehyun merasakan tubuhnya lemas. Ia memegang perutnya yang tiba-tiba ada pergerakan. Seperti ada benda yang melesat cepat di dalam perutnya. Jaehyun lumayan terkejut hingga ia tak sengaja menjatuhkan gelasnya yang biasa ia sediakan di meja dekat ranjangnya.

Seharian dengan rasa mual yang tak bisa diekspresikan cukup membuatnya lelah. Dia sudah berusaha lari ke kamar mandi dan meluahkan rasa mualnya dengan muntah. Bukan hanya tak mengeluarkan apapun, melainkan rasa mual seakan dibatalkan oleh tubuhnya. Itu tak hanya satu dua kali terjadi, melainkan berkali-kali hingga benar-benar menjengkelkan rasanya.

“Oh Shit! Memang merepotkan dan menjengkelkan!,” umpatnya.

Taeyong yang diam-diam memperhatikan pun akhirnya bertanya pada Jaehyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taeyong yang diam-diam memperhatikan pun akhirnya bertanya pada Jaehyun. Sebenarnya yang lain pun notice, hanya saja lebih memilih diam daripada mengundang keributan dengan Jaehyun.

“Kau berkali-kali ke kamar mandi. Buang air kecil?,”

“Ehm.. iya, Pak Leader,” Jaehyun tersenyum kecut.

“Beser sekali. Atau kau sedang infeksi?,”

“Tidak. Aku hanya banyak minum air putih tadi pagi,”

“Oke. Kalau memang sakit, kau istirahatlah,”

Jaehyun mengangguk. Dalam hatinya tetap mengumpat dengan keadaannya yang melelahkan dan mengundang perhatian. Tapi bagaimana lagi, ia mengingat perkataan Johnny jika ia tengah mengandung anaknya.
Kembali pada keadaan malam ini. Jaehyun merebahkan tubuhnya di atas ranjang berharap lemasnya akan terbayar dengan terlelap dalam tidur. Matanya pun sudah tertutup. Tapi siapa sangka, itu tak bekerja sama sekali. Tubuhnya ingin tidur sementara mata dan pikirannya tetap terjaga.

Apakah Jaehyun insomnia? Entahlah. Kini ia merasakan suhu di kulitnya menghangat, kian menyebar. Tapi tubuhnya terasa dingin dan ingin segera diselimuti. Kemudian diikuti dengan darahnya yang berdesir lebih cepat. Bibirnya gemetar. Semakin lama kondisi itu semakin membuatnya hampir hilang akal.
Jaehyun semakin terjaga. Kondisinya tak bisa terlupakan dengan cara tidur. Tidak. Bahkan kian membuat bagian tubuh lainnya juga turut merespon. Desiran darah yang semakin cepat hingga ke penisnya dan membuat tegang. Berdiri tegak sebagai sinyal ia membutuhkan belaian. Siapa lagi jika bukan Johnny yes papa yang bahkan sedang ena-ena dengan selirnya, Hokuto. Halahhh..

“John..,” lirih Jaehyun dengan suara parau.

Entah Jaehyun masih dengan kesadarannya atau memang sudah hilang akal. Ia menanggalkan bajunya. Tak tersisa benang sehelai pun yang menutupi tubuhnya. Ia tenggelam ke dalam selimutnya dan mulai meraba bagian tubuhnya yang sensitif. Mulai dari nipple hingga penisnya. Wajahnya telah merah padam. Bibirnya pun merah dan salivanya berlebih. Hingga ada yang menetes keluar. Birahi.

Jaehyun meremas dadanya. Terasa begitu menggairahkan. Ia membayangkan Johnny tengah meremas dengan tangannya yang kekar dan mendengar napas beratnya.

“Aaahhhh…,” desah Jaehyun.

B2 (Bitch Born)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang