14

68 12 1
                                    

Hari demi hari berlalu.

Brian semakin sibuk sama tugas kuliah. Setiap mata kuliah ada tugas, mau tugas individu atau yang kelompok, semuanya sama-sama nyedot habis energi Brian.

Saat ini, dia lagi berada di sebuah kafe di daerah Jakarta. Duduk bersama tiga orang lainnya dengan mereka yang berhadapan dengan laptop masing-masing.

Ngebetulin letak kacamata anti radiasi yang dia pakai, Brian nyimak temennya yang lagi bicara. Mereka lagi ngerjain laporan. Praktikum tersebut dilakukan secara berkelompok, tapi laporan yang dikumpul bersifat individual.

Suara bel terdengar, Brian yang duduk menghadap ke pintu masuk teralihkan perhatiannya. Kedua sudut bibir Brian ketarik ke atas, alisnya naik turun nyapa dalam diam sementara pandangannya lekat ke arah Chandra yang baru datang.

Memperhatikan kalau Chandra udah duduk di sana, Brian ngambil handphone dan buka ruang obrolan mereka.

Setelah pesanan Chandra dateng, pria itu menikmati pelan-pelan gelato tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah pesanan Chandra dateng, pria itu menikmati pelan-pelan gelato tersebut. Chandra memang gak suka manis, tapi bukan berarti dia gak bisa memakannya. Selama kadarnya masih bisa Chandra toleransi, dia bakal makan-makan aja.

Sesekali Chandra ngelirik ke arah Brian yang duduk cukup jauh dari dia, namun masih bisa Chandra jangkau dalam satu bidang pandang.  Dia ngeliat bagaimana kesayangannya tampak lagi sibuk dan fokus bicara serta ngetik sesuatu di laptop.

Chandra mengamati, dari tiga temen sekelompok Brian, cuma satu orang yang Chandra tahu namanya.

Dave.

Dari awal Chandra ketemu Dave, ada perasaan gak suka yang muncul secara naluriah. Chandra sadar, tau betul kalo Dave menginginkan Brian seperti dirinya saat itu. Atau bisa di bilang, Dave berpotensi jadi rivalnya Chandra, karna pada saat itu Chandra pun gak tau gimana isi hati Brian sesungguhnya.

Samar-samar Chandra bisa mendengar keempat anak di sana lagi ketawa. Sebelah tangan Dave terulur, nopang tangan itu pakai sandaran kursi Brian dan sebagian dari telapaknya mengenai bahu si manis, membuat siapapun yang melihatnya akan menganggap kalau Dave sedang merangkul.

Laptop dimatiin, barang-barang di kemas. Dua teman lainnya bergegas pulang dan berpamitan.

"Abis ini free gak?" Dave bertanya dengan harapan bisa ngajak Brian jalan setelah ini.

Belum sempat Brian jawab, Chandra sudah keburu sampai di meja mereka.

"Udah selesai?"

Senyumnya kembali merekah, Brian mengangguk cepat. Lalu, dia menoleh ke arah Dave untuk menjawab pertanyaan yang tadi.

"Gue mau jalan dulu nih sama kak Chandra. Duluan ya Dave."

Tangan Brian melambai sekilas, badannya dirangkul dengan erat oleh si tinggi. Kemudian Brian dan Chandra pergi dari kafe tersebut.

B & C ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang