18

100 12 0
                                    

Chandra dan Brian duduk di sofa, menanti Mei yang lagi ngumpulin kesadaran. Wanita paruh baya itu pucat, keterkejutannya tadi bikin Mei nyaris pingsan.

Rautnya cemas, pikirannya tiba-tiba kusut. Terlihat sekali kalo Mei masih syok dengan apa yang baru dia liat.

Sementara Brian duduk sambil nautin kedua tangannya, kepala menunduk menatap lututnya sendiri.

Brian takut, Brian belom siap ketauan.

"Chandra sama Brian, kami berdua pacaran."

Chandralah yang pertama kali buka suara. Chandra tau, cepat atau lambat, hubungannya dengan Brian bakal kebongkar.

Mendengar hal itu kepala Mei kembali berdenyut, dia ngambil air yang ada di atas meja, menenggaknya sampai habis gak bersisa.

"Sejak kapan, Brian?" Wanita itu bertanya, pendangannya beralih buat natap Brian.

"Sejak—"

"Mama nanya ke Brian," Mei motong cepat, lalu ngulangin pertanyaannya lagi. "Sejak kapan, Brian?"

Perlahan, kepala Brian terangkat untuk beradu pandang dengan Mei, pupilnya bergetar.

"Sejak dua tahun yang lalu, tante."

Helaan napas dari Mei terdengar, jelas ada kekecewaan di dalamnya. Dua tahun itu bukan waktu yang singkat.

"Bukan salah Brian, Chandralah yang ngejar-ngejar dia."

Tetap aja, itu bukan hal yang benar.

"Kalian gak bisa kayak gini."

"Tapi ma, kita saling cinta."

"Cinta? Itu bukan cinta. Tapi kesalahan."

Mei ngerasain nyeri di dada. Mendapati fakta mengenai anak lelakinya, Mei gak bisa terima. Gimanapun, hubungan antara dua laki-laki itu gak benar.

"Dari sekian banyak anak perempuan yang mama kenalin, kenapa gak ada satupun yang kamu pilih?"

Mata wanita itu berkaca, bulir air mulai menetes melewati pipinya.

Bagian mana yang salah? Apakah dia ngasuh Chandra dengan cara yang gak benar? Apa yang bikin Chandra jadi kayak gini?

Apakah ini karna Mei? Apa Mei bukan sosok ibu yang baik? Atau dia pernah nyakitin hati Chandra sampai Chandra trauma sama perempuan?

"Atau kamu gak suka sama orang Indonesia?"

Suara Mei bergetar, dia merogoh tas dan ngeluarin handphone, meriksa salah satu contact temannya. "Mama punya temen orang Belanda. Dia juga punya anak cewek. Kamu mau coba ketemu dia?"

"Ma, Chandra gak pernah tertarik sama perempuan."

Mendengar itu, mei kembali memejamkan mata, membuat air matanya mengalir lebih deras.

Disisi lain Chandra terhenyak.

Mamanya, menangis karna dia.

"Tetep aja, bukan berarti kamu bisa sama Brian."

Bagaimanapun, ini salah. Mereka gak bisa bersama.

"Mulai malam ini, Chandra kembali ke rumah."

.

Keesokan harinya Chandra dan Brian dipanggil untuk datang ke rumah Chandra. Itu semua karna Chandra gak nurutin perintah dari Mei.

Kunjungan yang mereka lakukan biasanya memiliki atmosfer yang hangat. Tapi kali ini, semua berbeda.

Ruang keluarga itu kerasa dingin, gak ada sapaan ramah seperti biasanya.

Di sana, sudah berkumpul semua anggota keluarga Chandra ditambah dengan Brian.

B & C ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang