12

77 11 0
                                    

Suasana riuh menjadi hal yang akrab untuk Brian di malam ini. Suara musik yang kenceng dan berisik nyatanya begitu disukai semua orang yang ada di sini.

Club malam tersebut udah di sewa Felix untuk satu malam penuh. Tamu yang Felix undang bisa menikmati semua fasilitas yang disediakan; termasuk kamar yang berada di lantai atas.

Chandra sebenernya bukan tipe orang yang suka datang ke tempat rame kayak gini. Tapi mengingat pemuda manis kesayangannya itu suka dengan club malam, maka hal ini adalah pengecualian buat Chandra.

Bakal lebih baik Brian pergi ke sini bersamanya.

Sedangkan si manis yang dimaksud sekarang lagi asik di lantai dansa. Lampu warna-warni yang gemerlap gak membuat dia ngerasa silau sedikitpun. Yang ada, Brian makin semangat menghayati musik yang diputar.

Felix ngehampirin Chandra yang dari tadi lagi berdiri disebelah meja bar. Botol air mineral premium tergeletak di depannya. Karna tadi Chandra udah sempet minum wine, jadi sekarang dia gak konsumsi alkohol mengingat dia yang bakal nyetir untuk pulang nanti.

Pandangan Felix ngikutin kemana Chandra melihat. Kembali tersenyum tipis, tangan Felix melambai dan memesan minuman kepada bartender di sana.

"Nemu puppy itu dimana?"

"Puppy?"

Sebelah alis Chandra terangkat, gak setuju dengan sebutan puppy yang di tujukan buat Brian.

Menyesap alkohol yang udah ada di genggamannya, Felix kembali berkata, "Pacar lo kan? Namanya siapa?"

"Brian." Biarlah Felix berpikir demikian. Toh emang Chandra pengen ngubah statusnya dengan Brian.

Brian sendiri sekarang lagi keliatan on fire, sesekali dia melompat-lompat sambil ngikutin tempo musik yang diputar. Sampai dengan dia yang berbalik buat melambai ke arah Chandra, tariannya berhenti waktu Brian ngedapetin Chandra yang lagi dihampirin sama seorang perempuan.

Alice, ya?

.

Brian itu adalah tipe orang yang ekspresif; kalau lagi seneng ya bakal keliatan seneng, begitu pula sebaliknya. Suasana hati Brian memang setransparan itu.

Seperti saat ini, mereka sampe di apartemen sekitar jam 2 dini hari. Mukanya cemberut, Brian diam seribu bahasa selama diperjalanan tadi.

"Brian?"

Chandra manggil dengan pelan, suaranya rendah dan lembut.

Sedangkan si manis enggan menjawab, dia milih buat natap Chandra sambil naikin sebelah alisnya tanda dia lagi ngerespon.

"Is anything wrong?" Pertanyaan itu Chandra lontarkan penuh dengan kehati-hatian. Karna sebetulnya, diapun bingung dengan perubahan mood Brian dalam sekejap.

"Engga." Brian berbalik, terus megang kepalanya yang agak pusing karna alkohol yang tadi dia sempet minum.

"Gue mau mandi dulu." Langkah kecilnya dia bawa perlahan masuk ke dalem kamar, ninggalin Chandra yang masih berdiri natap dia dalam kebingungan.

Chandra menghela napas pelan, dia perlu mandi juga lalu bicara sama Brian. Dia gak mau tidur dalam kondisi yang gak baik kayak gini. Badannya berbalik, Chandra melangkah menuju kamarnya dan ketika dia nggapai kenop pintu, terdengar suara deritan pintu kamar Brian yang kembali terbuka.

Si pendek masih berpakaian lengkap pertanda dia belom beranjak mandi. Dia melangkah dengan tergesa sampai akhirnya berdiri di hadapan Chandra.

"Alice siapa deh?"

B & C ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang