20

65 10 0
                                    

"Udah lama kalian sampe?"

Chandra yang baru masuk ke sebuah restoran narik kursi dan duduk. Handphone yang semula di dalem saku Chandra keluarin, lalu dia simpen handphone itu di atas meja.

"Engga, kita juga baru kelar meeting sama WO."

Orion menjawab singkat yang ditimpalin dengan anggukan dari Luhan. Setelah mereka pacaran enam tahun lebih, akhirnya kedua pria itu mutusin buat menikah.

"Eh gue belom ngucapin, congratz ya kalian."

Ungkap Chandra waktu dia nerima undangan yang Orion beri. Design elegan yang ngukir nama Orion dan Luhan di dalamnya, Chandra membaca sekilas.

"Pengajuan cuti nikah ditambah cuti tahunan lo gue acc." Dia berbicara pada Luhan.

Chandra sudah gak lagi kerja di perusahaan orang, dia kembali untuk bantu perusahaan keluarga besarnya. Megang posisi untuk ngelola head office yang berada di Jakarta, dan Luhan udah menjadi bagian dari perusahaannya selama dua tahun belakangan.

Luhan itu cakap dan pintar, tentunya Chandra gak akan menyia-nyiakan orang berpotensi dan loyal seperti dia.

Untuk Luhan sendiri, bekerja dengan Chandra cukup nyenengin. Dia juga lagi ngelanjutin studi S2-nya, dan Chandra ngasih Luhan kompensasi untuk wfh seminggu 2 kali. Tentunya dengan catatan gak mengganggu performa kerja Luhan.

"Thankyou, boss." Balas Luhan di sela-sela senyumnya yang ngembang. Karna dia punya selembar list yang akan mereka lakukan setelah menikah— destinasi honeymoon dan hal-hal lainnya, maka dari itu Luhan ngajuin cuti lebih lama.

Handphone di atas meja bergetar, suara dering terdengar dengan layar yang nampilin foto seseorang — panggilan video call.

Melihat itu, Luhan ngetuk-ngetuk meja pelan. Lalu dia ngelirik Orion yang ternyata juga ngamatin handphone Luhan.

Timingnya gak pas banget.

Mata rusa itu ngelirik Chandra yang duduk di depannya.

"Gapapa, angkat aja."

Tersenyum canggung karna gak enak, akhirnya Luhan ngangkat telepon itu.

"Lama banget angkatnya sih Han."

Suara itu.

Udah berapa lama dari terakhir Chandra mendengarnya? Entahlah. Dia, suara yang jadi mimpi buruk buat Chandra, atau itu suara yang Chandra rinduin?

Chandra gak bisa membedakannya.

"Ya sabar, gue lagi di luar."

"Oh? Lagi sama kak Rion?"

Luhan kembali ngelirik Chandra yang keliatan cuek dan sibuk sama handphonenya sendiri. Lalu kamera depannya dia arahin ke arah Orion.

"Iya."

"Hai Kak Rion".

Orion tersenyum ramah, "Hi Brian, gimana kabar?"

"Ya gitu deh. Eh btw, tuxedo kalian udah jadi nih. Mau fitting kapan?"

Kamera depannya Luhan posisiin lagi menghadap dia. "Weekend ini gimana? Jumat malem gue sama Orion terbang ke sana."

"Sultan emang beda."

"Sekalian ngelepas stress kan mau married."

Mendengar itu Orion ngelihat Luhan dengan alis yang bertaut, "Oh jadi nikah sama aku itu bikin stress?"

Luhan tertawa renyah, "Nggak, sayang. Alesan doang ngejawabin Brian."

"Yaudah nanti kita bakal ngebut kalo ada yang perlu di alter, pokonya maksimal minggu udah harus pas. Ya kan, Eun Ha? Sabtu minggu ini kita kerja ya."

B & C ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang