Chandra ngebawa dirinya menuju ruang baca. Langkah Chandra berhenti begitu dia sampai di depan ruangan tersebut. Kenop diraih, lalu Chandra melangkah masuk.
Dia berjalan ngedeketin ke arah meja, nangkap sosok Brian yang tertidur di sana.
Kepalanya jatuh sempurna ke atas meja, tangan Brian dilipat untuk dijadiin bantal. Dengan kepala yang menoleh ke arah kiri, Chandra bisa ngelihat garis lelah di wajah kekasihnya.
Laptop yang ada di depan Brian, Chandra lirik sekilas. Tulisan besar BAB IV terpampang jelas. Setelah itu, Chandra cuma mendapati 4 kalimat pembuka di bawahnya.
Chandra nyentuh bahu Brian. Lalu, dia nepuk pelan bahu itu dan manggil si manis.
"Brian.."
Ngedenger panggilan tersebut, kening Brian refleks mengkerut. Kedua sipitnya perlahan terbuka. Lalu Brian menegakkan tubuh, ngucek mata dan melirik jam yang terpampang di laptop.
Jam 9-an malam.
"Ck, ketiduran."
Dia berdecak sebal. Padahal Brian punya target buat bimbingan lusa nanti. Tapi sekarang olah datapun dia belom selesai.
Rambutnya dia usak asal, kepala dia kerasa ngebul.
"Istirahat dulu, besok lanjutin lagi." Begitu kata Chandra saat dia nangkap raut lemas di muka Brian.
Chandra tau betul kalau kesayangannya ini lagi stress karna skripsian.
"Gak bisa. Aku harus kelarin data malam ini."
Tapi masalahnya kondisi Brian udah gak prima untuk sekedar mikir.
"Nafas dulu. Kalo kamu paksain yang ada bakal banyak yang salah. Besok pagi setelah bangun, bisa kamu lanjutin. Atau kalo kamu belom mau tidur, how about night drive?"
Kalau dipikir-pikir, betul juga yang dibicarain sama Chandra. Selain itu, Brian memang merasa kepalanya sumpek, dia butuh udara segar.
Akhirnya mereka turun ke basement, menaiki mobil Chandra dan membawanya menyusuri jalan.
"Jadi, lagi pengen ke mana?"
"Puncak?"
Yang lebih tua naikin sebelah alis, "Yakin?" Butuh waktu yang lama untuk PP Jakarta-Puncak.
"Sekitar sini aja, aku juga harus istirahat biar besok fresh."
Di tengah perjalanan, Brian nurunin jendela. Dia nutup mata untuk nikmatin angin malam yang nerpa wajahnya. Walau sebenarnya gak sesegar seperti hawa di Bandung, seengganya ini cukup men-charge energi Brian.
Chandra di sebelahnya menyetir dalam diam, memberi ruang untuk si manis menikmati waktunya, membiarkan alunan lagu memanja telinga mereka.
Setelah tahun berganti, pemuda manisnya ini sedikit berubah. Kerja kelompok bukanlah lagi jadi beban untuk Brian. Dan perlahan, Brian mulai tau apa yang dia ingin lakukan.
Aku mau buka bisnis sendiri.
Mendengar itu tentu aja Chandra mendukung. Walau si kecil belom mau ngasih tahu rencana bisnisnya— setidaknya, dia jadi satu langkah di depan. Dia punya motivasi untuk segera lulus kuliah— meskipun sekarang Brian sendiri lagi stress ngejalanin skripsi.
Sebetulnya Brian itu masih punya waktu yang cukup untuk ngerjain skripsinya, Diawal perkuliahannya di semester 8 ini, Brian sudah melakukan penelitian dan masuk ke BAB IV.
Tapi dari kacamata Brian, dia udah ketinggalan jauh dari Luhan— yang akan segera sidang dibulan depan. Tidak apple to apple buat di compare sebetulnya, mengingat Luhan yang penelitiannya sudah selesai di awal semester 7 karna ikut proyeknya dosen.
KAMU SEDANG MEMBACA
B & C ✔
FanfictionBrian itu sudah terbiasa tinggal di Indonesia. Jadi saat mami daddy ngajakin dia balik ke Korea, jelas aja Brian nolak. Mami Daddy pun ijinin tapi dengan satu syarat. Brian harus numpang tinggal di apartemen sepupu jauhnya, Chandra. Biar ada yang ja...