23

62 12 0
                                    

Chandra terbangun waktu hari udah mulai petang. Begitu dia buka mata, dia lihat sekeliling dan nginget-nginget apa yang terjadi.

Dadanya bergemuruh waktu Chandra gak nemuin Brian di kamarnya.

Apa Brian pergi?

Apa dia meninggalkannya lagi?

Pria besar itu cepet-cepet bangun dan cek kamar mandi. Berharap Brian ada di sana tapi dia gak nemuin apa-apa.

Benar, Brian pasti udah pergi.

Lagian, Chandra bukan siapa-siapa baginya.

Chandra menghirup napas pelan, konsentrasi agar dirinya rileks sebelum serangan paniknya semakin jadi.

Dia keluar kamar, berjalan linglung sambil ngerenggangin otot-ototnya yang kerasa kaku.

Aroma masakan semerbak masuk ke dalam penciuman Chandra. Di lihatnya, Brian lagi ada di dapur entah lagi ngapain.

Langkah dipercepat, Chandra jalan ke sana untuk merengkuh Brian dan mastiin kalo dia benar-benar nyata.

Disisi lain, Brian tersentak waktu sadar ada seseorang yang meluk dia dari belakang.

Chandra gak bersuara, kepalanya dia tundukin sampai keningnya nyender di bahu si manis. Mensyukuri keadaan yang terjadi, Brian menepati janjinya untuk tetap di sini.

"Udah bangun? Laper gak?"

Mendengar itu Chandra mendongakkan kepala, ngelepasin pelukan dan Brian langsung berbalik menghadapnya.

"Laper."

Tangan Brian dengan cekatan mindahin piring-piring yang semula di meja counter ke meja island. Chandra dalam diam ngekorin si manis.

"Okay, ayo kita makan dulu."

Mereka duduk, lalu Brian letakin sepiring nasi di depan Chandra yang masih menatap dia bingung.

"Gak seenak masakan kakak, tapi seengganya ini masih layak di makan." Ucap Brian pelan, lalu ngambilin beberapa lauk dan sayuran ke piring Chandra.

"Kamu buat sendiri?"

Si kecil ngangguk singkat, "Di sana aku juga hidup mandiri, jadi mau gak mau harus belajar masak biar gak jajan terus."

Semua yang Chandra bilang, Brian ingat. Masak adalah basic life skill dan Brian mau belajar karenanya.

Setelah selesai makan, mereka berdua bagi tugas. Brian yang beresein meja makan sedangkan Chandra kebagian cuci piring.

"Kamu di Indo sampe kapan?"

Sekarang keduanya lagi duduk di ruang tengah, TV di nyalain tapi sebetulnya perhatian mereka lagi gak ke sana.

"Rencananya, sampe minggu depan."

"Ah, i see."

Kepalanya dia alihin, Chandra berpaling untuk gak ngelihat ke arah Brian. Ada nada kecewa yang terselip di sana. Tapi emangnya Chandra bisa apa?

Brian udah punya kehidupannya sendiri. Udah punya kekasih hati yang perlu dia jaga.

Tapi kenapa rasanya Chandra gak rela? Kenapa Brian harus punya pacar lagi?

Kenapa cuma dirinya yang stuck di sini?

"Tapi... Bukannya kata kakak aku gak boleh pergi?"

Perhatian Chandra kembali, mata bulatnya natap Brian sedikit bingung.

"Apa aku..Boleh dikasih kesempatan buat perbaikin kesalahan aku yang dulu?"

Ada apa ini? Mimpi indah apa yang nyapa Chandra tadi siang? Dia bergeming, sedikit sangsi sama apa yang baru dia denger.

B & C ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang