"Akhirnya selesai juga." Darren menghela napas lega saat mobil Gavin keluar dari pekarangan rumah kakek mereka.
"Kita kemana sekarang?" Gavin memutar setir mobilnya menuju jalan utama.
"Ke rumah Natasha," jawab Darren sembari mengecek pesan masuk di ponselnya.
"Dia udah tenang belum, ya?" Gavin teringat dengan keadaan Natasha yang sangat terpukul atas kepergian Arya.
"Gav ...." Darren memegang bahu Gavin erat.
"Kenapa? Jangan kuat-kuat. Sakit bahu gue." Gavin melepaskan tangan Darren dari bahunya.
"Tadi Asha sempat mau bunuh diri, Gav." Darren memijit pelipisnya dengan wajah gusar.
"Sumpah?" Gavin menginjak rem saat melihat lampu lalu lintas berubah menjadi merah.
"Buka chat grup," balas Darren.
Gavin segera membuka ponselnya. Kedua matanya membulat sempurna saat membaca deretan pesan dari Sera.
"Sesakit itu sampai dia mau pergi duluan." Pedal gas kembali diinjak oleh Gavin menuju rumah Natasha.
"Kita singgah dulu ke supermarket ya," pinta Darren.
Gavin hanya mengangguk mengiyakan.
***
Senin, 15 Mei 2023.
Teruntuk Princess-nya Papa
Apa kabar Cantiknya Papa? Sehat kan, Nak? Papa yakin Kakak sehat, karena Kakak adalah anak yang hebat, kuat dan tangguh.
Kalau surat ini sudah sampai di tangan Kakak, berarti Papa sudah pulang ke rumah Tuhan.
Kakak udah nggak nangis kan? Jangan lama-lama ya Sayang, nangisnya. Maaf karena Papa nggak bisa bertahan lebih lama lagi, maafkan Papa ya, Nak. Papa harap Kakak udah tenang ya. Jangan khawatir, Papa akan muncul di mimpi Kakak sesering mungkin.Kak, Mama udah cerita ke Kakak yang sebenarnya? Kalau sudah, Papa benar-benar minta maaf sama Kakak. Papa akui ini adalah kesalahan terbesar yang Papa lakukan ke Kakak. Tolong jangan benci Papa dan Mama ya Nak? Papa udah dari dulu mau jujur sama Kakak, tapi keberanian itu nggak pernah muncul. Maaf Kak ....
Kak, ini ada alamat rumah yang pernah ditinggali mama kandung Kakak, cuman ini alamat terakhir yang Papa punya. Kabar terakhir yang Papa tahu, mama kamu sudah meninggal tiga minggu setelah kelahiran kamu. Maka dari itu Papa bawa kamu ke rumah. Papa benar-benar kehilangan sosok wanita yang sangat Papa cintai, Kak. Maka dari itu, Papa mohon, jangan benci Papa ya. Papa akui Papa salah, tapi Papa sangat amat mencintai mamamu dan keluarga kita.
Kak, tolong maafkan Papa. Kalau kamu berhasil menemukan keluarga dari pihak Mama kamu, sampaikan maaf Papa ke mereka ya, Kak. Ada kotak merah di dalam brankas di kamar Papa, di dalamnya ada kalung untuk Kakak. Dipakai ya, Sayang. Ada foto kamu dan mama kamu di dalam bandulnya.
Udah dulu ya Nak. Kakak jaga kesehatan ya, jangan sampai sakit. Berbahagialah Nak, Kakak pantas bahagia setelah semua luka yang Kakak alami selama ini.
With love,
Papa yang sangat mencintaimuNatasha meletakkan surat itu di sampingnya. Kemudian ia berbalik dan memeluk erat tubuh Sera. Isak tangisnya terdengar begitu memilukan, Sera sendiri tak dapat menahan air matanya yang ikut mengalir tanpa izin saat mendengar Natasha membaca surat dari Arya.
"Gue bukan anak kandung Mama, Ser ...." Natasha berkata dengan sesenggukan.
"Nggak apa-apa, nanti kita cari ibu kandung lo ya," balas Sera berusaha menenangkan sahabatnya. Tangannya tak henti bergerak mengusap punggung Natasha.
"Pantas aja selama ini gue diperlakukan berbeda. Ternyata ini alasannya. Sakit banget rasanya, Ser. Dunia gue seolah berhenti." Natasha menumpahkan seluruh isi hatinya.
"Gue yatim piatu ...." Bergetar Natasha mengucapkan kata-kata tersebut.
Sera memejamkan matanya kuat saat kalimat itu terucap oleh Natasha. Perih yang ia rasa saat kata-kata itu meluncur dari bibir Natasha.
"Lo nggak sendirian, Sha. Ada gue, Gavin dan Darren. Kami akan selalu ada buat lo. Jangan pernah berpikir kalau lo sendirian ya." Tangan Sera bergerak mengusap punggung Natasha.
Terasa anggukan kecil Natasha dalam pelukannya.Kenapa orang sebaik lo harus dapat ujian sesakit ini, Sha? Bathin Sera.
Sebuah ketukan di pintu memaksa Sera untuk melepas pelukannya. Saat pintu dibuka, tampaklah Gavin dan Darren yang sudah tiba dengan dua kantung plastik penuh yang berisi buah dan jajanan untuk Natasha. Sera menutup kembali pintu setelah Gavin dan Darren masuk.
"Sha ...." panggil Darren lemah. Ia benar-benar tak sanggup melihat Natasha sehancur ini. Digenggamnya tangan Natasha lembut, berusaha mengalirkan kekuatan.
"Jangan pergi duluan ya, Sha. Lo itu berharga, lo itu penting. Biarlah mereka nggak peduli sama lo, tapi lo harus ingat kalau ada kami yang selalu mensyukuri kelahiran lo di dunia ini," tutur Darren lembut.
Natasha terharu mendengar perkataan Darren, kembali air matanya menetes. Namun, kali ini bukan air mata duka, melainkan air mata bahagia.
"Apa yang dibilang Darren itu benar, Sha. Lo nggak perlu memikirkan mereka yang nggak memikirkan lo. Anggap kami rumah buat lo. Kapanpun lo bisa pulang ke kami." Gavin mengusap bahu Natasha yang masih terisak.
Natasha menatap ketiga sahabatnya dengan haru. Ia benar-benar bersyukur memiliki sahabat yang benar-benar bisa menjadi tempatnya pulang. Meski keluarganya menjadi luka, setidaknya ia masih memiliki tempat untuk pulang.
"Makasih ya. Makasih karena kalian semua menjadi sahabat gue. Gue benar-benar bersyukur banget bisa ketemu kalian. Kalau nggak ada kalian, mungkin sekarang ini gue tinggal nama."
Sera tersenyum haru dan menghambur memeluk Natasha erat, disusul oleh Gavin dan Darren yang ikut berpelukan.
Darren melihat kertas putih di samping Natasha, yang berisikan alamat ibu kandung Natasha.
"Sha, ini alamat siapa?" tanya Darren. Tangannya bergerak mengambil kertas itu.
"Itu alamat ibu kandung gue," jawab Natasha.
"Oh iya, gue belum cerita ke kalian, kan?" sambungnya. Ia membuka mulutnya bersiap untuk menjelaskan semuanya. Namun, ucapan Darren selanjutnya membuat Natasha terpaku.
"Tunggu, gue tahu alamat ini. Lo ingat alamat ini juga, kan?" Darren menyerahkan kertas yang ia pegang pada Gavin.
Gavin mengamati deretan tulisan di kertas itu. "Dar, jangan bilang kalau ini ...." Tatapannya bertemu dengan Darren, mengisyaratkan apa yang ia pikirkan sama dengan apa yang Darren pikirkan.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Terindah
Ficção AdolescenteKehilangan orang tercinta adalah hal yang tak diinginkan oleh siapapun. Namun, bagaimana jadinya jika kehilangan sosok ayah bertepatan dengan hari ulang tahun? Natasha merasa dunianya hancur seketika saat ia harus kehilangan ayahnya tepat di hari ul...