chapter 1

26.8K 955 5
                                    

"kita putus."

Binar matanya meredup usai mendengar kalimat yang terlontar dari laki-laki di depannya.

"Kenapa?" Pertanyaan yang membuat si laki-laki membuang pandang ke arah luar cafe.

"Gua, mau ngejar adera."

Lawan bicaranya tersenyum sinis usai mendengar jawaban dari si laki-laki.

"Okay, kita putus."

Berdiri gadis itu melangkah keluar cafe dengan langkah cepat seraya menahan isak tangis, meninggalkan si laki-laki yang termenung dan tak lama ikut berdiri melangkah keluar berlawanan arah dengan si gadis.

Novel white heart merupakan novel remaja yang menceritakan kisah cinta Adera, si gadis ceria dengan Eza si cowok playboy. Kisah cinta klis yang di bumbui drama kejahatan Mikel si antagonis pria untuk merebut Adera dari Eza si protagonis pria.

Adhisti bertansmigrasi ke raga sawara sang figuran di novel white heart, figuran yang berperan sebagai mantan antagonis pria.

Tiga hari usai putus dari Mikel sang antagonis, Sawara mengalami kecelakaan tunggal yang mengakibatkan raganya di isi oleh jiwa Adhisti, mahasiswi yang meninggal akibat insiden tabrak lari.

Turun dari ojek Sawara melangkah pelan menuju pintu resto tempat Sawara asli bekerja.

Jemari lentiknya mendorong pintu resto yang mengakibatkan lonceng kecil di atas pintu berbunyi. Sawara memusatkan pandangannya ke arah Intan yang sedang membersihkan meja.

"Kebelakang sana, ganti baju terus bantuin Bima di belakang." Intan berujar dengan senyum kecil terbit di bibirnya.

"Siap, capten Intan." Jawab Sawara, tangannya melakukan gerakan hormat ke arah Intan.

"Dasar."gumam Intan terkekeh geli.

Sawara berjalan memasuki toilet, gadis itu bergegas berganti pakaian dan menuju dapur untuk membantu bima di sana.

Resto tempat Sawara asli bekerja memiliki tiga pegawai, dengan Intan yang paling tua, dan Sawara sebagai pegawai yang paling muda. Resto kecil yang dibangun di dekat persimpangan itu memiliki cukup banyak pelanggan. Pemilik restoran merupakan janda yang ditinggal mati suaminya tanpa memiliki anak.

Bima menoleh saat mendengar langkah kaki di belakangnya.

"Tumben kamu telat?" Ucap bima, tangan laki-laki itu sibuk memotong sayur.

"Iya nih bang, tadi tukang ojeknya lumayan lama jadinya ya gitu deh, telat"

Gadis itu menghela nafas, ia bersandar pada meja dan memperhatikan Bima.

"Ano gimana keadaannya bang?"

"Udah baikan kok, cuma katanya kakinya masih sakit" Bima menjelaskan keadaan adiknya yang jatuh dari tangga saat sedang bermain dengan teman sebayanya.

"Maaf ya bang, Wara belum sempat jenguk Ano"

Bima membalikkan badannya saat mendengar permintaan maaf Sawara, laki-laki itu tersenyum kecil mencoba menenangkan gadis itu.

"Gak papa, santai aja" ucapnya menepuk-nepuk pelan bahu Sawara.

glass window (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang