"Selamat menikmati" sawara menyajikan pesanan mikel dengan senyum masam."Gak iklas banget itu senyum"ucap mikel memandang sinis ke arah sawara.
Tak menjawab sawara hanya sedikit menunduk kan badannya dan berlalu pergi kembali ke dapur.
Mikel merenggut jengkel melihat kepergian sawara tanpa menjawab perkataannya ego nya sedikit tersentil.
Tak lama mikel keluar dari resto setelah membayar. kakinya melangkah menuju mobil hitam yang terparkir apik di pinggir jalan. memasuki bangku penumpang dan menyuruh sang sopir untuk melaju kembali ke rumah.
***
Pulang dari resto sawara mengistirahatkan tubuhnya yang kelelahan. matanya memandang langit- langit kamar. pikirannya bercabang memikirkan bagaimana kehidupan nya kedepan. menghela nafas pikiran nya beralih ke kelakuan mikel di resto tadi siang. menggeleng pelan sawara memejamkan matanya dan tertidur.
Dua jam berlalu sawara terbangun akibat perutnya yang panas ingin buang air kecil. turun dari ranjang kakinya melangkah ke toilet yang berada di dekat dapur.
Tak lama ia keluar. berniat kembali ke kamar tapi matanya tak sengaja mengarah ke jendela depan yang menampilkan bayangkan pria yang sedang mondar-mandir.
"Itu siapa maling kah?"tanyanya padi diri sendiri.
melangkah pelan sawara mengambil sapu di belakang pintu. tangannya membuka pelan horden jendela untuk mengintip. matanya membola melihat siapa pria yang mondar-mandir di depan jendelanya. buru-buru sawara membuka pintu dan berkacak pinggang yang membuat si pria kaget setengah mati melihat pintu yang tiba-tiba terbuka.
"Ngapain lo malam-malam ke sini?"
Mikel menggaruk tengkuknya yang tak gatal. ia teringat saat ponselnya menerima notifikasi berisi foto adera dan eza yang sedang bermesraan. geram mikel buru-buru mencari cara untuk memisahkan mereka dan yang terlintas di kepalanya adalah meminta bantuan sawara.
"Gue mau ngomong penting sama lo"
"Apaan?" Sawara bertanya dengan tangan yang bersedekap. alisnya menukik tajam mengapa pria ini ada di mana-mana tidak tahukah ia bahwa sawara muak melihat nya.
"Gue mau lo jadi pacar pura-pura gue dan gue bakal bayar lo dua kali lipat dari gaji lo di resto."
"Gak mau"
"Tiga kali lipat"
"Gak"
"Empat kali lipat?"
"Gak mau, lo ini tau arti dari gak mau gak sih."
"Ayolah kenapa sih lo gak mau?"mikel merengek mempertanyakan mengapa sawara tak mau menjadi pacar pura-pura nya padahal mikel akan membayar.
"Lo ngebet banget pengen gue jadi pacar pura-pura lo. kenapa gak lo cari orang lain aja sih."sawara memutar bola matanya malas kenapa pria ini sangat mengganggu. sawara hanya ingin hidup tanpa bersinggungan dengan karakter novel tapi mengapa mereka yang selalu berada di sekitarnya.
"Gue gak mau kalo sampe salah nyari orang dan dia suka beneran sama gue gimana? gue mau lo karna gue yakin lo udah gak suka
sama gue kan?" Mikel sedikit ragu akan malimat terakhirnya.apakah sawara masih menyukainya atau tidak."Pokoknya gue gak mau dan lo jauh-jauh deh dari gue. muak tau gak ngeliat muka lo melulu."
"Ya kan beneran lo udah gak suka sama gue buktinya lo muak ngeliat muka gue"mikel menunjuk ke arah sawara dengan dramatis perkiraan nya tepat sasaran bahwa sawara sudah tak menyukainya.
"Iya gue muak liat muka lo makanya lo harus jauh-jauh.ngerti?"
Sawara menepis tangan mikel yang masih menunjuk ke arahnya. matanya melotot seakan ingin memakan mikel hidup-hidup.
Mengambil dua langkah mundur mikel mengangguk dengan kedua tangannya di masukkan kedalam saku .
"Oke jadi lo gak mau kan. Tunggu aja gue bakal cari cara lain supaya lo mau jadi pacar pura-pura gue"
Berbalik mikel melambaikan tangan pada sawara tanpa menoleh ia berjalan angkuh keluar dari area rumah sawara.
Sedangkan sawara begidik ngeri melihat perubahan sifat mikel yang dengan cepat berubah-ubah.
***
Sawara duduk di bangku taman mengistirahatkan tubuhnya di tangannya terdapat plastik supermarket berisi minuman dan juga beberapa makanan ringan. resto hari ini tutup membuat sawara memiliki waktu luang untuk berjalan-jalan mengitari taman. matanya berkeliling memperhatikan area taman banyak remaja yang berolahraga dan juga beberapa anak-anak yang sedang bermain.
Membuka plastik tangannya mengambil minuman dan segera membukanya untuk diminum.
Sawara Asik memperhatikan sekitar sampai ia dikagetkan dengan tangan yang terulur dari belakangnya mengambil makanan yang berada di sampingnya. menoleh sawara melihat mikel yang sudah berdiri di belakangnya tangannya sibuk membuka kemasan Snack yang di ambil dari sawara.
"Lo lagi, lo lagi" menghela nafas jengkel sawara mengalihkan pandangan dari mikel.
"Kenapa sama gue? gak suka lo ngeliat gue ada di sini,hah"
Mendengus sawara tak menjawab perkataan mikel. menoleh ke samping ia menjauh ke ujung kursi saat melihat mikel yang duduk di sampingnya.
"Lo ngejauh gitu lo pikir gue kuman"sentar mikel yang di balas gendikan bahu oleh sawara.
Setelahnya keduanya sama-sama terdiam tak ada yang membuka pembicaraan sampai sawara berdiri berniat untuk pulang.
Buru-buru mikel ikut berdiri dan berjalan di sampingnya.
"Lo mau gue anter gak? enak lo naik mobil gue ada ac nya" mikel bertanya seraya mencuri pandang ke arah sawara tangannya saling bertautan gugup di belakang.
"Makasih tapi gak usah"
jawaban singkat sawara tak membuat mikel menyerah ia terus mengoceh hingga membuat sawara kesal dan akhirnya mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
glass window (Revisi)
De TodoSelesai. "kita putus" Mikel luwin "kenapa?" Sawara start:19 mei 2024 and : cover from pinterest