Di dekat jendela mikel menatap sawara yang sedang menebar senyum pada para pelanggan, di tangannya terdapat buku untuk mencatat pesanan para pelanggan yang baru saja datang, dengan rambut yang di ikat Ekor kuda membuat leher jenjang putihnya terlihat. wah sungguh pemandangan yang luar biasa.
Mikel menggeleng saat pikirannya mulai meliar, apa yang dia pikirkan,
Ayolah pikiran mesum menyingkirlah dari dalam kepalanya."Amit-amit pikiran lo mikel"
Mikel berdiri dari duduknya dengan santai ia melangkah menghampiri sawara yang akan memasuki dapur.
"Gue pulang dulu"
Sawara menoleh pada mikel setelahnya ia memutar matanya malas.
"Yaudah sana"
"Ketus amat mbak, guenya cuma bilang doang siapa tau lo nanti nyariin gue kan?"
"Udah? kalo udah sana lo pulang"
Mikel memandang sinis ke arah sawara setelah nya ia berbalik dan berjalan menuju pintu keluar.
***
Dari kejauhan wanita itu memandang seorang laki-laki yang sedang duduk seraya menghisap sebatang rokok di bangku sebuah halte, pandangan si wanita tak lepas dari si laki-laki yang dengan santainya menghembuskan asap rokok dari sela bibirnya.
Wanita itu sawara ia telah mengagumi mikel yang sedang duduk di bangku halte selama dua tahun. dan ia begitu senang kala mikel beberapa bulan ini cukup dekat dengannya sampai akhirnya laki-laki itu mengungkapkan perasaannya, laki-laki itu menginginkan mereka menjadi sepasang kekasih,dan ia dengan gembiranya menerima laki-laki itu, ia berpikir laki-laki itu begitu tulus padanya. saat mereka bersama ia merasa begitu spesial, laki-laki itu mikel selalu menuruti apa yang ia inginkan dan juga suaranya begitu lembut saat mereka berbicara berdua.
Sampai akhirnya ia harus menerima kenyataan, bahwa laki-laki yang ia sangka begitu mencintai nya hanya menjadikan nya mainan, laki-laki itu bersamanya hanya untuk membuat wanita lain cemburu. hatinya begitu hancur kala kenyataan itu menghantam habis apa yang ia percaya.
Kalimat paling menyakitkan keluar dari bibir yang selama ini selalu mengeluarkan tutur lembut padanya. hari itu cintanya dengan tegas mengeluarkan kata putus yang membuat hatinya retak dalam sekejap.
"Kita putus"
"Gue mau ngejar adera"
Kalimat itu terus berulang-ulang dalam kepalanya, begitu menyakitkan laki-laki itu dengan gamblangnya berkata ingin mengejar wanita lain di hadapannya.
Saat laki-laki itu berkata demikian ia memang tak melawan ia menerima kalimat itu begitu saja, tapi hati nya menjerit tak terima kala kata persetujuan itu keluar dari sela bibirnya.
Sawara terbangun dari tidurnya, kepalanya dipenuhi oleh perasaan sawara asli saat masih hidup. oh mikel engkau benar-benar sangat bangsat, ia memilih keputusan yang sudah benar untuk tak berhubungan dengan laki-laki itu tapi sialnya laki-laki itu yang terus ingin berhubungan dengan nya.
Rasanya ia ingin membenturkan kepala mikel ke tembok sampai ia lupa ingatan dan tak bisa mengingatnya.
Sungguh luar biasa saat ia memikirkan tentang laki-laki itu entah kenapa ia selalu meradang.
Sawara bangun dari pembaringan kakinya melangkah ke luar kamar menuju kamar mandi.
Hari ini ia ingin berjalan-jalan untuk menyegarkan pikiran nya, mungkin ia akan ke taman sebelum itu ia akan lebih dulu membeli beberapa cemilan, sepertinya itu akan menyenangkan.
Sawara duduk di atas rerumputan
di bawah pohon yang cukup
rindang, semilir angin menerpa wajahnya lembut. pandangannya menoleh ke arah sepasang kekasih yang juga sedang duduk di bawah pohon tak jauh darinya.Mereka adalah eza dan juga wanita lain.
Sawara mengusap kasar matanya, apakah penglihatannya mulai merabun. kemana adera mengapa eza sedang bermesraan bersama dengan wanita lain.
"Laki-laki itu memang tak bisa berubah"
"Ternyata kehidupan karakter di sini cukup berbeda dari yang tertulis di dalam novel."
Sawara terkekeh pelan setelahnya kembali fokus ke depan memperhatikan orang yang berlalu lalang tak jauh dari tempat ia duduk.
"Bila di pikir-pikir novel ini cukup aneh karna tak memiliki karakter antagonis wanita"gumamnya pelan.
Sudahlah ia tak mau memikirkan nya ia di sini untuk menyegarkan pikiran dari beberapa masalah.
***
Mikel laki-laki itu sedang berada di supermarket membeli beberapa cemilan.
"Yang ini atau yang ini"
Laki-laki itu sedang menimang manakah yang harus ia beli. matanya sedikit menyipit memperhatikan produk yang akan di belinya.
"Udah lah yang ini aja"
"Apalagi yang gak ada di rumah dia ya?"mikel melihat berbagai
macam makanan ringan di rak
hadapannya, dahinya sedikit menyerngit memikirkan makanan apa yang tidak ada di rumah yang nanti akan di tujunya."wah ngapain gue harus bingung-bingung buat mikir udah tentu di rumah dia gak ada makanan apapun, dia kan miskin"ucapnya pelan kepalanya mengangguk membenarkan apa perkataannya.
"Beli aja beberapa dianya juga udah senang pasti"
KAMU SEDANG MEMBACA
glass window (Revisi)
RandomSelesai. "kita putus" Mikel luwin "kenapa?" Sawara start:19 mei 2024 and : cover from pinterest