chapter 17

6.6K 373 3
                                    


Sawara membuka mulut menerima suapan dari bima, wanita itu telah sadar dan harus dirawat di rumah sakit untuk  beberapa hari kedepan. awalnya ia kira ia akan mati untuk kedua kalinya, saat bangun ia sempat mengira bahwa ia sudah ada di alam yang berbeda, dan syukurnya perkiraannya tidak tepat sasaran.

"Udah bang wara udah kenyang"

Bima dengan telaten meminumkan air pada sawara. laki-laki itu sudah dua hari menjaganya.

Sawara mengalihkan pandangannya ke arah sofa disana terdapat adik bima yang sedang tertidur pulas.bima laki-laki itu membawa adiknya ke rumah sakit karna tak tega meninggalkannya di rumah sendirian.

Tiba-tiba pintu terbuka
menampilkan mikel dengan
tampang aut-autan, nafasnya memburu seperti kelelahan karna berlari.

Mikel mendekat, laki-laki itu melihat sawara dengan tatapan khawatir.

"Lo udah gak papa? di mana aja yang luka, kaki sama tangan lo masih lengkap kan gak ada yang hilang"

Mikel terus berceloteh matanya melihat sekejur tubuh sawara apakah masih lengkap.

"Hah"laki-laki itu mengelus dadanya lega, ternyata masih lengkap.

"Lo tau dari mana gue ada di sini?"tanya sawara.

"Gue tau dari temen lo yang kerja di resto"

Mendengar jawaban mikel sawara hanya mengangguk pelan. ternyata intan yang memberi tahu laki-laki ini.

"Lo kenapa nggak ngabarin gue sih?"

Mikel mengerutkan dahinya kesal kenapa sawara tak mengabarinya.

"Kenapa emangnya? dan lagian gue gak punya nomor lo"

"Lo nanya kenapa? gue itu khawatir sama lo"

"Ooo jadi ceritanya lo khawatir nih"sawara tersenyum mengejek ke arah mikel, membuat laki-laki itu mengalihkan pandangannya.

Sialan mikel malu. bisa-bisanya ia kecoplosan mengatakan bahwa ia mengawatirkan sawara.

"Nomor gue yang dulu lo kemana in?"laki-laki itu mengalihkan pembicaraan.

"Gue hapus"

"Kenapa lo hapus?"

"Ya gue hapus lah, emang ada cewek yang diputusin gara-gara cowoknya mau ngejar cewek lain, dan dengan santainya masih nyimpen nomornya?"

Mikel terdiam, ia tak bisa menjawab pertanyaan sawara. bila di pikir benar juga apa yang wanita itu katakan. tapi entah mengapa ia tetap tidak terima nomor nya di hapus oleh sawara.

Ehem

Deheman bima mengagetkan mereka berdua, laki-laki yang sempat terabaikan itu mendekat pada ranjang tempat sawara berada.

"Abang ke kantin sebentar ya, mau beli makan buat dino, takutnya dia bangun dan tiba-tiba lapar kan bisa gawat"

"Dan kamu tolong jaga sawara sebentar ya?"

Mikel mengangguk, setelahnya bima keluar dari ruangan menyisakan mereka bertiga dengan dino yang tertidur pulas di sofa.

"Lo kapan bisa pulang?"mikel membuka pembicaraan setelah terjadi keheningan cukup lama setelah bima keluar.

"Gak tau, kenapa emangnya?"

"Ya siapa tau lo pengen gue antar kan? kali aja lo nya gak punya uang buat mesan taksi. gue sih iklas aja nganterin lo"

"Najis"

Mulut laki-laki itu kembali berulah, tidak bisakah ia menahannya selama sawara sakit. hah sawara sedikit kesal.




glass window (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang