chapter 30

5.5K 324 20
                                    


Pulang kerumah dalam keadaan
lelah, mikel kembali kekejutkan dengan keberadaan tantenya yang sudah terduduk di sofa.

Laura kacana wanita paruh baya berusia 40 tahun itu adalah tante mikel. tante-tante resek yang sempat mikel usir dari rumahnya dulu.

Untuk apa lagi wanita tua ini datang ke sini?

"Halo keponakan tante tersayang"

"Apa"jawab mikel ketus.

"Kok gitu sih jawabannya?"

"Apa sih tante"

"Kenapa marah gitu, tante cuma mau kunjungi kamu loh"

"Oh ya pacar kamu yang mirip video deep web bocor itu kemana? Ngak ngikut?"

"Deep web bocor? maksudnya sawara"

"Oh namanya sawara"

Wanita itu mengangguk paham. oh wanita jelek itu ternyata bernama sawara, batinnya menghina.

"Tante ngapain sih kesini gak puas ya waktu itu mikel usir?"

"Tante ada kenalan niatnya mau tante kenalin ke kamu"

"Tante! mikel kan udah pernah bilang kalau mikel udah punya pacar!!"

Wah wanita tua ini kapan dia mati?mikel sangat ingin mengadakan pesta saat hari kematiannya.

"Pacarmu itu jelek, kenapa kamu bisa suka?"

Mendengar ucapan tantenya laki-laki itu melotot, tahan tangannya ia ingin sekali mencubit mulut wanita tua itu.

"Tante mulutnya itu loh, udah tua juga"

"Kenapa sama mulut Tante?"

Laura menyerngitkan dahinya bingung, ada apa dengan mulutnya, bau kah?

"Julid"

"Enak aja"

"Tante mendingan sekarang pulang deh, mikel capek mau istirahat"

"Yaudah kalo kamu mau
istirahat, istirahat aja sana
kenapa nyuruh tante
pulang, tante juga gak bakalan ngegangguin kamu kok"

Laura bersedekap dada, wanita itu menyeringai puas melihat wajah mikel yang memerah akibat emosi.

Ia berbalik dan kembali duduk di atas sofa, kakinya di silang, dengan anggunnya wanita itu bersandar di sandaran sofa.

"Kamu istirahat gih, mukamu sampe merah gitu loh, pasti kamu abis panas-panasan"

Kata wanita itu seraya menatap polos ke arah mikel.

Sedangkan mikel, laki-laki itu menghela nafas kasar, berikanlah kesabaran yang lebih besar untuknya.

Laki-laki itu melangkah pergi menuju kamarnya tanpa mengucapkan apapun, meninggalkan laura yang menyeringai licik di sana.

Mikel membanting pintu kamarnya keras, ia begitu kesal kenapa wanita itu kembali datang ke sini.

Laura adalah tante nya tapi kelakuan wanita itu lebih mirip seperti musuhnya. dari dulu mereka selalu terlibat ejek-mengejek satu sama lain dan berlanjut hingga sekarang.

Apalagi tadi berani-beraninya wanita itu menghina sawara jelek, tidak tahukah dia bahwa sawara lebih cantik sepuluh kali lipat dari wajah berkerut nya itu.

Mikel mendengus setelahnya berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tak lama mikel keluar dari kamar menuju meja makan, ia duduk berhadapan dengan tantenya.

Mereka saling menatap, mikel dengan tatapan tajamnya, sedangkan laura dengan tatapan santainya, wanita itu bersikap seakan-akan tidak melakukan kesalahan apapun.

"Ayo makan mikel, bibi tadi udah capek-capek loh masaknya"

"Gak tante kasih racun kan?"

"Enggak lah, kok kamu ngomong gitu sih?"

"Siapa tau aja kan"

Mereka makan dalam diam, sesekali mereka saling melempar tatapan tajam satu sama lain.

"Tante sebenarnya ke sini ngapain sih?"

Laki-laki itu bertanya setelah selesai makan. piring-piring di atas meja telah di bersihkan, mereka berdua duduk saling berhadapan dengan dikelilingi suasana suram.

Mendengar perkataan mikel wanita itu mengubah wajahnya menjadi menyedihkan.

"Sebenarnya mikel tante itu sedikit butuh uang, makanya tante ke sini"

"Oo gitu, tante butuh nasihat gak?"

"Apa?"

"Mending minta di lampu merah aja tante, kalo banyakkan bisa jadi pekerjaan tetap, gak nyusahin orang juga"



glass window (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang