chapter 13

6.8K 374 3
                                    


"Sialan, Mereka pikir mereka siapa?  percaya diri banget mereka ngusir gue dari rumah sawara"

Mikel terus mengoceh, ia benar-benar kesal karna di usir dari rumah sawara oleh para warga.

"Dia juga kemana sih? kenapa gak keluar buat ngebelain gue,atau dianya sengaja buat gak keluar?"

Mikel menambah kecepatan mobilnya  wajahnya memerah antara malu karna di usir dan juga kesal.

Dari jauh ia melihat wanita yang perawakan nya terlihat seperti sawara, ia mulai memelankan laju mobilnya hingga berhenti di samping si wanita yang menyerngitkan dahi melihat ke arah mobilnya.

Mikel menurunkan kaca
jendelanya, dengan tatapan datar
ia mengode sawara untuk naik kedalam mobilnya.

bukannya menuruti perintah mikel sawara mendengus setelahnya melengos pergi melewati mobil mikel.

Mikel keluar dari mobil kekesalannya bertambah melihat wanita keras kepala itu, ia sedikit berlari untuk menyusul sawara. tangannya mengapit kepala sawara di antara ketiaknya dan membawanya menuju mobil.

"sialan, gue kecekik bangsat"

"Diam"

Sawara sibuk memaki mikel hingga dengan paksa mikel mendorong nya untuk memasuki mobil.

"Ah bangsat lo dari mana aja?"tanya mikel pada sawara.

"Kenapa emangnya? kangen lo ya sama gue"

Sawara tersenyum sinis ke arah mikel, ia bertompang dagu dengan siku yang di letakkan pada jendela.

"Lo tau, gue di usir dari rumah lo sama warga yang ada di sana"

"Ya siapa suruh lo ke rumah
gue, bukannya lo udah di peringatin ya?"

Mikel gelagapan, sial benar dia pernah di peringati untuk tidak mendekati area rumah sawara setelah insiden pengrusakan pintu beberapa waktu lalu.

"Ya gak bisa gitu dong_"

"Apanya yang gak bisa?"potong sawara, ia memandang malas ke arah mikel.

Tak menjawab mikel hanya mendengus keras karna ucapannya di potong.

"Dih marah"

Terjadi keheningan untuk beberapa saat hingga suara sawara terdengar.

"Kita mau ke mana? ini bukan jalan rumah gue"

"Lo kali ini harus bantuin gue"

"Bantuin apaan?"

"Udahlah lo diam aja, berisik tau gak lo itu dari tadi"

"Sialan lo"

Mobil mikel berhenti di halaman rumahnya, ia turun dari mobil dan berjalan lebih dulu tanpa menghiraukan keberadaan sawara.

Sedangkan sawara buru-buru keluar menyusul mikel setelah di tinggal sendirian di dalam mobil.

"Tungguin gue"

Mikel berhenti di depan pintu besar dengan ornamen indah, ia menoleh ke arah sawara.

"Lo kali ini harus bantuin gue,di dalam sana ada tante gue, nanti yang perlu lo lakuin cuma pura-pura jadi pacar gue,ngerti?"

"Lo jangan seenaknya gitu dong gue gak pernah setuju ya!"

"Kalo lo mau gue gak bakal ngeganggu lo selama sehari"mikel menawar dengan harap-harap cemas.

"Selamanya"

"Gak, dua hari deal atau gue bakal datangin lo siang malam biar hidup lo gak tenang"

"Ck, oke deal"

Ancaman mikel sedikit membuatnya takut, saat mereka bertemu di siang hari saja ia sudah ketar ketir apalagi bila laki-laki itu menemuinya siang dan malam.

Mikel menyeringai, atututu ternyata wanita ini takut bila ia menemuinya.

Tangannya memegang gagang pintu berniat membukanya sekilas ia menoleh ke arah sawara matanya sedikit berkedut melihat sawara yang cemberut, ia baru sadar ternyata wanita ini cukup menggemaskan.

Pintu terbuka menampilkan wanita paruh baya yang duduk dengan anggunnya di atas sofa. wanita itu menoleh ia tersenyum miring melihat kedatangan mikel.

"Hay keponakan tante tersayang"

Wanita yang mengaku sebagai tante mikel itu berdiri ia merentangkan tangannya seakan ingin memeluk mikel.

Sawara melihat mikel yang diam di tempatnya wajah menyebalkannya selama ini hilang di gantikan dengan raut datar.

"Kenalin ini pacarnya mikel"tanpa basa-basi mikel memperkenalkan sawara sebagai pacarnya, tangannya merangkul pinggang sawara.

Sawara sedikit merinding saat mikel tiba-tiba merangkul pinggang nya.
Ia hanya tersenyum ke arah wanita tersebut.

"Ah benarkah padahal tante niat nya mau ngenalin kamu sama anak teman tante"

"Tante laura bisa gak tante gak usah urusin hidup mikel, orang tua kandung mikel aja gak pernah urusin masalah pasangan mikel, tante itu gak punya hak buat itu tau gak?"

"Ah maafin Tante ya? tante cuma pengen yang terbaik aja buat kamu"

Wanita yang dipanggil Laura itu memiringkan kepalanya pura-pura sedih, sawara heran mengapa wanita ini sebodoh ini berekting sedih, sangat kentara sekali bahwa ia berpura-pura.

"Mikel mau secepatnya tante pergi dari sini"

Mikel menarik sawara keluar dari rumah, ia menutup pintu dengan kencang hingga membuat sawara berjengit kaget. laki-laki ini cukup mengerikan saat marah, sawara membatin.

"Masuk biar gue antar pulang"

"Ya"


glass window (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang