chapter 19

6K 342 5
                                    


Hari ini sawara telah di perbolehkan untuk pulang. wanita itu menaiki taksi bersama dengan bima yang menemaninya.

"Wara kamu udah ngabarin temen kamu yang itu kalo hari ini bakalan pulang?"

"Mikel maksudnya?"

"Oh mikel ya namanya"bima mengangguk-angguk kecil, ternyata nama laki-laki pencemburu itu mikel.

"Kamu udah ngabarin dia?"

"Buat apa? biarin aja lah"

Tidak mungkin sawara mengabari mikel, hari ini ia ingin beristirahat penuh tanpa mendengarkan kalimat-kalimat pedas dari mulut laki-laki itu. cukup beberapa hari ini saja ia menginap di rumah sakit. bisa-bisa ia kembali menginap di sana karna terkena stroke akibat ulah menyebalkan mikel.

Tidak membayangkan nya saja membuat sawara begidik ngeri.

"Kalo dia kerumah sakit buat ngejenguk kamu lagi gimana?"bima menghela nafas pelan. ternyata sawara cukup keras kepala.

"Gak bakalan!"

  

                               ***

Bima membantu sawara turun dari taksi, setelahnya ia mengambil beberapa barang sawara yang ada di dalam bagasi taksi tersebut.

Mereka berjalan beriringan ke depan teras sawara.

"Wara abang gak masuk ya, soanya gak enak sama warga sekitar"

"Gak papa, makasih ya bang udang jagain wara selama di rumah sakit"

"Ya sama-sama, kalo gitu abang pulang dulu ya"

Bima berjalan menjauh dan kembali menaiki taksi yang masih berdiri di sana.

Wanita itu melambaikan tangannya pada taksi yang mulai menjauh.

Berbalik sawara membuka kunci pintu dan membawa barang-barangnya masuk.

"Huh capek banget"

Sawara berjalan menuju kamarnya dan berbaring di sana.

"Si setan balik lagi gak ya ke rumah sakit?"

"Ah udahlah mending lo tidur sawara"

Wanita itu memejamkan matanya dan hampir mengarungi alam mimpi sampai suara gedoran pintu membuatnya terbangun.

"Sialan, siapa sih?"

Berjalan keluar kamar dan membuka pintu wajah memerah mikel yang pertama kali terlihat.

"Lo ini, kenapa gak ngabarin gue kalo hari ini lo pulang!"

"Apasih lo"

"Wah, wah, wah parah, tega-teganya lo ngak ngabarin gue, lo tau gak gue tadi ke rumah sakit buat ngejenguk lo dan lo nya udah gak ada di sana!bensin mobil gue habis cuma buat bolak balik, dan lo harus ganti!"

Mikel menyodorkan tangannya ke arah sawara laki-laki itu dengan tampang bodohnya meminta ganti rugi.

"Heh tolol, siapa yang nyuruh lo ngejenguk gue? gak ada kan"wanita itu memukul tangan mikel, setelahnya ia memijit pelipisnya pusing. benar bukan laki-laki ini bisa-bisa membuatnya terkena stroke karna tingkah menyebalkan yang laki-laki itu miliki.

"Ah udahlah lo pulang sana, bikin orang pusing aja"

Sawara berbalik hendak masuk ke dalam rumahnya, tiba-tiba mikel mendorongnya hingga membentur dinding dan laki-laki itu dengan santainya memasuki rumah sawara.

Wanita itu menggeram, ia mengelus bahunya yang sedikit nyeri akibat dorongan mikel.

"Lo keluar atau gue bakalan manggil warga buat ngusir lo"

"Kalo lo berani ngelakuin itu gue pastiin hidup lo di luar rumah bakalan 24 jam gue hantuin"

Sebenarnya mikel sedikit panik saat sawara mengancam akan memanggil warga. tapi ia mencoba untuk tenang seraya mengancam balik sawara.

Wanita itu mendengus kesal,ia berbalik memasuki kamar.

"Lo jangan berisik, gue mau istirahat"

Sawara mengunci pintu kamarnya dan berbaring di atas kasur. wanita itu merasakan kepalanya sedikit berdenyut ia mencoba memejamkan matanya dan tak lama tertidur.

Dan mikel yang di tinggalkan di luar sibuk bermain ponsel dengan kedua kaki yang di letakkan di atas meja.

Ia tak masalah sendirian di sana asal keberadaannya dekat dengan sawara.


glass window (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang