chapter 27

5.6K 352 13
                                    


Sawara sedang berbaring di ranjang hotel. Wanita itu sibuk bermain ponsel hingga suara ketukan pada pintu kamar membuat wanita itu terbangun.

Ia berjalan membuka pintu.

Saat pintu terbuka wanita itu langsung mendapatkan pelukan yang membuatnya hampir terjengkang ke belakang.

"Mikel, lo ngapain di sini?"

"Gue rindu sama lo"

"Lo bilang apaan sih?"

"Kenapa lo pergi gak bilang-bilang. gue khawatir"

"Lo kenapa? ih lepas dulu pelukannya"

Mikel, laki-laki itu menggeleng ia semakin erat memeluk sawara.

"Lepas dulu mikel!"

"Gak"ia menggeleng keras.

"Lepas dulu biar kita bicaranya di dalam aja"

Mikel melepas pelukannya, laki-laki itu mengangkat wajahnya yang memerah dengan air mata yang menetes.

"Lo nangis?"

"Siapa yang nangis?"

"Lo lah, emangnya siapa lagi"

"Gak, gue gak nangis"

Sawara memandang datar ke arah mikel, padahal sudah jelas laki-laki itu menangis tapi masih saja ia mengelak.

"Masuk, kita bicara di dalam"

Mereka berdua masuk dan duduk di atas sofa. sawara wanita itu mengangkat alisnya seakan bertanya ada apakah gerangan laki-laki itu menyusulnya.

Mikel sedikit gugup, laki-laki itu meremas baju bagian bawahnya.

"Gue mau minta maaf"

"Soal?"

"Gue nyuruh lo pulang naik ojek"

Sawara mengingat-ingat sebentar"oh soal itu, ya gak papa"

"Lo gak marah sama gue?"

"Lo mau gue marah?"

"Jangan"mikel menjawab panik.

"Tapi kalo lo gak marah kenapa lo blok nomor gue?"

Sawara sedikit kikuk,ia bingung apa yang harus ia jawab. tak mungkin bukan wanita itu mengatakan bahwa ia sedikit kesal saat mikel lebih memilih mengantar adera dari pada dirinya.

"Gue_gak tau semua nomor di kontak gue kebapus"

"Yang benar?"Mikel menyipitkan matanya curiga.

"Iyalah bener"

"Lo ngapain ke sini?"

"Gue nyusul lo"

"Buat? jangan bilang cuma buat minta maaf"

"Iya cuma buat minta maaf"

Telinga mikel memerah, laki-laki itu malu saat mengingat alasannya kemari karna merindukan wanita itu.

"Oo ya udah, Sekarang lo mau gimana?"

"Gue bakalan_mungkin nginep di sini"

Laki-laki itu sedikit mengecilkan suaranya di ujung kalimat.

"Lo bilang apa?"

"Gue, bakalan nginap di sini"

"Gak, gak, gak, enak aja lo pesan kamar lain sana"

"Tap_"

"Gak ada tapi-tapian keluar lo sana"

Wanita itu mendorong mikel keluar dari kamarnya, hey tak mungkin ia mengizinkan laki-laki itu menginap di sini,pasti akan canggung.


glass window (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang