chapter 4

13.2K 733 5
                                    


Sawara menghampiri bima yang sedang membersihkan sayuran. ia menepuk pelan bahu bima yang membuat bima menoleh.

"Bang gelas yang pecah gimana? Kita minta ganti rugi gak?."

"Gak usah biar abang  yang gantiin gelasnya. berharap aja gak ada lagi kejadian kayak tadi."

Mengangguk mengerti setelahnya sawara berjalan keluar dari area dapur untuk kembali melayani pelanggan.

                                 ***

Mikel berdecak melihat foto yang dikirimkan anak buahnya. foto yang memperlihatkan adera dan eza yang bergandengan tangan memasuki area restoran. bangun dari duduknya ia melangkah ke arah luar kamar berniat menghampiri keberadaan adera dan eza untuk mengacau.

Sesampainya mikel di sana mikel melangkah cepat memasuki area dalam restoran matanya berkeliling mencari keberadaan adera. dahinya berkerut karna tak menemukan keberadaan mereka di sana. melangkah ke salah satu meja kosong mikel duduk dan mengeluarkan ponsel nya.

"Kenapa mereka gak ada di sini? lo ngirim informasi palsu!." Giginya bergemelatuk marah mendengar penjelasan dari anak buahnya tentang kejadian yang terjadi pada adera dan eza.

"Lo cari dia dan kasih pelajaran. buat dia kapok buat nyari gara-gara sama adera."

Kepalanya panas mendengar wanita yang mengaku sebagai mantan eza itu mencaci maki orang yang dicintainya adera.

Mematikan ponselnya mikel menunduk memikirkan berbagai rencana licik yang akan ia lakukan untuk merebut aderanya dari eza.

"Permisi anda ingin memesan apa?"

Mikel Mengangkat Pandangannya kala suara wanita yang menanyakan pesanan terdengar.

Ia tersentak kaget saat mata mereka bertemu. begitu pula si wanita yang ternyata adalah sawara melihat mikel yang berada di restoran tempatnya bekerja.

Mikel menepuk pahanya pelan akibat ia yang terburu-buru menghampiri adera sampai tak memperhatikan bahwa restoran yang ia datangi adalah tempat mantan kekasihnya  bekerja.

"Anda ingin memesan apa?" Sawara kembali mengulangi pertanyaan pada mikel.

"Americano aja."

"Baik, apakah ada pesanan lain?"

"Gak"

"Sudah di catat mohon tunggu sebentar." Sawara buru-buru berbalik hendak melarikan diri dari hadapan mikel. tetapi tangan nya lebih dulu di cekal.

Berbalik sawara menaikkan salah satu alisnya. pandangannya turun ke tangan mikel yang mencekal tangannya.

"Gu-gue ke sini bukan pengen ketemu sama lo."mikel berucap gugup.

"Ya udah." Sawara menjawab dengan alis berkerut bingung mengapa mikel memberitahunya ia juga tidak berharap di hampiri mikel.

"Gue cuma pengen ngasih tau doang jangan sampe lo mikir gue ada di sini buat ketemu sama lo."

Melepas cekalannya mikel memperbaiki posisi duduknya dengan angkuh. tangannya mengambil tisu yang tersedia di atas meja dan membersihkan telapak tangannya seakan akan ia baru saja memegang sesuatu yang kotor.

"Ck, cuma itu doang yang pengen lo bilang? gak guna tau gak. Gue permisi." Sawara membalas ucapan mikel seraya berdecak jengkel.

"Apaan sih tu cewek kok seakan akan dia marah?"mikel bergumam kecil tatapan nya tak lepas dari sawara yang mulai menjauh dari mejanya.

 

glass window (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang