Sawara menguap, Wanita itu saat ini sedang duduk di sofa bersama dengan mikel. mikel pagi ini kembali datang ke kamarnya.mereka dari tadi hanya duduk diam tanpa ada yang mengeluarkan suara."Lo ngantuk?"
"Menurut lo?"
"Kita keluar jalan-jalan aja, kali aja ngantuk lo bisa hilang"
"Males, lo aja sana"
"Gue gak tau daerah sini kalau gue sesat gimana?"
"Itu urusan lo"
"Ayolah, temenin gue keliling bentar aja"
"Gak"
"Sawa_"
"Ck, berisik lo, yaudah sana siap-siap"
Mikel berdiri, laki-laki itu tidak bisa menahan senyumnya. laki-laki itu keluar dari kamar sawara dan kembali ke kamarnya. dia tersenyum-senyum sendiri dengan pikiran yang melalang membayangkan hal-hal yang akan di lakukan saat mereka berjalan nanti.
Sepertinya berfoto berdua cukup
asik, dan bagaimana bila ia menggenggam tangan sawara saat berjalan-jalan nanti, bukankah itu akan terlihat sangat romantis.Laki-laki itu berdiri di depan pintu kamar sawara menunggu wanita itu keluar. ia sedikit gugup, baiknya saat wanita itu keluar ia langsung menggenggam tangannya atau nanti saat mereka sudah di jalan?
Ia tersentak dari lamunannya saat pintu di hadapannya terbuka, di sana sudah berdiri sawara dengan tangan bersedekap memandang sinis ke arahnya.
"Ayo cepetan"
Mereka berjalan beriringan,tangan mikel begerak ingin menggenggam tangan sawara tapi terhenti saat mendengar suara wanita itu.
"Entah kenapa kulit gue dari kemarin gatal-gatal, gue tebaknya sih karna satu udara sama lo"
"Hah"mikel melongo.
"Hidung gue juga mempet tiba-tiba waktu lo datang, padahal awalnya ngak"
Hancur sudah ekspetasimu
mikel, baru berjalan beberapa langkah saja sawara sudah bisa membuat dirinya mati kutu tak bisa menjawab. bagaimana bila mereka sudah berjalan lebih jauh?"Mikel"
"Ya?"
"Gue ingat waktu kemarin lo peluk gue lo bilang rindu sama gue itu beneran?"
"Hah ka_kapan gue bilang gitu?"mikel kelabapan saat mendengar ucapan sawara. mampus kenapa sawara harus mengingatnya.
"Alah gak usah pura-pura lupa gitu"
"Ya memang gue enggak bilang kok"
"Iyalah, iyalah terserah lo aja"
Mereka sampai di tempat yang menjual street food di dekat hotel.
"Lo mau beli apa"
Mikel melihat sekeliling,di sana terdapat cukup banyak orang, yang sedang membeli atau berjualan.
"Sushi kayaknya enak, kita beli itu aja dulu"
"Yaudah ayok"
Mereka mulai berjalan ke arah kedai yang menjual sushi.
Setelah selesai mengambil pesanannya, sawara dan mikel mulai mencari-cari makanan lain.
"Ramen kayaknya enak, kita
kesana, lo pegang nih sushinya""Onigiri juga enak, yok kesana"
"Takoyaki sama Mochi enak juga kayaknya"
Mereka membeli banyak makanan dengan mikel yang menjadi pembawa barang belanjaan. laki-laki itu hanya bisa pasrah, benar bukan ekspetasi nya hancur lebur sekarang. tidak ada bergandengan tangan apalagi bersua foto berdua, laki-laki itu malah di jadikan sebagai babu oleh wanita itu.
"Udah cukup?"
"Iya, udah"
"Kita pulang?"
"Bentar gue mau beli oleh-oleh dulu"
"Kita beli baju aja di sana"mikel menunjuk dengan dagunya ke toko yang menjual berbagai macam oleh-oleh.
Mereka berjalan dan memasuki salah satu toko di sana.
"Lo pilih aja sana"
"Iya bentar"
Mikel melihat sawara berjalan ke arah pakaian pria, laki-laki itu menyerngitkan dahinya bingung kenapa wanita itu pergi ke sana tak lama ia tersentak kala memikirkan sesuatu apakah wanita itu ingin membeli baju untuknya?
Ia berjalan ke arah sawara dengan senyum yang tak bisa ditahan.
"Bajunya bagusan yang hitam atau yang biru?"
"Yang warna putih kayaknya bagus tu"mikel menunjuk ke arah baju yang menjadi seleranya, tak salah bukan sawara juga akan membeli baju itu untuknya.
"Ini?"
"Ya"
"Bagus sih, kayaknya juga cocok buat bang bima"
Laki-laki itu tersentak kaget, reflek ia melotot kala mendengar ucapan sawara, buat bima? bima? wanita itu membeli baju bukan untuknya?
"Buat bima?"
"Iya, buat bang bima"
"Ooh kalo buat bima yang ini nih cocoknya"
"Ping?"
"Iya bagus tuh buat si bima"
"Gak ah, putih aja, sekarang kita ke kasir"
"Woi sa_"
"Apa?"
"Lo cuma beli satu aja"ayolah mikel masih berharap wanita itu membeli untuknya.
"Iya satu aja, kenapa?"
"Gak, gak papa"
Saat akan membayar wanita itu berbalik dan mengambil satu lagi baju bewarna hitam, mikel tak terlalu berharap wanita itu akan memberikan baju itu untuknya.
Setelah membayar semua belanjaan mereka kembali ke hotel.
"Lo mau ikutan makan?"
"Gak usah,buat lo aja"
"Oh ya udah"
Mikel berbalik hendak kembali ke kamarnya, laki-laki itu menghela nafas lelah.
"Mikel"
"Ya"
"Ini buat lo"
Sawara memberikannya baju?wah sepertinya ekspetasi mu tak terlalu hancur mikel.
Laki-laki itu menerima baju itu dengan senyum cerah di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
glass window (Revisi)
RandomSelesai. "kita putus" Mikel luwin "kenapa?" Sawara start:19 mei 2024 and : cover from pinterest