Chapter 11

25.1K 1.4K 22
                                    

Hai Riders !

Author butuh semangat nih buat cari inspirasi bikin ceritanya..
Boleh dong kasih vote dan comment supaya semangat terus hehe 😄

Luvv~



~~~





Makan siang kali ini bertambah satu orang anggota, siapa lagi kalau bukan Pierre.

Savion, Daniel, Variuz, dan Pierre sedang menunggu GrandDuke dan Ola. Jadi mereka mengobrol santai dulu.

"Kabar Paman baik kan?". Tanya Daniel.

"Hah Paman berasa diberi umur panjang".

"Jadi kemana saja Paman selama 4 tahun ini?". Tanya Variuz ikut penasaran.

"Biasa.. Ngelayap".

"Ck, kenapa Paman pergi begitu saja? Aku kan juga mau ikut". Rengut Variuz.

"Halah kau dengan ulat bulu saja takut sok-sokan mau ikut". Ucap Pierre mengejek.

Karena memang itu benar, Variuz tidak takut dengan hewan buas seperti singa, ular, atau buaya. Tapi ketika melihat makhluk kenyal itu dia langsung berlari tanpa peduli image nya lagi sebagai laki-laki tampan dan tangguh.

"Hei Sapi! Ternyata kau masih membosankan yaa..". Sedangkan Savion hanya memutarkan bola mata nya malas. Kalian tau sendiri Savion itu irit bicara.

"Kakak memang membosankan Paman.. untung saja kau kembali jadi aku ada teman nongkrong". Kata Variuz dengan semangat.

"Bagaimana kalau akhir pekan kita nongkrong di kedai Nyonya Sara seperti dulu?". Tawar Pierre sambil menaik-turunkan alisnya pada Daniel dan Variuz.

Daniel dan Variuz terlihat berbinar dan dengan semangat menjawab,
"Setuju!".

Savion hanya mendesah lelah. Pamannya itu sungguh diluar nalar. Dia sering sekali mengajak Daniel dan Variuz nongkrong di kedai tengah pasar. Buat apa? Tentu saja tebar pesona dan menggoda wanita desa yang menjadi pelayan atau sekedar mampir ke kedai milik Nyonya Sara.

Jadi jangan heran kalau Daniel dan Variuz itu sedikit tengil dan jahil. Salahkan Paman nya itu yang mengajari kedua adiknya merayu wanita dengan cara menyamar sebagai rakyat biasa.

Paman nya itu bujang lapuk. Katanya dia tidak mau menikah karena dia suka berkelana keliling banyak benua.
Dia tidak akan bisa pergi kemana pun jika ada istri maupun anak, jadi mending tidak menikah saja sekalian.

Kerjaan Pamannya hanya luntang-lantung dan jalan-jalan tapi anehnya dia kaya dan banyak uang. Dia hanya sesekali mampir ke Grand Duchy, setelah itu pergi lagi.

Tak lama GrandDuke datang bersama Ola digendonganya.

"Hello berandal..".

"Ck.. kenapa kau pulang, hidup saja di hutan". Balas GrandDuke.

"Aku pulang karena aku tau kau merindukanku... Kau bisa memelukku sampai kau puas mulai sekarang". Ucap Pierre dengan wajah tengilnya.

Sekarang kalian tau kan Variuz itu mirip siapa.

"Menjijikan". Pierre terkikik saat mendapat lemparan selada dari adiknya.

Pandangan Pierre beralih pada Ola yang sedang menatapnya.
"Kenapa menatapku seperti itu, Buncis?".

Bukan risih, Pierre hanya takut khilaf mengunyel-ngunyel wajah Ola karena kelewat gemas.

Ola mendongak menatap Diddynya.
"Diddy, Ola mau dipangku Papi Pale".

GrandDuke dan ketiga putranya kompak menahan tawa saat mendengar Ola memanggil Pierre dengan sebutan Pare.

Pasalnya Pierre itu jika memanggil nama mereka dengan sesuka hatinya. Dan kini Pierre memiliki panggilan khusus dari Ola.

BAYIK GEMOY GRAND DUKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang