Chapter 22

14.5K 986 17
                                    

Hai Riders !

Author butuh semangat nih buat cari inspirasi bikin ceritanya..
Boleh dong kasih vote dan comment supaya semangat terus hehe 😄

Luvv~




~~~



Di esok hari yang cerah, para koki telah disibukkan oleh kedatangan Putra Mahkota Julian dan Pangeran Carlyle.

Mereka datang tanpa pemberitahuan sebelumnya karena alasan yang tidak masuk akal. "Aku hanya mampir untuk numpang makan disini, aku lapar". Begitu kata Julian.

Para laki-laki di kediaman GrandDuke sudah hafal dengan watak Putra Mahkota yang satu itu. Suka sekali menganggu di hari libur seperti saat ini.

Seharusnya mereka berempat bermain dengan Si Gemoy Ola. Tapi mereka harus menemani Julian berbincang tentang pekerjaan. Huh menyebalkan.

Eh tapi dimana Ola? Kenapa setelah sarapan tadi dia menghilang? Kemana perginya?

Heii Putra Mahkota kan tadi datang bersama anaknya yang menyebalkan itu. Pasti dia saat ini tengah memonopoli Ola untuk dirinya sendiri disaat mereka sibuk. Cih licik sekali.

Sedangkan dua makhluk yang  dibicarakan berada di dalam kamar Ola. Ola yang di bantu Carlyle menghitung semua koin emas milik Ola. Ola ingin tau sudah sekaya apa dia setelah menjual semua cicaknya pada Papi Pare.

"Wahhh banyak cekali uang Ola... Ola cekalang kayaaa". Binar matanya sangat terang saat melihat tumpukan koin yang baru saja selesai dihitung oleh Carlyle.

Carlyle menahan gemas saat melihat Ola dengan pose berpikirnya, jari telunjuk mengetuk dagu, bibir mengerucut, dan mata yang melihat keatas.
"Emmm... Ola mau beli apa ya..?".

Mendengar itu, Carlyle berinisiatif untuk menawarkan hal yang menyenangkan.
"Bagaimana kalau kita ke Pasar saja?".

"Wahhh pacal? Ola mau...". Ola memegang kedua pipinya dengan antusias. "Apa dicana ada pacal? Ola mau beli pacal hihi".

"Pacar? Maksud mu kekasih?". Alis Carlyle menukik tajam. Tidak bisa dibiarkan. Gadis kecil didepannya ini hanya miliknya.

"Eung". Ola mengangguk antusias.

"Tidak!!! Pacarmu itu aku! Apa kau paham?". Carlyle mengangkat dagu mungil Ola dengan jari telunjuknya.

Aduh kalian itu masih kecil, jangan berpacaran dulu. Jika Pierre tau nanti dia akan sangat marah.

"Akak Cal pacalnya Ola?". Tanya Ola dengan menunjuk Carlyle.

Carlyle mengangguk tegas membenarkan pertanyaan Ola.
"Aku pacarmu... Jadi mulai sekarang jangan berpikir untuk mencari pacar lain, oke?".
Kalimat itu keluar dari bocah umur 7 tahun. Wah.

"Ote". Ola tersenyum gembira. Akhirnya Ola punya pacar juga seperti Luna. Huhuhu Ola harus merayakannya.

Carlyle tersenyum melihat Pacar kecilnya yang sangat patuh. Carlyle menepuk kepala Ola dengan sayang. Setelah itu menatap Ola dengan serius.
"Tapi jangan bilang pada orang-orang ya".

"Kenapa? Ola kan mau pamel".

"Pokoknya tidak boleh.. atau nanti kita akan di marahi oleh mereka". Carlyle berusaha menakuti Ola agar Ola tidak membocorkan hal gila ini kepada keluarganya. Jika mereka tau, Carlyle pasti tidak boleh datang lagi menemui Ola.

Walau dengan wajah cemberut karena tidak bisa pamer, akhirnya Ola menyetujuinya. "Eung".

"Baiklah... Jadi ke Pasar?".

"Jadi.... Yeayyy letgooo".

~~~

Disinilah Ola dan Carlyle sekarang. Di tengah keramaian pasar dengan bergandengan tangan agar Ola tidak hilang.

BAYIK GEMOY GRAND DUKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang