Chapter 14

24.8K 1.4K 60
                                    

Hai Riders !

Author butuh semangat nih buat cari inspirasi bikin ceritanya..
Boleh dong kasih vote dan comment supaya semangat terus hehe 😄

Luvv~




~~~







Ola kini berjalan dengan riang seorang diri di lorong. Dia memang tidak mau ditemani oleh Sasha maupun Koa. Walaupun hanya berjalan seorang diri, para prajurit yang berdiri di sepanjang lorong tetap mengawasinya dengan waspada. Takutnya Nona kecil mereka tersandung oleh kaki mungilnya sendiri.

Tujuan Ola saat ini adalah menemui Papi Pare. Lebih tepatnya untuk berbisnis. Dipelukkan Ola sudah ada setoples besar berisi puluhan cicak.

Ola masih ingat dan tidak akan pernah lupa tentang apapun yang berhubungan dengan uang. Ola sangat ingat kalau Papi nya berjanji akan membeli satu ekor cicak miliknya dengan harga satu koin emas.

"Emmm Ola punya banyak cicaknya... Belalti nanti Ola punya banyak uang hihi". Ola sangat bersemangat untuk menjadi kaya!

Tapi tiba-tiba Ola jadi dilema. Mereka semua kan teman-teman Cici. Kalau Ola jual nanti Cici marah tidak ya?

"Yacudah tak ucah kacih tau Cici.. Ola diam-diam caja jualnya hihi Ola mau jadi olang kaya.. maap ya Cici".

Saat sampai di ruang pribadi milik Pierre, Ola menghentikan langkahnya dan berbicara pada prajurit yang ada di dekat pintu.

"Paman... Apa Papi Pale ada di dalam?".

Prajurit itu menjawab, "Tuan Pierre ada di dalam nona... Mari saya bukakan pintunya... Silahkan masuk".

"Telimakacih paman".

Gelap. Hanya ada cahaya remang-remang di sekitar Ola.

Ola celingukan menatap ruangan Pierre. Temboknya berwarna hitam dan Merah terlihat elegan saat terpapar cahaya lampu berwarna kuning keemasan.

"Papiiii....". Teriak Ola pada Pierre yang tengah berjongkok di depan kotak kaca raksasa.

Pierre yang mendengar suara manis dari Ola lantas menoleh dan tersenyum senang.

"Kemari".

Ola berlari mendekat. Saat sudah sampai dihadapannya, Pierre bertanya. "Tumben kau mencariku, ada apa?".

"Papi Pale kan janji mau beli cicak Ola... Lihat ! Ola bawa banyak cicaknya hihihi". Dengan antusias Ola mengangkat toples kaca penuh cicak itu ke depan muka Pierre.

"Ah masih ingat saja kau bocah".

"Eung... Ola mau jadi kaya ! Cepat beli Ola uangnya Papiii".

Pierre merogoh sakunya dan mengeluarkan sekantong penuh koin emas untuk diberikan pada Ola.

Dengan mata berbinar Ola menerimanya dengan senang hati.
"Wahhhh uang! Hihihi Ola jadi olang kaya cekalang Yeayyh!".

Ola membuka kantong itu dan mengeluarkan satu koin emas.
"Wahhh belkilau...cantik hihihi Ola cuka uang!".

Pierre yang mendengar ucapan Ola hanya menggelengkan kepalanya pelan. Sepertinya keponakan baru nya ini sangat menggilai uang koin yang berkilau.

"Kemarikan cicaknya..".
Ola memberikan semua cicak miliknya. Kecuali Cici tentu saja. Cicak montok itu bestie Ola! Ola tidak mungkin menjual bestie nya.

Pierre berdiri dan mendekat ke arah kotak kaca raksasa miliknya. Dia lalu membuka tutup atasnya dan menjatuhkan semua cicak yang ada di dalam toples itu ke dalam kotak kaca.

Ola memiringkan kepalanya bingung melihat tingkah Papi nya. Apa Papi nya mau memelihara cicak-cicak itu dan menaruhnya ke dalam kotak kaca yang lebih besar?

BAYIK GEMOY GRAND DUKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang