7

2.5K 183 5
                                    

TYPO 🙏
HAPPY READING...





















Malam kini telah berganti siang. Hari yang baru telah dimulai, dengan segala misteri yang akan hadir didalamnya. Selalu berharap hari ini lebih baik dari kemarin dan juga hari esok. Karena hari kemarin adalah masa lalu dan esok adalah masa yang akan datang. Bukankah yang sedang dijalani itu lebih penting daripada yang dilalui dan yang akan dilalui?

Tapi mungkin itu akan sulit untuk Cio dan juga Chika. Mereka berdua selalu terkurung dalam masa lalunya. Yang membuat mereka semakin tenggelam dalam rasa kehilangan.

Cio yang berada di kamar Chika mulai mengerjapkan matanya, dia melihat jam yang ada di ponsel miliknya. Masih pukul setengah 5 pagi. Cio segera bangun untuk menunaikan sholat subuh. Ia mencoba untuk mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu.

Dilihat Chika yang masih tidur disampingnya. Tidur Chika semalam sangat gelisah. Chika terus mendusel ke dada bidang Cio. Entah apa yang dirasakan oleh anak itu. Atau mungkin dia bermimpi buruk. Jika seperti itu Cio hanya bisa memeluk Chika.

"Anak papa cantik banget sih nak. Papa seneng liat kamu lagi bobo gini. Semua rasa sakit kamu hilang kan saat ini sayang? Meskipun sesaat tapi papa bahagia nak, liat kamu tenang kaya gini. Papa ga suka liat kamu yang murung, sedih, ga mau ngomong sama papa." Cio menyuraikan rambut Chika yang menutup wajahnya.

"Semoga kamu cepet sembuh ya sayang, papa ga sabar pengen denger cerita kamu kaya dulu." Lanjutnya.
Chika memang sangat dekat dengan Anin. Tapi Chika juga dekat dengan Cio meskipun tidak seperti pada Anin. Chika selalu bercerita apapun itu pada Cio. Terutama kegiatannya selama di sekolah, teman-temannya atau apapun itu kejadian random yang Chika alami. Dia pasti akan ceritakan pada Cio sebelum Chika tidur. Kini itu semua hanya masa lalu yang mungkin akan sulit untuk terulang lagi. Dengan keadaan Chika yang seperti sekarang ini. Tapi Cio tidak pernah putus harapan, dia yakin Chika akan sembuh seperti dulu lagi. Bahkan sampai sekarang Chika belum melanjutkan sekolah, karena kondisinya yang tidak memungkinkan.

SKIP

Di meja makan sudah ada Gita dan Mami Ve. Sementara Cio baru saja turun dengan menggendong Chika.

"Sayangnya Oma" Veranda mengambil alih Chika dari gendongan Cio.

"Tumben sih udah bangun pagi gini" lanjutnya. Chika hanya terdiam, dia menenggelamkan wajahnya di leher Veranda.

"Abang jadi pergi?" Tanya Gita.

"Jadi dek, nanti flight jam 8." Ucap Cio yang mengambil selembar roti.

"Chika belum mandi bang?" Tanya Veranda.

"Belum mi, kasian masih pagi gini. Nanti mami tolong mandiin ya." Ucap Cio

"Nanti mandi sama Oma ya, muach. Kita mam dulu oke."

"Sama siapa ke Bali nya bang?" Tanya Gita lagi.

"Sama bang Aldo, kamu libur kan dek?"

"Iya adek libur"

"Abang minta tolong bantuin mami jagain Chika ya." Ucap Cio.

"Tenang aja bang, ga Abang suruh pun adek pasti bantu mami ko."

"Yu mam dulu, bismillah..." Veranda menyodorkan sendok ke mulut Chika. Namun Chika hanya bergeleng.

"Makan dulu sayang, sini sama papa." Cio membuka tangannya untuk meraih Chika.

"Hiks hiks"

"Ko nangis, sini sayang. Kenapa hm?"

"Kamu belum pamit sama Chika?" Tanya Veranda.

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang