Ms. S

2K 59 2
                                    

"Iya Pa, hari ini aku belum bisa pulang dulu maaf ya" ucap seorang gadis pada lelaki paruh baya di seberang sana.

...

"Minggu ini masih hectic, weekend aku pulang deh janji"

...

"Ok, see you. Love you Pa, salam ya buat Mama" lanjutnya sambil mematikan sambungan telepon tersebut.

Dengan raut yang cukup lelah ia bersandar pada sofa di ujung ruangan sambil melanjutkan berkutat dengan laptopnya, mengetikkan sesuatu dengan cepat sehingga membuat suara keyboard memenuhi ruangan.

Dia adalah Salsa Khaira Hutama. Seorang wanita berusia 24 tahun yang kerap disapa Salsa saat ini tengah disibukkan dengan berbagai pekerjaan dan deadline yang padat. Ia merupakan owner salah satu butik bernama Adiwarna Boutique. Memiliki butik dengan hasil kerja kerasnya sendiri yang mulai ia rintis sejak lulus kuliah adalah impian Salsa sejak lama, karena bergelut di bidang fashion adalah keahliannya. Hal itu dibuktikan dengan kesuksesan Salsa membawa nama Adiwarna Boutique menjadi dikenal oleh banyak orang terutama para artis dan public figure.

Tidak mudah untuk dapat mencapai tujuan tersebut, tak jarang Salsa kerap berdebat dengan kedua orang tuanya mengenai butik ini. Orang tua Salsa sebenarnya sangat mendukung apapun keputusan putrinya, namun di awal perintisan Adiwarna Boutique sering sekali terjadi kendala yang membuat orang tua Salsa merasa iba dengan putrinya. Namun bukan Salsa jika tidak memiliki tekad yang kuat, ia selalu berusaha mencari jalan keluar dari masalah-masalah tersebut.

Merancang busana tidak menjadi satu-satunya hal yang Salsa sukai. Wanita itu juga sangat tertarik dengan musik, namun tidak pernah sekalipun terlintas di pikirannya untuk menjadikan hobinya yang satu itu sebagai ladang penghasil uang. Menurutnya saat ini musik adalah tempatnya rehat dari segala macam hiruk pikuk permasalahan yang dia hadapi.

Sejak kesibukannya dengan butik beberapa bulan lalu, Salsa memutuskan untuk tidak lagi tinggal dengan orang tuanya. Selain karena jarak antara rumah orang tuanya dengan butik cukup memakan waktu, Salsa ingin mencoba mandiri dan belajar untuk me-manage waktunya sendiri. Tak jarang juga Salsa mengunjungi orang tua tersayangnya itu setiap akhir pekan jika tidak ada kesibukan mendadak.

~

Pagi ini, ia menjalani rutinitasnya setiap hari. Mulai dari bangun tidur, lalu sarapan dengan segelas susu hangat, dan bersiap untuk pergi menuju butik.

Salsa berjalan ke basement apartment menuju mobilnya dengan mengenakan setelan semi-formal serta tas jinjing di tangan. Ia mengendarai mobil hitam kesayangannya, menyusuri jalanan kota yang tidak terlalu ramai.

Adiwarna Boutique terletak pada area pertokoan yang ramai pengunjung di pusat kota, tak jarang orang-orang yang lewat akan terpaku untuk melihat desain gaun yang Adiwarna sajikan pada kaca besar di depan butik.

Sesampainya di butik, Salsa segera masuk ke dalam dan menyapa beberapa pekerja butik.
"Hai Sab, udah sampe aja nih" sapanya pada wanita yang lebih dulu berada di butik.

"Hai Kak, iya nih tadi nyampe cepet soalnya ga terlalu macet juga sih" jawab wanita itu dengan pandangan yang tidak berpaling dari kertas di depannya.

Wanita itu adalah Sabilla Atqiya, perempuan yang usianya terpaut 2 tahun di bawah Salsa itu kerap disapa Sabilla. Ia merupakan partner Salsa dalam bisnis butiknya ini. Sabilla adalah adik sepupu Salsa sekaligus adik tingkat Salsa semasa berkuliah dulu. Dikarenakan memiliki passion yang sama, maka Salsa memutuskan untuk mengajak Sabilla bergabung dengannya dalam mendirikan Adiwarna Boutique.

Jika Salsa memfokuskan dirinya pada desain dan pembuatan baju ataupun gaun, Sabilla justru lebih senang untuk merancang berbagai macam headpiece dan aksesoris lainnya. Pantas saja mereka berdua adalah perpaduan yang sangat sempurna.

Merindu Selamanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang