Who is she?

442 36 2
                                    

Sepeninggalan Nola, masuklah seorang perempuan berambut panjang yang berpenampilan serba hitam mengenakan setelan long dress dipadukan dengan leather jacket dan sebuah kacamata hitam.

"Sayang" ucap wanita itu santai tak mengetahui ada orang lain di sana selain Lian. Ia melenggangkan kakinya, berjalan mendekati tempat di mana Lian berada.

Panggilan tersebut tak hanya menimbulkan keterkejutan bagi Lian namun juga bagi Salsa. Entah bagaimana isi hati wanita itu sekarang.

"Al?" Lian membelalakkan matanya ketika melihat siapa yang datang.

~

Jangan tanyakan perasaan Salsa saat ini. Dirinya masih tertegun dengan kejadian yang terjadi barusan. Melihat kekasihnya dipanggil seperti itu oleh wanita lain, menurutnya ini terlalu cepat bagi hal-hal seperti ini untuk hadir di hidupnya. Tidak ada seorang pun yang berharap demikian, namun Salsa berpikir jika memang ini adalah takdirnya mengapa harus datang secepat ini.

Hatinya sangat bergemuruh sekarang, rasa sakit yang datang sangat bisa ia rasakan sekarang. Air matanya sedikit tertahan di sana. Ingin rasanya dia segera pergi dari ruangan itu atau bahkan dari hidup pria di sampingnya. Namun rasanya tubuhnya pun tak mampu melakukannya ditambah tangan Salsa saat ini di tahan oleh Lian.

"Eh sorry, gue gak tau kalo lagi ada orang" ucap wanita itu ketika melihat ada Salsa sekarang.

"Kok lo di sini sih?" tanya Lian sekali lagi.

"Ya masa gue gak boleh pulang sih, Li" jawabnya.

"Gak di suruh duduk nih?" lanjutnya.

Lian yang sama tertegunnya pun sampai bingung harus berbuat apa sekarang.
"Eh iya, duduk aja" ucapnya terbata.

Perempuan yang usianya hanya berjarak satu tahun di bawah Lian itupun mendudukkan dirinya pada sebuah single sofa di depan Lian sambil melepas kacamatanya.

"Aku permisi ya" Salsa tiba-tiba memutuskan untuk pergi dari sana namun sekali lagi ditahan oleh Lian.

"Tunggu Sal, duduk dulu" cegah Lian dengan menahan tangan Salsa agar kembali duduk. Sepertinya harus ada sesuatu yang dilurusnya sekarang.

Salsa pun terpaksa menuruti Lian. Entah apa yang ada di pikiran pria itu. Apa dia tidak memikirkan posisi Salsa saat ini. Mengapa bisa sesantai itu pikirnya.

"Kenalin dulu ini Alika, dia sahabat aku. Dia dari lulus SMA udah pindah ke London, makanya kamu gak pernah liat pas kuliah dulu. Kebetulan waktu di UK kita satu kampus" jelas Lian.

Salsa masih bergeming dengan semua penjelasan Lian. Bagaimana mungkin seorang sahabat bisa memanggil pria itu seperti tadi. Seperti sesuatu yang terdengar tidak masuk akal.

Wanita yang sedang menjadi bahan pembahasan oleh dua orang itu hanya memandang keduanya bergantian.
"Cewe lo?" tanyanya frontal pada Lian seraya mengarahkan jarinya pada Salsa.

Lian mengangguk.
"Gak usah cepu lo" peringat Lian dengan posisi yang masih santai menyender pada sofa.

Alika tiba-tiba tertawa pelan yang membuat Salsa semakin bingung sekarang.
"Sorry sorry, kenalin gue Alika sahabatnya Lian" ucapnya sembari mengulurkan tangan pada Salsa. Alika memang terlihat seperti tipe orang yang cuek tapi sebenarnya mudah berbaur dengan orang lain. Wanita itu memiliki aura mengintimidasi, membuat orang yang berbicara dengannya merasa bingung karena ekspresi datar yang diberikan.

Merindu Selamanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang