Teman?

422 29 2
                                    

Setelah istirahatnya dua hari lalu, Lian kini kembali beraktivitas di kantor HGM seperti biasa. Rasa lelah yang ia rasakan beberapa hari lalu sudah sepenuhnya hilang sekarang. Lian sudah siap untuk kembali pada pekerjaannya. Hal itu tak semata mata hanya karena efek dari obat dan beristirahat tapi juga adanya dukungan dari sang kekasih, Salsa.

Hari ini dirinya tengah mempelajari beberapa dokumen guna keperluan ketika keluar kota besok. Tidak terlalu sulit memang, hanya saja Lian ingin tahu secara gambaran besar apa saja yang akan di bahas pada pertemuan nanti.

Di keheningan ruangan pria itu yang hanya terdengar suara gesekan kertas, tiba-tiba pintu terketuk dari luar.

Tok...tok..tok

Muncullah Nola di sana.
"Rey, ada Ibu Hartawan dateng"

Lian yang mendengar nama belakang yang sama dengan dirinya itu disebut, langsung beranjak dari kursi untuk menyambut seorang wanita paruh baya yang datang bersama Nola. Setelah masuknya wanita itu, Nola juga berpamitan untuk keluar dari ruangan Lian.

"Mama, kok tumben kesini" sapa Lian sambil memeluk wanita itu.

Wanita yang usianya sudah setengah abad lebih itu tetap terlihat masih sangat fashionable dengan mengenakan dress floral selutut dengan dominasi warna hijau dan dipadukan dengan sebuah tas branded berwarna putih yang ukurannya tidak terlalu besar.

"Mama dateng ditanya kabar dulu kek" jawab Vina seraya membalas pelukan putranya.

Lian hanya mengeluarkan kekehan karena jawaban sang ibu.
"Iya iya, mama apa kabar?" tanya Lian sambil mengarahkan sang ibu untuk duduk di sofa depan meja kerjanya.

"Baik sayang, kamu gimana?"

"Baik juga, Ma. Kemaren sempet gak enak badan dikit tapi udah oke kok. Mama sendirian?" tanya pria itu karena melihat ibunya hanya datang seorang diri.

"Sama papamu, masih ke atas katanya. Kamu sakit kok gak bilang-bilang mama sih Li"

"Cuma kecapean aja Ma, sekarang juga udah sehat kok" jawab Lian.

"Gimana projekmu? Lancar?" tanya Vina memastikan.

"Aman, semua vendor udah oke. Tinggal eksekusi sama nunggu proses bikin bajunya aja" jelas Lian.

"Oh iya kamu jadi pake desainer saran dari Mama?" Vina mengingat bahwa dirinya pernah menyarankan salah satu desainer langganannya.

Lian mengangguk dengan mantap.
"Jadi. Sekarang kayaknya lagi ada di ruangannya, Mama mau liat?"

"Boleh, yuk. Kebetulan mama udah lama gak ketemu dia"
Lian dan sang ibu akhirnya beranjak menuju ruangan di mana Salsa berada.

~

Salsa kini juga sedang berkutat dengan aktivitasnya. Wanita itu sangat fokus memasang beberapa detail pada salah satu gaun di sana. Begitupun dengan Sabilla, wanita muda itu tengah berada di mejanya untuk merangkai sebuah headpiece dengan model rangkaian bunga yang nantinya akan terpasang pada telinga pemakainya.

"Salsa" panggil laki-laki dari arah pintu masuk yang dapat membuyarkan fokusnya.

"Eh Rey" ucapnya ketika sadar Lian sudah berada di sana dengan seorang wanita yang sepertinya ia kenal.

"Loh Ibu Vina?" lanjutnya dengan raut keheranan.

Yang di sapa hanya tersenyum ramah kepada Salsa.

"Iya Sal. Kenalin ini mama yang dulu aku bilang nyaranin Adiwarna buat acara ini" jawab Lian.

"Astaga aku baru tau kalo Bu Vina mamanya Rey. Makasih ya tante udah percaya sama aku dan Sabilla" ucapnya seraya membungkukkan sedikit badannya untuk memberi salam pada Vina.

Merindu Selamanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang