Grocery Shopping

490 44 4
                                    

Pagi ini Lian sudah berada di apartemen Salsa. Ia datang 1 jam lebih awal daripada biasanya karena Salsa mengajak untuk sarapan bersama di unitnya.

Di meja makan yang berukuran tidak terlalu besar itu sudah tersaji dua piring french toast dengan maple syrup dan mentega di atasnya. Tak lupa Salsa juga membuat latte untuk mereka berdua.

Salsa memang memilih menu roti untuk sarapan karena tidak membutuhkan banyak bahan dan cukup simpel menurutnya. Lagipula saat ini stok bahan makanan di lemari pendinginnya sudah mulai menipis.

Salsa dan Lian kini sudah berada di kursi masing-masing dan siap menyantap makanan di depan mereka.

"Gimana?" tanya Salsa sembari memotong roti di depannya.

Lian yang masih dalam keadaan mengunyah hanya bisa menganggukkan kepala antusias.
"Enaakk banget. Makasih ya udah repot-repot masakin" puji Lian setelahnya.

"Syukurlah. Gak repot kok kan itu juga gampang Li, kapan-kapan aku masakin yang lain" sahut Salsa.

Lian mengangguk-anggukan kepalanya setuju.
"Boleh, tapi kalo kamu gak capek aja yaa"

Sesi sarapan itupun berlanjut sampai tak terasa piring di depan mereka sudah mulai kosong dan kini menyisakan segelas kopi untuk masing-masing.

"Pulang kantor kamu capek gak?" tanya Salsa tiba-tiba.

Lian menggeleng.
"Enggak sih, soalnya hari ini jadwal aku agak lenggang. Kenapa Khai?"

"Stok bahan makanan aku udah mulai abis, jadi nanti rencananya mau...."

Belum sempat Salsa menyelesaikan kalimatnya, Lian langsung memotong.
"Oke aku anterin, nanti tunggu di lobby kayak biasa ya"

"thank you" balas Salsa disertai kekehan atas kepekaan Lian.

~

Seperti yang Lian katakan tadi, dirinya hari ini memiliki jadwal yang cukup lenggang di kantor. Saat ini ia hanya memeriksa beberapa dokumen dan nanti siang akan mendiskusikan perkembangan projek dengan timnya.

Sebenarnya segala persiapan mengenai venue dan vendor tidak terlalu membutuhkan waktu yang lama, semuanya bisa selesai dalam dua bulan ini. Hanya saja mereka perlu menyiapkan waktu yang cukup lama untuk keperluan pembuatan pakaian. Sisanya hanya tinggal menunggu waktu dan eksekusi saja.

Sama halnya dengan Lian, Salsa saat ini masih berada pada rutinitasnya dengan gaun-gaun yang ia buat. Dalam dua bulan berjalannya pembuatan pakaian untuk projek peragaan busana ini, progres yang dilakukan Salsa dan timnya sudah berjalan sekitar 40%. Begitupun dengan headpiece dan aksesoris yang dibuat oleh Sabilla, wanita itu sudah menyelesaikan setengah dari yang akan dia buat nantinya.

Salsa dan Sabilla memang memilih untuk memfokuskan waktu 6 bulan ini untuk HGM saja, mereka memutuskan untuk tidak menerima pembuatan gaun lain yang sifatnya made by order. Adiwarna pun saat ini Salsa serahkan pada karyawan profesional yang baru-baru ini ia rekrut. Hal itu tidak semata-mata karena mereka menjalankan projek di HGM saja tapi memang sudah dipikirkan oleh Salsa dan Sabilla jauh-jauh hari sebelumnya.

~

Salsa kini telah berada di lobby menunggu kedatangan Lian setelah jam pulang kantor. Tak lama kemudian muncullah mobil pria itu yang berhenti tepat di depan pintu lobby.

Sambil berlari kecil, Salsa segera menghampiri Lian yang wajahnya sudah muncul dari balik pintu mobil. Setelah masuk, keduanya pun langsung beranjak menuju ke sebuah pusat perbelanjaan untuk menuntaskan niat Salsa tadi pagi.

Merindu Selamanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang