Tanpa Kabar

425 35 6
                                    

Sudah terhitung satu hari sejak keberangkatan Lian ke luar kota dan sampai sekarang pun Salsa tak kunjung mendapat kabar dari pria itu. Lian sempat mengabarinya via telepon bahwa pria itu akan menghadiri sebuah makan malam yang juga salah satu rangkaian acara dari pertemuan yang dihadiri. Namun setelahnya Lian tak ada memberi kabar apapun lagi, bahkan sampai keesokan harinya pun Salsa masih tidak mengetahui apa yang kekasihnya itu lakukan saat ini.

Terbersit rasa khawatir pada diri Salsa. Kali ini bukan takut bahwa Lian akan menghilang lagi tapi ia takut ada sesuatu yang terjadi pada pria itu mengingat Lian sempat sakit pada beberapa hari sebelumnya. Apalagi dalam perjalanan bisnis kali ini Lian hanya datang sendiri, pria itu tidak berniat membawa rekan karena berpikir hanya dua hari berada di sana dan schedule nya tidak sepadat itu.

Salsa mencoba menepis semua dugaan itu dan berpikir positif mungkin saja Lian memang sedang kelelahan akibat dari aktivitasnya yang padat. Ia masih coba bersabar untuk menunggu lelaki itu mungkin akan menghubunginya nanti.

~

Hari ini Salsa tetap pada aktivitasnya di kantor HGM. Ia berusaha meredam kekhawatirannya dengan bekerja meski raut wajahnya saat ini tidak dapat berbohong mengenai hal itu. Sabilla yang menyadari hal tersebut tidak dapat menahan dirinya untuk tidak bertanya kepada Salsa.

"Kak Sal ada masalah?" tanya Sabilla sembari mendekati Salsa yang sedang berdiri di depan salah satu manekin.

Salsa yang menyadari hal itu sontak terkejut.
"Ha? Enggak ada kok Sab, emang aku kenapa"

"Gak tau juga sih, tapi diliat dari muka Kak Sal kayak ada yang lagi dipikirin"

Salsa menghembuskan napasnya berat. Sabilla kali ini benar-benar peka pada perasaannya. Salsa pun tak dapat menahan untuk tidak bercerita pada Sabilla.

"Aku kepikiran Rey" jawabnya sambil berjalan menuju meja kerjanya dan diikuti oleh Sabilla.

"Kak Rey bukannya di luar kota ya?" tebak Sabilla.

"Iya karena itu, dia gak ada kabar sejak semalem. Terakhir bilang mau ada makan malem, abis itu ilang gak tau kemana" jawab Salsa dengan menumpukan dagu pada kedua tangannya di meja.

"Mungkin lagi sibuk banget Kak, kamu gak coba tanya ke siapa gitu, Kak Dipta mungkin" saran Sabilla.

Salsa bahkan sama sekali tak terpikirkan akan hal itu. Menanyakan Lian pada Dipta tak pernah menjadi solusi yang salah karena pasti pria itu tahu sedikit banyak tentang Lian.

Setelah mendapat saran dari Sabilla, Salsa pun memutuskan untuk menghubungi Dipta untuk menemui pria itu ketika jam makan siang tiba.

Salsa menunggu Dipta di salah satu meja cafetaria. Dirinya sangat berharap Dipta dapat memberinya kabar mengenai Lian, setidaknya ia mengetahui bahwa pria itu baik-baik saja sekarang. Setelah menunggu beberapa menit, Salsa dapat melihat Dipta yang tak terlalu jauh dari mejanya terlihat sedang mencari di mana dirinya berada.

"Diptaa!" panggilnya sembari melambaikan tangan agar Dipta lebih mudah menemukannya di tengah banyaknya orang di sana.

"Ada apa nih, tumben" tanya Dipta ketika sampai pada meja di mana Salsa berada.

"Emm..gue mau tanya tentang Lian. Lo ada dikabarin gak sama dia" tanya Salsa dengan ragu.

Dipta sedikit mengingat-ingat apakah pria yang disebut Salsa tadi sempat menghubunginya.
"Enggak sih, bukannya lagi ke luar kota ya"

Merindu Selamanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang