Putus Asa

371 44 12
                                    

"Khaii, tolong bukain sebentar. Aku tau kamu masih di dalem"

Itulah suara Lian yang mungkin sudah mengucapkan hal yang sama sebanyak 5 kali hari ini. Berulang kali pria itu mengetuk dan memanggil sang empunya namun tak kunjung mendapat jawaban apapun.

Sejak pagi Lian sudah mendatangi unit Salsa untuk mengajak wanita itu berbicara. Ia tahu pasti Salsa masih berada di sana karena hari ini merupakan akhir pekan. Entahlah apa yang ingin pria itu bicarakan. Ia hanya berharap kesalahpahaman antar keduanya terkikis dengan cepat.

Namun dengan tidak adanya respon dari sang wanita, Lian merasa mungkin cukup untuk hari ini. Sepertinya amarah Salsa belum sepenuhnya mereda. Perkataannya kemarin mungkin membubuhkan luka yang cukup dalam di hati wanitanya dan ia sadar akan itu.

Dengan kondisi tubuh yang lesu akibat tidak tidur semalaman, pria itu berlalu pergi dari unit Salsa dan berjalan kembali menuju unit miliknya. Kondisi tempat tersebut saat ini sama sekali tidak mnggambarkan seorang Lian. Cukup berantakan dan tidak tertata, sama seperti pikirannya sekarang.

Setelah keputusan kemarin bahwa ia tidak akan pulang kerumah orang tuanya lagi membuat sang ibu terus saja menghubungi pria itu. Lian sama sekali tidak mau mengangkat telepon dari sang ibu bahkan dari Dipta sekalipun. Sahabatnya itu terus membuat ponselnya berdering dan menampilkan beberapa bubble chat menanyakan keberadaan dirinya.

~

Bohong jika Salsa mengatakan ia tidak mendengar sedari pagi ada yang mengetuk pintu unitnya secara berulang. Wanita itu tahu bahwa yang berada di balik pintu tersebut adalah Lian.

Tentu saja ada rasa iba mendengar suara pria itu yang awalnya bersemangat ingin menemuinya, sampai lama kelamaan terdengar keputusasaan di sana. Namun sayang, rasa iba itu sudah tertutup dengan amarahnya pada Lian. Sakit hati atas perkataan pria itu di rumah sakit beberapa waktu lalu cukup menorehkan luka di hatinya. Ia sengaja menahan diri untuk tidak membukakan pintu bagi pria di balik pintu itu.

Setelah merasa tidak ada lagi suara di luar sana, Salsa mengintip celah pintu yang ia buka sedikit untuk memastikan Lian benar-benar sudah pergi. Ketika keadaan sudah aman, wanita itu segera menghubungi seseorang yang memang sudah ada janji bertemu dengannya sore ini.

"Saya kesana sekarang" ucapnya setelah panggilan telepon tersambung.

....

"Saya sampai dalam 15 menit" Salsa menutup panggilan tersebut tepat setelah akhir kalimatnya.

Sesampainya Salsa pada salah satu restoran yang telah disepakati, ia langsung mencari keberadaan orang tersebut. Salsa langsung menghampiri dua orang di sana begitu menemukan tempat duduk mereka.

"Permisi, selamat sore" sapa Salsa yang berhasil mengalihkan fokus keduanya.

"Eh udah dateng. Duduk dulu, Salsa" ucap seorang wanita yang menyadari kedatangan Salsa.

Salsa tersenyum dan mengangguk menuruti. Ia mendudukkan dirinya di depan kedua orang tersebut. Ketiganya pun melanjutkan obrolan yang menjadi tujuan pertemuan kali ini. Salsa benar-benar menyimak hal penting apa yang membuat kedua orang di depannya ini mengundang Salsa untuk bertemu secara tiba-tiba.

~

Saat ini Salsa sedang mengendarai mobilnya untuk kembali ke apartemen usai menemui kedua orang tadi. Obrolan ketiganya benar-benar memakan waktu yang cukup lama sampai tak terasa matahari mulai menyembunyikan sinarnya.

Merindu Selamanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang