Ketahuan kan!

473 34 4
                                    

Di hari sabtu ini, pagi-pagi sekali Lian sudah beranjak dari unit apartemennya untuk menuju ke suatu tempat. Ia saat ini masih berada di dalam mobilnya untuk menunggu seseorang. Menonton video di youtube adalah salah satu cara Lian untuk mengisi waktunya.

Pria itu menyamankan posisinya dengan sedikit menurunkan sandaran kursi kemudi. Mengubah posisi handphone nya menjadi mode landscape dan tak lupa dengan sepasang earphone nirkabel yang bertengger di telinganya. Beberapa menit durasi video sudah ia tonton sampai tak menghiraukan apa yang ada di sekitarnya.

"Dorrr"

Lian sangat terkejut dengan kedatangan seseorang yang tiba-tiba muncul dari pintu sebelah kirinya.
"Hahh...astaga Khai kamu ngagetin aja sih. Ngapain coba begitu-begitu" cicitnya seraya mengelus dada guna menormalkan detak jantungnya.

Salsa yang melihat itu hanya bisa mengeluarkan tawanya, tak tahan melihat ekspresi Lian barusan.
"Lagian fokus banget, salah sendiri aku ketuk-ketuk kaca dari luar gak dibukain"

"Hehe...Aku lagi nonton, sayang. Maaf yaa" ucap Lian dengan tersenyum kikuk.

Seseorang yang sejak tadi Lian tunggu kedatangannya adalah Salsa. Hari ini mereka berdua berencana untuk mengunjungi tempat yang sudah lama tidak mereka datangi. Tempat tersebut membutuhkan waktu kurang lebih satu setengah jam perjalanan.

Setelah keduanya sudah memasang sabuk pengamannya masing-masing, Lian langsung melajukan mobilnya. Masih sangat pagi, jalanan belum terlalu ramai. Hal itu membuat Lian dapat mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang cenderung cepat.

Akhirnya mereka berdua dapat merasakan berpergian berdua selain menuju ke kantor. Akhir pekan sebelumnya keduanya hanya sebatas bertemu di unit masing-masing atau hanya sekedar mencari sarapan di sekitar apartemen.

"Mau nyetel musik gak?" tanya Lian pada Salsa.

Salsa mengangguk setuju dengan pertanyaan Lian.

"Mau apa?"

"Terserah, apa aja boleh" jawaban Salsa sangat menggambarkan wanita-wanita kebanyakan jika diberi pertanyaan seperti itu. Sebenarnya bukan Salsa tidak mempunyai pilihan sendiri, namun ia tahu bahwa selera musiknya dan Lian tidak jauh berbeda.

Lian mulai menekan beberapa pilihan di layar. Memilih lagu-lagu yang cocok untuk didengarkan bersama Salsa. Lagu yang dicari pun berhasil Lian temukan dan musik mulai terdengar.

Balonku ada lima...rupa-rupa warnanya

Mendengar lirik lagu tersebut, Salsa dengan cepat mengarahkan pandangannya ke Lian yang membuat tawa mereka akhirnya pecah.

"Ih kamu ngapain sih, Li" ucap Salsa dengan memukul pelan lengan Lian dan tetap mempertahankan tawanya di sana.

"Kamu katanya mau lagu apa aja"

Salsa hanya bisa mencebikkan bibirnya dengan dua tangan yang terlipat di dada.
"Ya bukan balonku juga kali, kamu kira di sini mau ada ulang taun anak-anak"

Lian masih tertawa dengan tingkah wanita itu. Padahal tadi dirinya sendiri yang mengatakan terserah.
"Udah jangan cemberut nanti kayak bebek"

"Biar aja kamu pacaran sama bebek" timpal Salsa tak mau kalah.

Lian tiba-tiba mengarahkan wajahnya tepat ke depan Salsa dan memasang raut wajah mengejek wanita itu dengan memajukan bibirnya berpose ala duckface.

Salsa memukul Lian secara berulang-ulang karena dari tadi pria itu hanya mengerjainya. Apalagi ketika sok bergaya menirukan wajah bebek. Aneh.
"Nyebelin ih"

Yang dipukul bukannya merasa kesakitan malah mengeluarkan cengirannya seolah senang dengan respon kekasihnya itu.
"Aduh aduh, udah dong sayang. Sakit tau" ucap Lian dengan tetap menunjukkan deretan giginya.

Merindu Selamanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang