Dia

401 43 6
                                    

Hari ini Lian berencana untuk tetap berada di apartemennya saja. Setelah projeknya kemarin sudah terlaksana, pria itu belum ada pekerjaan yang mengharuskannya pergi ke kantor lagi saat ini. Lian memanfaatkan waktu senggangnya untuk beristirahat sebelum nanti akan mendapat pekerjaan dengan posisi barunya. Sesuai dengan perjanjian awal, setelah berhasilnya projek ini Lian akan diangkat jabatan dalam jajaran direksi HG Media Nusantara.

Saat ini Lian juga sedang menunggu kedatangan seseorang. Tadi siang Alika menghubunginya bahwa wanita itu akan datang ke apartemennya beberapa jam lagi. Entah apa tujuan Alika tiba-tiba saja ingin mengunjunginya.

Sebenarnya saat ini Lian tidak ingin berinteraksi dengan siapapun setelah perbincangannya dengan Salsa beberapa waktu lalu. Wanita itu benar-benar memutus komunikasi bahkan tidak mau menemui Lian sedikitpun. Hal itu tidak menjadi alasan Lian untuk berhenti memperjuangkan Salsa, ia tidak ingin kehilangan wanita itu untuk yang kedua kalinya.

Lian sudah mencoba untuk menghubungi Farhan, ayah Alika. Ia berusaha menjelaskan tentang situasi yang terjadi bahwa perjodohan ini semata hanya karena keinginan sang ayah saja, Lian maupun Alika sama sekali tidak berniat untuk menyetujuinya. Namun Farhan mengatakan bahwa ia tidak bisa mengambil keputusan sendiri, ia harus tetap membicarakannya dengan Cakra setelah pulang ke Indonesia.

Di tengah kegiatan bersantainya di balkon, Lian dikejutkan dengan suara bel pintunya yang berbunyi. Pria itu tahu pasti orang yang datang tersebut adalah Alika.

Lian segera berjalan ke arah pintu dan membukanya. Ketika pintu terbuka menampilkan Alika yang sudah berdiri di sana seorang diri. Tunggu, dia tidak seorang diri. Ada satu orang lain di belakang wanita itu.

"Cepet, sinii!" Alika menarik tangan seseorang yang bersembunyi di belakangnya.

~

Alika hari ini memang mendadak menghubungi Lian dan mengatakan bahwa ia ingin bertemu di apartemen pria itu. Menurutnya ada hal penting yang harus laki-laki itu ketahui. Sebenarnya Alika mengatakan ingin berkunjung ke apartemen Lian setelah dirinya mengetahui fakta tentang sesuatu yang memang sudah ia curigai sejak lama.

Namun kedatangan Alika kali ini tidak sendiri. Wanita itu datang bersama seseorang yang menurutnya harus bertanggung jawab atas sabotase yang terjadi di HGM beberapa waktu lalu.

"Ayo cepet! Lo jangan berusaha kabur, ya!" ucap Alika sambil mencengkeram kuat tangan seseorang yang bersamanya sekarang.

Orang tersebut terus saja memberontak, berusaha melepaskan tangannya dari cengkeraman Alika. Sedangkan Alika masih mempertahankan posisi tersebut selama perjalanan menuju ke unit Lian.

Sesampainya di depan pintu unit, Alika beberapa kali menekan bel agar Lian segera membukakan pintu untuknya. Ketika pintu terbuka, menampilkan Lian dengan penampilan dan raut yang terbilang lesu daripada biasanya. Namun raut kebingungan tentu saja tergambar jelas di wajah Lian ketika melihat siapa yang datang bersamanya.

"Loh, sama Nola? Tumben, La" tanya Lian setelah melihat seseorang yang dari tadi berada di belakang Alika. Sedangkan yang disebut namanya hanya bisa membisu sambil menundukkan kepala.

"Ngobrol di dalem aja, Li" jawab Alika yang langsung melangkahkan kakinya ke dalam. Lian yang masih terpaku di depan pintu hanya bisa mengangguk sambil memberi jalan bagi dua orang tamu yang tidak ia ketahui tujuan mereka.

Kini mereka bertiga sudah mendudukkan dirinya ke sofa-sofa yang berada di ruangan depan.

"Jadi ada apa nih, tumbenan banget" tanya Lian pada dua wanita di sana karena merasa belum mendapat jawaban atas kebingungannya.

Merindu Selamanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang