Jalan Keluar

360 35 6
                                    

Setelah kekacuan yang terjadi kemarin, kini Salsa dan timnya tengah disibukkan dengan persiapan konsep baru mengenai gaun yang akan dibuat ulang. Kali ini Salsa lebih memilih untuk melakukan hal tersebut di butik. Menurutnya, butik adalah salah satu tempat yang membuat Salsa dapat menemukan inspirasi-inspirasi baru mengenai gaun yang akan dibuat.

Meskipun masalah kemarin menimbulkan dampak yang cukup besar, namun Salsa ingin mengesampingkan hal tersebut untuk saat ini. Ia hanya ingin fokus pada tugasnya saja sekarang.

Menyendiri di ruangannya, ditemani lembaran kertas dan sebuah pena yang ia gunakan untuk merancang gaun-gaun indahnya, Salsa berpikir cukup keras untuk sebuah gaun yang harus selesai dalam waktu kurang dari satu bulan itu. Setelah menghabiskan berlembar-lembar kertas, terciptalah satu desain yang cukup membuat wanita itu bisa benapas lega.

Sebuah gaun putih berekor panjang dengan dominasi kain tile di seluruh bagiannya.

Tidak berhenti sampai di situ, ada satu hal lagi yang membuat wanita itu harus menimbang-nimbang rancangannya. Dengan waktu yang tergolong singkat ini, tidak mungkin bagi Salsa maupun timnya untuk mengerjakan gaun yang pemasangan payetnya harus dikerjakan satu persatu. Salsa mencoba memeriksa kembali konsep yang akan diusung HGM pada acara ini.

Ide baru muncul ketika wanita itu melihat daftar nama dari para talent yang akan debut musim ini. Dengan cepat Salsa menuangkan apa yang ada di kepalanya ke dalam desain yang sudah ia buat sebelumnya. Ia yakin bahwa gaun ini akan benar-benar menjadi penggambaran mengenai konsep debut HGM musim ini. Dengan harapan yang besar, Salsa mencoba untuk mendiskusikan rancangan itu bersama timnya, apakah memungkinkan jika desain itu bisa selesai dalam waktu satu bulan.

Setelah semuanya sepakat dan yakin dengan ide ini, Salsa berencana akan mendiskusikan desain ini dengan pihak HGM esok hari sembari mereka harus menyiapkan barang-barang yang akan digunakan nantinya.

~

Pikiran Lian sekarang tak luput dari permasalahan sabotase yang dialami timnya kemarin. Sampai saat ini mereka belum bisa mendapatkan petunjuk siapa pelaku dari tindak kejahatan tersebut.

Saat ini Lian dan Dipta tengah berada di HGM's outdoor area. Sebuah area di luar ruangan yang memberi suasana lebih hijau bagi para pegawainya dan dilengkapi dengan beberapa tempat duduk yang masing-masing berisi 4 kursi dengan 1 meja persegi dan dilengkapi dengan sunroof.

"Belum ada suspect sama sekali, Ta?" tanya Lian pada Dipta untuk memastikan mengenai perkembangan kasus sabotase kemarin.

Dipta menggeleng lemah.
"Kalo secara bukti gue bener-bener belum nemu sama sekali. Tapi kalo lo tanya ada orang yang gue curigai atau enggak, jawabannya ada"

Lian mendongakkan kepalanya yang tadi tertunduk ke bawah ketika mendengar pernyataan Dipta.
"Siapa?" tanya Lian dengan satu alis terangkat.

"Entahlah, sebenernya gue juga gamau bilang kalo belum nemu bukti. Tapi cuma ini satu-satunya orang yang bisa kita pantau" jawab Dipta dengan memelankan suaranya.

"Ya tau, gue juga gak mungkin tiba-tiba nonjok orangnya kalo cuma bawa tangan kosong. Siapa sih?" tanya Lian sekali lagi.

"Nola!"

Tiba-tiba Lian memanggil asistennya yang ia lihat dari kejauhan sedang mencari keberadaan pria itu. Mendengar Lian melakukan hal itu sambil melambaikan tangannya, Dipta pun turut melihat ke arah pandang sahabatnya itu.

Merindu Selamanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang