Cukup

374 38 5
                                    

Terlaksananya projek antara HGM dengan Adiwarna menandakan bahwa kerja sama antar keduanya juga telah berakhir. Hal itu membuat Salsa dan Sabilla bisa kembali kepada rutinitas mereka di butik. Namun untuk beberapa hari kedepan mereka berdua memutuskan untuk rehat sejenak usai pekerjaan panjang yang mereka lakukan.

Seperti hari ini, Salsa tengah berada di kediaman Sabilla untuk menjemput wanita itu. Mereka berdua berencana untuk pergi bermain tenis pagi ini. Terlihat dari Salsa yang sekarang sedang duduk di ruang tamu Sabilla dengan menggunakan setelan baju olahraga lengan panjang berwarna putih dan abu-abu.

"Dandan model gimana sih, lama banget?" ucap Salsa ketika melihat Sabilla baru turun dari kamarnya setelah menunggu kurang lebih 20 menit di sana.

Sabilla yang tidak merasa bersalah hanya bisa memamerkan deretan giginya.
"Yuk, Kak. Keburu siang"

Salsa memandang wajah cantik wanita itu dengan mulut menganga, bingung dengan sikap sepupunya.
"Yang bikin lama siapa, yang buru-buru siapa" ucapnya sembari meninggalkan Sabilla sendiri di sana.

~

Kini keduanya telah sampai di salah satu lapangan tenis yang telah mereka sewa untuk beberapa jam. Salsa tengah bersiap melakukan pemanasan sebelum memulai permainan, sedangkan Sabilla saat ini masih sibuk berkutat dengan raketnya.

Mereka akan bermain single yang berarti Salsa akan head-to-head dengan Sabilla dalam permainan kali ini. Sebenarnya hari ini bukan kali pertama mereka bermain tenis karena olahraga tersebut menjadi salah satu yang digemari keduanya dulu. Namun karena adanya kesibukan yang cukup padat, mereka jadi tidak bisa melakukannya sesering dulu.

Setelah mereka sudah melakukan beberapa kali permainan dan skor menunjukkan bahwa Salsa lebih unggul, Sabilla tiba-tiba meminta berhenti sejenak karena merasa lelah.
"Kakk! Break dulu, ya. Capek banget" ucap wanita itu sambil menunjukkan raut wajah yang kelelahan dengan napas terengah.

Salsa yang berada di seberang net itu hanya mengangguk dan mengikuti Sabilla untuk duduk di salah satu kursi panjang tempat barang-barang mereka berada.

Sabilla segera mengambil botol air yang ia bawa dan meneguknya tanpa jeda, sedangkan Salsa masih mencoba menetralkan napasnya.

"Gila sih kamu, Kak. Jago banget, kualahan aku" ucap Sabilla seusai mengabiskan setengah air di botol minumnya.

"Biasa aja, udah lama gak main tenis. Lo aja yang cupu" Salsa malah meledek wanita di sampingnya. Sabilla memang juga suka bermain tenis, namun tidak sesering dirinya.

Sabilla malah mencebikkan bibirnya kesal. Ya walaupun itu adalah fakta, tapi setidaknya ia tidak secupu itu dalam urusan bermain tenis.

Sekarang Sabilla malah memainkan ponsel untuk membuka media sosialnya guna membuat sedikit update tentang kegiatannya hari ini. Wanita itu memotret kakinya dan Salsa dengan dua buah raket dan sebuah bola tenis yang tergeletak di sana. Ia menambahkan sedikit caption dan menandai akun Salsa sebelum akhirnya di-posting.

Tiba-tiba Sabilla merasakan ada ponsel yang berbunyi di dekatnya. Ia tahu jika itu adalah ponsel milik sepupunya.
"Kak, ada yang telpon" ucapnya sambil menunjukkan ponsel milik Salsa.

Salsa yang tadi kembali bermain tenis seorang diri, kini segera berhenti dari kegiatannya dan berlari kecil ke arah Sabilla.

"Halo, Li?" ucap Salsa pada sang penelepon setelah mengangkat panggilan itu.

Merindu Selamanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang