18. Chaka's schedule

411 43 0
                                    

Pekan ujian pun tiba. Sama seperti murid-murid yang lain, Chaka juga mempersiapkan dirinya untuk menghadapi ujian kali ini. Tak banyak yang Chaka lakukan selama ujian. Hanya berangkat, ujian, pulang, mengurus berkas, belajar dan tidur. Hari ini juga hari ketiga Chaka ujian dan hari dimana setelah ujian ia harus terbang ke Batam untuk melakukan rapat penting.

"Kamu kelihatan sangat kelelahan Chaka." Suara sang sekretaris berhasil memasuki indra pendengaran Chaka yang sedang mengistirahatkan tubuhnya.

Mereka sedang berada di dalam pesawat yang baru saja lepas landas. Keduanya berangkat bersama karena beberapa yang lain sudah melakukan penerbangan lebih dulu.

"Nggak, Kak, cuma ngantuk aja," sahutnya dengan mata terpejam

"Ya udah, untuk materi udah aku pelajari jadi nanti kamu nggak perlu terlalu maksain diri."

"Santai aja, Kak. Aku mau lihat materinya."

Gina memberikannya dengan sukarela. Ia sedikit merasa iba terhadap Chaka yang harus bergelung dengan bisnis di usia yang cukup dini. Ia terkadang membandingkan Chaka dengan adiknya. Bukan hal yang negatif, hanya saja melihat adiknya bisa bermain dan berkumpul bersama teman lalu melihat Chaka hanya belajar dan bergelung di dunia bisnis itu berhasil menyentil hati nuraninya. Jika boleh berkata, ia merasa semua tak adil untuk Chaka yang seharusnya masih membentuk jati diri. Tapi ia sadar bahwa Chaka memang sudah dipaksa mandiri sejak dini.

"Kira-kira rapatnya selesai jam berapa, Kak?" Menutup laptopnya

"Sekitar jam 4 dan penerbangan kembali ke Jakarta jam 6, tapi hanya kamu sendiri nggak apa-apa? Bu Casa menugaskan aku untuk beberapa hari mengawasi penjualan di Batam," penjelasan Gina membuatnya sedikit mengerutkan dahi. Penuturan itu seolah-olah dia tak bisa melakukan segala sesuatu sendiri dan ia merasa sedikit tersinggung mungkin?

"Whatever," sahutnya telak yang menimbulkan kerisauan dihati Gina

"Aduhhh keknya salah ngomong deh," batinnya meringis

Chaka langsung melipir menuju toilet bandara setelah diantarkan pakaian formal untuknya. Dasi, kemeja putih lengan panjang, jas hitam, celana bahan dan sepatu pantofel menjadi outfit-nya siang ini. Gerah dan muak Chaka rasakan saat ia mengenakan pakaian itu. Sampai akhirnya Chaka meminta kaca mata hitam milik salah seorang bodyguard kiriman mamanya.

Tampan dan menawan. Penampilannya malah membuat semua orang yang berada di bandara terfokus pada Chaka bahkan untuk berkedip pun rasanya enggan.

"Kayaknya kamu jadi pusat perhatian sekarang," goda Gina yang berada di sampingnya

"Not my business, I just wanna finish the meeting quickly."

"Astaga, formalnya."

Gina suka menggoda Chaka karena tak seperti adiknya yang jika digoda malah memberikan tajam untuknya.

Ya benar apa kata Gina, sekitar jam 4 lewat mereka baru selesai dengan meeting mereka. Muak, Chaka muak dengan tampang tak bersalah mereka yang jelas-jelas menampilkan bahwa mereka ada seorang penjilat.

Mama

Can I do something what I want? |

| What you want, Chaka?

Eradicate a few pests perhaps? |


Chaka tak mempedulikan notif apalagi yang masuk ke dalam ponselnya. Yang pasti ia sudah mengganggu jalan Chaka dan bukannya harus dibasmi daripada ia yang dibasmi oleh mamanya?

Chaka, Congrats!! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang