19. Akhir ujian

365 40 7
                                    

Jian dengan telaten membantu Chaka membersihkan lukanya beberapa hari yang lalu. Seakan kosong, matanya menatap nanar pada punggung Chaka yang ternyata memiliki luka lebih parah.

"Apa ini sakit?" Tanyanya saat mendapati Chaka sedikit meringis

"Kita nggak sedekat itu sampai gua ngasih tau apa itu sakit atau enggak."

Jawaban dari Chaka membuat Jian memilih mengatupkan bibirnya dan fokus memberikan obat merah pada punggung Chaka. Selesai dengan semuanya, Jian menyerahkan kaos yang tadi sempat diberikan oleh Nabil. Dapat Jian lihat jika Chaka tertidur dengan posisi tengkurap. Mungkin sedikit nyeri, pikir Jian.

"Gimana?" Pertanyaan itu terlontar saat Jian keluar dari kamar tamu apartemen Nabil

"Tidur," ucapnya lalu menutup pintu kamar

Galang, pria itu membuka sedikit pintu kamar dan memang benar Chaka tertidur tetapi dengan posisi tengkurap.

"Lo yakin dia baik? Kenapa posisi tidurnya gitu?"

"Luka dipunggungnya lebih parah dari luka goresan pisau yang dibilang Bang Hernes," jawaban Jian sukses membuat mereka terkejut dan bingung

"Maksud lo gimana? Coba kasih tau secara rinci."

"Just my opinion ya, itu seperti luka cambuk? I don't know, he didn't answer my question," ucapnya yang sebenarnya tanpa keraguan

"Rumit," Mark berucap setelah ia menghembuskan napasnya secara kasar

"Seberat apa ya hidupnya."

"Berat, bahkan gua yakin lo semua nggak akan bisa nanggung apa yang Chaka tanggung," jawaban itu mengundang mereka untuk menatap lebih serius ke arah Galang yang masih membuka sedikit pintu kamar

Galang sengaja menjeda kalimatnya untuk menatap sejenak Chaka yang tengah terlelap di dalam kamar. "Chaka, dia bos dari kakak gua," ucapan Galang seolah seperti bom waktu yang mengheningkan sekitarnya.

"Wait bro, wait a second. Ini maksudnya gimana?"

"Beberapa hari yang lalu gua liat kakak gua pulang sama cowo, gua kira pacarnya. Ternyata itu Chaka dan setelah gua tanya kenapa kakak gua bisa kenal. Yah seperti yang gua bilang tadi, dia bos kakak gua."

Baru saja Rendi akan berucap, notif di hp nya berhasil membuatnya urung berucap.

Om Hardian (BG Chaka)
Online

| Nak Rendi, apa Tuan Muda Chakarana bersama nak Rendi?

Iya om, kenapa ya? |

| Syukurlah
| Saya tadi mencoba menghubungi Tuan Muda tetapi tidak bisa
| Saya hanya ingin minta tolong untuk sampaikan pesan saya jika Tuan Muda jangan kembali dulu ke rumah Nyonya Casa

Nyonya Casa siapa om? |

| Ibu kandung Tuan Muda Chakarana

Baik om, akan saya sampaikan |

| Oh iya, untuk seragam akan saya kirimkan, bisa minta tolong untuk mengirimkan posisinya, nak Rendi?


Selesai bertukar pesan dengan Hardian, Rendi melihat ternyata teman-temannya sudah fokus pada dirinya. Tanpa basa-basi Rendi pun menunjukkan isi percakapannya dengan Hardian.

"Lah ngapa Chaka kagak boleh balik ke rumah maknya?" Heran Jian

"Ya lo tanya sendiri aja sih," kesal

"Udah elah, pada balik lo semua, besok masih ujian."

Chaka, Congrats!! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang