05

4.1K 422 3
                                    

Vote ya sayang ku🥺

.
.
.

Seorang anak kecil berkelamin laki-laki terlihat sedang duduk sendirian dengan memegang perutnya, kemungkinan besar kalau dia sakit perut.

Kemudian tidak berselang lama anak itu di hampiri oleh seorang gadis berseragam SD.

"Kakak kenapa? Kakak sakit ya?"

Anak laki-laki itu menoleh tapi dengan ekspresi datar. Tapi pucat nya wajah tidak bisa membohongi siapa pun kalau anak laki-laki itu sedang menahan sakit.

Tidak mendapatkan respon apapun tidak membuat gadis kecil itu menyerah. Justru dia dengan cepat mengeluarkan sesuatu dari ransel nya.

"Kalau kakak lapar, makan saja. Ini masih baru kok, oh iya nama ku Snefi!"

"Iss.. ayo ambil," gadis kecil yang mengaku Snefi itu menyerahkan roti dan susu kotak dengan paksa.

"Nama kakak siapa?" Snefi duduk sambil mengayunkan kedua kaki kecil nya.

"Marius,"

"Woah.. bagus banget nama kakak!"

Di halte itu hanya di isi dengan ocehan Snefi kecil yang beberapa kali Marius tanggapi secara terpaksa.

Hampir setengah jam, ada mobil yang berhenti di depan mereka membuat Marius segera berdiri dan pindah duduk ke trotoar.

Dari dalam mobil keluar seorang pria dengan pakaian mewah, walau melihat ekspresi ketakutan milik anak kecil yang memberikan nya roti serta susu kotak tak membuat Marius bergerak.

"KAK MARIUS TOLONGIN SNEFI! SNEFI GAK MAU IKUT AYAH .. AYAH JAHAT!!"

"KAK MARIUS!"

Marius terbangun dari tidur nya dengan nafas tersengal-sengal, dahinya penuh akan keringat. Entah kenapa ingatan tentang masa kecil itu datang ke mimpinya.

Melihat jam sudah menunjukkan pukul 5:45 pagi, Marius segera keluar kamar setelah mandi. Dia harus membuat sarapan untuk dirinya dan adiknya.

Menu yang Marius buat hanya nasi goreng yang sesuai dengan permintaan adiknya kemarin. Marius juga tidak lupa membeli kecap serta kerupuk.

Saat sudah selesai, Marius kembali ke kamarnya untuk memakai seragam sekolah. Setelah selesai berpakaian Marius membangunkan adiknya.

"Snefi ayo bangun, sudah pagi."

"Emm... Lima menit lagi,"

Marius menarik gorden, kebetulan kaca kamar Snefi menghadap tepat ke timur yang membuat cahaya matahari pagi masuk begitu bebas ke dalam sana.

"Cepat bangun atau abang berikan nasi goreng nya ke kucing tetangga," ancam Marius sambil berlalu dari kamar.

Mendengar kata nasi goreng, Dara langsung bangun dan berlari ke kamar mandi. Mencuci muka, gosok gigi tanpa mandi.

Saat tiba di ruang makan harum nasi goreng langsung tercium oleh hidung nya. Dara ngiler di buat nya.

"Jangan lupa baca doa,"

"Baik-baik,"

Selesai berdoa Dara memakan nasi goreng dengan lahap, bahkan sampai menghabiskan dua piring.

+

"Salah sendiri makan berlebihan,"

Sesampainya di sekolah, Dara di landa sakit perut. Dan dia harus di ungsikan ke UKS selama jam pelajaran pertama berlangsung.

"Salah kak Marius yang membuat nasi goreng nya seenak itu! Aku jadi kalap," ujar Dara tidak mau kalah.

"Jadi dedek Snef sakit perut gara-gara nasgor?" heran Haslan.

"Lo pikir gara-gara apa?" sinis Max.

"Hehe ... Kirain gegara dapet,"

Memilih untuk abai, Dara fokus kepada Marius yang menyuapinya bubur hangat.

"Kak Marius mending makan dulu, aku bisa kok makan sendiri." Dara merasa malu karena menjadi pusat perhatian pengunjung kantin.

"Yakin?"

"Bro, yang sakit itu perutnya bukan tangannya!" ucap Haslan greget. Dara mengangguk cepat membenarkan ucapan Haslan. Marius dengan enggan menghentikan suapan nya.

"Nah sekarang biar kakak Haslan yang suapin dedek,"

"Anjing Haslan!" umpat Marius yang di tanggapi tawa oleh Haslan. Pemuda itu merasa terhibur melihat sahabatnya emosi.

Max memasang ekspresi datar andalannya. Kejadian ini sudah biasa terjadi, dan semakin menjadi saat kedatangan Snefi di circle mereka.

Prangg

Suara pecahan mangkok terdengar menggema membuat seluruh pengunjung kantin teralihkan perhatiannya. Di tengah sana terlihat seorang pemuda dengan paras cantik sedang berdiri dan seorang gadis yang duduk bersimpuh di lantai.

"M-maaf Lyo.. a-aku gak sengaja .."

"Gak sengaja, yakin? Di jalan seluas ini masa lo nabrak gue yang lagi berdiri di pinggir." kekeh Lyo.

"Yakin gak sengaja?" ulang Lyo. "Kalo mau caper bilang aja kali," lanjut Lyo. Dirinya segera pergi keluar kantin, bajunya terkena kuah bakso yang lumayan panas.

"Anjir tu cewek, kelihatan banget caper nya." komentar Haslan dengan sinis.

Dara kembali ke aktivitas nya yaitu makan, tapi kepalanya sibuk berpikir tentang kejadian yang baru saja terjadi itu.

Keringat dingin mulai muncul di pelipisnya. Perasaan takut datang, Lyo berubah tapi tidak secara negatif justru tokoh lain yang berubah menjadi negatif atau antagonis dadakan bertopeng protagonis.

"Aku harus memikirkan cara nya kabur, cewek itu pasti juga mengincar ku." batin Dara.

"Snefi ada apa?"

"T-tidak ada," Dara menjawab pertanyaan Marius yang kentara sekali akan ke khawatiran.

"Sakit lagi perutnya?" Max ikut bertanya.

Dara menatap satu-satu wajah tiga pemuda yang ada di depannya. Mereka tidak tertarik sedikitpun dengan Lyo bahkan dengan tokoh baru yang mengganggu Lyo yaitu Jessica Amber. Apakah dengan begini dia aman? Harus kah dia mengurungkan niatnya untuk kabur?

***

Sampai jumpa di update berikutnya.

Antagonis Di Novel BL [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang