09

3.5K 319 12
                                    

Vote ya guys.


Sekarang entah dengan bagaimana Dara menjawab pertanyaan dari Marius yang mempertanyakan tentang cerita Snefi soal keluarga nya.

Karena rasa gugupnya yang berlebihan Dara harus menggigit lidahnya sendiri. Sapuan jemari di bibir nya membuat Dara terkejut.

"Maaf,"

Hanya satu kata itu yang dapat Dara ucapkan sekarang. Dirinya ingin mengucapkan segala hal kepada Marius tapi lidahnya seakan terkunci. Dapat Dara lihat dari tatapan Marius ada pancaran kekecewaan.

Dara bisa apa? Haruskah Dara mengatakan dia bukan Snefi asli. Haruskah Dara mengatakan kalau semua orang di sini hanyalah tokoh novel? Novel kisah percintaan sesama jenis?

"A-aku.."

Kata-kata penjelasan yang tersusun rapi di kepala tercekat begitu saja menimbulkan rasa sesak di kerongkongan yang merambat ke bawah masuk ke paru-paru.

"Tidak masalah Snefi, jangan menangis."

Marius tidak pernah tahan melihat air mata yang datang dari adiknya. Dia mungkin kecewa tapi rasa sakit melihat adiknya menangis lebih buruk dari apapun.

Dara terisak pelan di dalam pelukan Marius. Kepalanya mendadak sakit memikirkan bagaimana bisa Snefi melakukan ini semua.

"Tidak apa-apa, kakak tidak akan marah." bujuk Marius sambil menepuk punggung Dara dengan lembut. Kecupan halus pun Marius berikan di atas kepala Dara bermaksud untuk menyalurkan ketenangan.

Suasana haru itu mendadak menjadi rusak karena kedatangan Lyo yang menerobos masuk ke dalam apartemen Marius.

Marius sudah dua hari pindah ke apartemen pemberian Jansen itu. Dara dan Lyo mendapatkan akses istimewa karena keduanya mengetahui pin apartemen.

"Jangan mencium adik ku sembarangan!" sembur Lyo dengan ekspresi galaknya.

Akur tapi tidak akur itulah definisi dari hubungan Lyo dan Marius.

Lyo membawa Dara menjauh dari tubuh Marius. Menarik gadis itu ke sofa lain untuk duduk bersama.

"Katakan, apa dia melukai hati mu?"

Marius mendengus malas mendengar pertanyaan itu.

"Tidak. Justru Snefi yang menyakiti hati kak Marius,"

Dara sudah terbiasa memanggil dirinya sendiri dengan nama 'Snefi'. Tidak canggung sama sekali, mungkin karena dia sudah lama berada di raga Snefi.

Lyo mengusap air mata Dara yang masih berjatuhan. "Hati nya terbuat dari baja, dia tidak akan sakit hati." ucap Lyo dengan santainya.

"Berhenti menangis nanti mata mu bengkak, kasian tante Natalie nanti." kata Marius.

"Yang cecunguk katakan itu benar, apa kamu lupa mama kalau khawatir sedikit menyebalkan." Lyo menambahkan.

Buk

"Awss.. APA YANG KAU LAKUKAN?!"

BUK

Lyo membalas lemparan bantal dari Marius dengan pukulan bantal juga dengan cukup keras.

"Anak mana yang mengatakan kekhawatiran orang tuanya sebagai sesuatu yang menyebalkan?" omel Marius.

"Itu memang fakta .. AKH! LEPASKAN TELINGA KU!"

Terjadilah peperangan antara Marius dan Lyo yang membuat Dara menghentikan tangisannya. Isakan itu berganti dengan tawa.

"Apa yang kamu tertawa kan dasar bocil?!"

Lyo beralih menyerang Dara dengan gelitikan di atas perut yang membuat Dara semakin tertawa.

"He-hentikan Lyo!"

"Tidak akan!"

"Kak Marius tolong..! Hahaha.. Lyo hentikan." 

"DASAR MARIUS BABI!"

Teriakkan Lyo pecah karena Marius menarik kembali telinga pemuda itu.

Ketiganya menghabiskan waktu bersama walau lebih di dominasi pertengkaran kecil antara Lyo dan Marius.

***

"Ampun tuan!"

"Tolong ampuni saya, berikan saya satu kesempatan lagi!"

"Satu kesempatan kata mu?!"

Pria yang bersimpuh di bawah kaki seorang pria tinggi itu semakin bergetar mendengar bentakan.

"Tu-tuan saya mohon, kali ini.. kali ini saya jamin akan berhasil!"

Namun tidak membuat dirinya untuk mundur mengajukan permohonan.

"Kau tau aku sudah menyusun rencana ini berapa lama?! Dan saat berjalan malah gagal di tengah jalan!"

"Saya tau tuan, saya tau.. maafkan saya."

"Tidak berguna, aku tidak membutuhkan mu lagi."

"TIDAK TUAN! MAAFKAN SAYA, SAYA MOHON!"

Pria itu berjalan keluar tanpa menoleh lagi meninggalkan pria malang itu sendirian.

"Lakukan rencana cadangan Meka, sekarang."

Setelah mengatakan itu melalui telepon, pria itu melajukan mobilnya meninggalkan gedung kosong yang menjadi tempat dirinya bertemu dengan beberapa orang suruhan miliknya atau bisa di bilang anak buah nya.

Pria itu bukan ketua mapia ataupun gangster. Dia hanya pria biasa yang terobsesi melakukan sesuatu terhadap targetnya.


Tbc

Hi cinta maaf telat update soalnya aku mager ngetik, maafin ya huhu (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)

Antagonis Di Novel BL [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang