19

2.2K 166 8
                                    

Max menyetir mobil dengan kecepatan tinggi menuju alamat rumah sakit tempat kekasih nya di sekap Damar. Asta Kaniya kekasih Max sejak SMP tapi karena sebuah kecelakaan menimpa gadis itu membuat koma selama 3 tahun.

"Tuan Max Flegan?"

Max mengangguk menanggapi seorang pria yang tidak ia kenal. "Mari tuan, nona Asta akan segera kami pindahkan ke rumah sakit pusat kota."

Max menurut, ikut masuk ke dalam ambulans duduk di samping Asta yang terbaring dengan alat bantu nafas dan selang infus. Wajah pucat yang tetap cantik itu menjadi penyemangat hidup Max sejak orang orang tuanya tidak ada.

"Maafin aku Asta ... Aku tau kamu pasti gak suka aku melakukan ini," lirih Max. Dokter mengatakan bahwa alat bantu Asta seharusnya sudah di lepas sejak 2 bulan yang lalu karena terkendala biaya. Namun Max bersikeras untuk tetap melakukan perawatan dia berjanji kepada dokter namun rupanya keadaan genting nya di manfaatkan oleh Damar melalui Jessica yang dengan terpaksa dirinya menyetujui itu.

Sesampainya di rumah sakit pusat kota, Asta langsung di tangani oleh dokter terbaik. Perawatan intensif itu di tanggung Damar selama enam bulan ke depan.

"Aku pergi dulu, setelah semuanya selesai aku akan kembali." bisik Max di telinga Asta.

***

20 mobil berisikan bodyguard milik Jansen melaju, membelah sepi nya jalanan ke arah kediaman Damar. Marius dan Lyo memutuskan untuk satu mobil saja dengan Lyo sebagai supir nya. Marius masih lah belum bisa bergerak bebas. Lalu Jansen memimpin di barisan paling depan bersama Dafka. Masing-masing membawa senjata entah belati atau pedang yang pasti semuanya membawa pistol.

Lyo membelokkan mobil ke arah lain memotong barisan. Dafka yang melihat melalui spion mobil merasa khawatir.

"Biarkan mereka berdua bergerak semaunya, mereka sudah besar."

Mendengar ucapan Jansen, Dafka hanya bisa mengangguk dalam diam. Kalau sudah tuan nya berkata seperti itu berarti memang keduanya sudah merencanakan itu jauh sebelum ke sini.

Lyo keluar lalu mengambil katana miliknya lalu menyampirkan nya ke bahu. Marius sendiri hanya membawa pistol. Keduanya menyelinap melalui gerbang belakang sedangkan Jansen dan antek nya tentu saja lewat depan.

Lyo berdecak kesal saat sepatunya tersangkut di akar pohon. Kalau dia dewasa nanti tidak akan membangun rumah di tengah hutan begini, bikin repot.

Keduanya menyelinap dengan lancar setelah berhasil menyabotase gerbang yang terkunci. Tidak ada suara baku tembak ataupun hantam yang menandakan kalau Jansen belum sampai.

Lyo sudah menjabarkan tentang rencana yang dia susun sendiri. Keberhasilan rencana tergantung bagaimana Marius bergerak saat menyelinap untuk membawa Dara keluar.

Tak

Bruk

Satu anak buah yang berjaga di samping taman tumbang karena Lyo pukul tengkuk nya menggunakan ujung katana miliknya. Marius juga melakukan hal yang sama bedanya dirinya membekap mulut dan hidung penjaga atau mematahkan lehernya langsung.

Dahi Marius sudah berkeringat padahal mereka baru melumpuhkan 5 orang, Lyo 2 dan Marius 3. Marius juga merasakan perih dan pedih pada punggungnya. Retakan sialan ini sungguh membuat Marius kerepotan sendiri.

Lyo mengisyaratkan untuk bersembunyi di balik pilar karena melihat Damar yang keluar dari dalam mansion. Pria itu keluar bersama asisten nya yang Lyo tidak tahu namanya. Lyo dapat melihat kalau ayahnya sudah sampai dan turun dengan membawa senapan. Lyo tanpa sadar bergidik ngeri melihat itu.

Antagonis Di Novel BL [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang