17

2K 167 2
                                    

Alih-alih terbangun di ruangan gelap, seram dan bau Dara justru terbangun di kamar mewah. Seragam nya sudah tergantikan dengan piyama polos berwarna merah muda.

Dara yang merasakan perih di bagian kepala belakang nya secara tidak sadar langsung menyentuh area itu. Terdapat perban di sana, sebenarnya ini penculikan atau apa?

"Kau sudah bangun?"

Dara mengernyitkan keningnya melihat pria yang terlihat asing di matanya. Mendadak Dara panik dan beringsut mundur saat pria itu mendekat ke arahnya.

"Tidak usah takut begitu dengan paman mu, ah.. perkenalkan aku adalah Damarka Ajarha kakak lelaki dari ibu mu Jasmine Azarha."

Dara tidak mengenal pria yang mengaku sebagai paman nya itu. Biasa saja itu bentuk siasat untuk menjebak nya.

"Tidak percaya?" Damar mengambil sebuah buku tebal kemudian meletakkan nya tepat di hadapan Dara yang ternyata itu adalah sebuah album foto. "Buka saja," dengan gerakan ragu-ragu Dara membuka album dan mengamati nya perhalaman.

Di sana ada foto sebuah keluarga yang awalnya adalah pasangan suami istri kemudian setelah beberapa halaman orang yang di dalam foto bertambah yaitu seorang bayi yang ternyata seorang anak laki-laki setelah membalik beberapa halaman.

Keluarga yang sangat bahagia itulah yang Dara dapat simpulkan. Kemudian ada foto seorang wanita hamil besar yang di peluk oleh dua laki-laki berbeda usia yang tersenyum lebar.

"Sehari sebelum ibu ku melahirkan ibumu," ujar Damar menjelaskan.

Dara membalikkan ke halaman berikutnya. Di halaman itu hanya ada foto seorang wanita duduk di sebuah kursi sambil menggendong seorang bayi.

"Itu adalah ibu mu, Jasmine .. belahan jiwaku."

Dara merinding mendengar suara berat Damar saat menyebut kalau Jasmine adalah belahan jiwa nya. Seperti nya orang ini sakit jiwa, pikir Dara.

"Lalu kenapa menculik ku?" tanya Dara dengan ekspresi takut.

"Lihat, bukan kah kalian sangat mirip."

Dara menatap sebuah foto seorang gadis remaja berseragam SMA yang memeluk sebuah piala sambil tersenyum manis. Di samping gadis itu ada seorang anak laki-laki tinggi berekspresi datar. Memang benar, wajah gadis itu mirip dengan Snefi namun kalau di lihat lebih jelas wajah Jasmine terlihat lebih kalem.

"Tidak mirip," ucap Dara.

Damar mendinginkan ekspresi nya merasa tidak terima dengan ucapan Dara. Pria itu mencengkeram leher Dara sambil mendesis tajam.

"Berani nya kau mengatakan itu! Kau adalah anak Jasmine tentu mirip dengan nya!"

Mata Dara berkaca-kaca menahan tangis mendapati Damar yang emosi. "Bu-bukan ny meman-g tid-dak mirip ... Aku i-itu mirip a-ayah!"

Dara memegang tangan besar Damar saat merasakan cekikan itu semakin kuat di lehernya.

"Kau!.."

Tok tok tok

"Tuan anak itu mencari anda,"

Damar menghempaskan tubuh Dara di kasur lalu pergi keluar dari kamar itu. Dara yang di tinggalkan segera memeluk lututnya, menyembunyikan wajahnya di sana dan menangis.

Hidup nya hancur, orang yang dia sayangi juga hancur. Apa yang harus Dara lakukan? Apakah dirinya harus mati.

"Haslan.."

Di sela tangisnya Dara memanggil nama Haslan. Dara merindukan pemuda konyol dengan emosi setipis tisu itu. Dara menangis sampai tertidur tanpa sadar.

***

Antagonis Di Novel BL [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang