Happy reading(ʘᴗʘ✿)
**
**
**
"Jangan membuat saya malu, jangan sampai uang yang saya keluarkan jadi sia-sia!", peringat pria paruh baya yang sedang duduk di kursi kebesarannya dengan angkuh pada seorang gadis. Tapi sayangnya gadis itu tidak memperhatikan apa yang di ucapkan nya, karena ia mengagumi keindahan ruangan itu.
Pria itu menggeram marah, bisa-bisanya gadis di depannya itu tidak mendengarkan ucapannya. Ia paling tidak suka jika perkataan yang terlontar dari mulutnya hanya di anggap angin lalu, itu sama saja dengan menghinanya.
"Dengarkan baik-baik!", perkataan pria itu dengan membentak yang membuat Gania menjadi terkejut.
Karena terkejut, Gania menjadi latah, untung saja ucapannya masih ramah, jika tidak mungkin ayah nya itu pasti sudah mengusirnya. "Eh ayam beranak anaknya itik!", latahnya.
Sang tangan kanan tuan angkuh itu pun menahan tawanya saat melihat perilaku anak bungsu majikannya itu.
"Ayah ngagetin Nia tauk!", kesal gadis itu sambil mengerucutkan bibirnya.
'gadis yang berani', batin Vero selaku sekretaris dari tuan western itu.
"Keluar!", usir ayahnya.
"Oke! Dadah ayah ku!", ucap gadis itu lalu melengos pergi. Tak berselang lama, kepala gadis itu menyembul dari balik pintu dan kembali masuk ke ruang kerja ayahnya itu. Dia menghampiri ayahnya, lalu mencium pipi kiri pria itu. Hal itu berhasil membuat Vero menahan napasnya beberapa saat ketika melihat tindakan Gania.
Sedangkan si pelaku hanya menyengir saat membalas tatapan tajam dari mata bak elang pria yang bernama lengkap Denio putra westernson.
"Ayah ku yang tampan dan sangat tampan, berikanlah Nia uang, soalnya Nia ingin jajan!", rayunya, ini adalah jurus saat Gania ingin meminta uang pada mendiang ibunya Gea.
Vero langsung memberikan kartu tuannya pada Gania. Gadis itu mengerutkan keningnya, "Nia minta uang yah!", ucap gadis itu.
Vero pun menjelaskan dengan sabar kepada nona itu "ini juga uang nona",
"Gimana Nia mau beli pentol, kan warungnya harus cash!", jelas Gania. Hal itu berhasil membuat Vero menjadi gemas, "kartu ini di tukarkan dulu, nanti jadi uang!", jelas Vero lagi, Gania hanya ber oh ria, setelah mengucapkan terimakasih ia langsung pergi.
Lagi-lagi kepala Gania menyembul dari balik pintu. "Love you more ayah!!", pekik gadis itu. Lalu benar-benar pergi dari sana.
Saat mendengar pintu terbuka, Denio langsung melotot marah "pergi!", usirnya pada orang yang salah.
"A-- anu tuan, saya mau mengantarkan berkas yang harus tuan tandatangani", ucap pria itu gugup. Vero ingin rasanya melepaskan tawanya, tapi sayang, tuan tanpa belas kasih itu menatap nya tajam, seolah-olah tahu kalau ia ingin menertawakan nya. Dari pada gaji melayang, lebih baik ia tahan tawa nya itu.
Sedangkan gadis yang menerima kartu itu sekarang sedang melompat-lompat kesenangan. Ia membayangkan berapa banyak uang yang terdapat di dalam kartu yang seukuran KTP itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
This is My Dream!
Genç KurguMenceritakan seorang gadis yang terus berusaha untuk mendapatkan pengakuan. Gania Natasha Putri, ia adalah gadis yang ceria dengan paras yang cantik. Ia mempunyai banyak saudara laki-laki, tapi sayangnya ia kehidupannya tak semulus kulit putihnya. ...