Happy Reading 🤗🤗
**
**
**
**
**
**
**"
Pft! Hahaha ngapa Lo?", suara tawa Axel menggema saat melihat Gania yang sedang menuruni tangga dengan kesusahan. Gania yang mendengar suara tawa axel tak mempedulikannya. Ia dengan tenang duduk di kursi makan favorit nya, yaitu di samping kursi milik ayahnya.
"Nia kenapa?", tanya kalisa yang terheran-heran, sebab melihat Gania yang seperti kesusahan untuk berjalan.
Tak ada jawaban, hanya keheningan yang tercipta. Bahkan yang di tanya sudah mengambil nasi goreng sebagai sarapan di pagi hari ini. Sedangkan seseorang yang terdiam dengan pikirannya sendiri bertanya-tanya apa yang terjadi pada gadis yang berada di depannya itu? Apa terjadi kecelakaan?
Gania benar-benar sedang malas untuk mencari keributan. Biasanya ia akan selalu mencari keributan agar ayahnya menegurnya, walau dengan kasar dan sarkas, tapi Gania tetap senang. Karena baginya ayahnya juga memperhatikan dirinya. Gadis itu pasti akan melakukan hal-hal yang sangat menentang di peraturan keluarga yang di pimpin wanita paruh baya itu.
Gadis itu memakan nasi goreng nya dengan lahap. Sedangkan kalisa sedari tadi sedang menunggu Gania untuk menjawab pertanyaan nya. Kenapa aku di kacangin? Pikir kalisa yang masih menatap Gania. Di samping Gania, terlihat seorang maid yang menatap Gania dengan wajah sedih dan mata berkaca-kaca, walau tidak terlalu kentara, tapi Aland dapat merasakan perasaan kasihan dari tatapan maid itu.
Brakk!!
Baru saja Denio ingin mengatakan 'tumben anak itu tidak membuat ulah?', gadis itu mendorong kursinya dengan kuat setelah makan hingga mundur cukup jauh. Padahal kursi kayu dengan ukiran rumit itu cukup berat bagi seukuran tubuhnya.
"Aku mau berangkat sama kak A-", belum sempat Gania mengucapkan kalimatnya, semua kakaknya menolak mentah-mentah ucapan adik mereka.
"Kok gitu sih?!", kesal Gania dengan wajah cemberutnya. Bahkan matanya sudah berkaca-kaca.
"Gak usah sok imut Lo! Jijik gue ngeliatnya!", hina Axel dengan tatapan meremehkan.
"Aku nanya kak Aland!", bentak Gania dengan kesal. Aland yang namanya disebut langsung bangkit dari duduknya dan berlalu, padahal sarapan yang di sajikan untuknya tidak tersentuh sama sekali.
"Lihat kan! Kak Aland aja risih ada Lo!", bentak Axel tak kalah kesal. Bahkan urat-urat lehernya tercetak jelas karena melampiaskan kekesalannya pada gadis itu.
"Kak, jangan bertengkar saat makan!", peringat kalisa yang sedari tadi terdiam.
"Biarkan saja!! Biar Lo tahu sebenalu apa Lo di sini!!", bentak Axel dan berlalu dari sana. Alex yang melihat kembaran nya pergi mengikuti langkah remaja laki-laki itu dan kalisa yang mengekor di belakangnya.
"Aku juga anak ayah disini!! Jadi aku juga berhak untuk tinggal di sini!!", balas Gania yang tidak mau kalah.
Satu tetesan air yang mengalir dengan mulusnya di pipi Gania yang menatap penuh harap pada ayah nya. Tiba-tiba, gadis itu meringis sambil memegangi perutnya.
Tanpa belas kasihan, Denio meninggalkan gadis malang itu dan lebih memilih untuk pergi ke perusahaan nya. Riska yang sedari tadi berada di samping Gania langsung menghampiri gadis itu, saat tuannya tidak lagi terlihat di ruang makan itu.
"Nona! Nona lebih baik istirahat dulu!", saran Riska yang khawatir melihat keadaan nona nya.
Gania menggelengkan kepalanya dan berdiri tegak agar rasa perih di perutnya berkurang. Entah kenapa rasanya ia ingin menangis dan menangis? Tapi ia tahan sejak tadi dan berharap ayahnya mau mengantar dirinya ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
This is My Dream!
Novela JuvenilMenceritakan seorang gadis yang terus berusaha untuk mendapatkan pengakuan. Gania Natasha Putri, ia adalah gadis yang ceria dengan paras yang cantik. Ia mempunyai banyak saudara laki-laki, tapi sayangnya ia kehidupannya tak semulus kulit putihnya. ...