10{bebar?!}

14 1 0
                                    

Happy reading ✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧

**
°
**
°
**
°

Seorang laki-laki lengkap dengan seragam sekolah nya sedang menata rambut nya itu. Sesekali ia tersenyum manis saat suara yang ia sukai seakan selalu ada di pikiran nya.

"Hmm, kayaknya gue udah tampan!", ucap narsis si cowok itu. Cowok itu menoleh ketika telepon pintarnya bergetar dan disertai dering pertanda ada telepon yang masuk.

Ia pun melihat layar ponsel, untuk mengetahui siapa penelepon yang menelponnya itu. Cowok itu bingung saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya itu.

'bidadari bumi yang cantik dan mempesona'

Entah siapa yang mengisi nomor yang tak ia kenali ini, apalagi dengan nama nya itu, seperti orang iseng saja!

Ia pun memutuskan untuk mengangkat panggilannya.

"GUE NELEPON LO BERKALI-KALI KOK GAK DIANGKAT?!", suara seorang gadis yang terlihat kesal terdengar dari seberang sana. Seketika cowok itu tahu siapa orang iseng itu, anehnya cowok itu mengangkat sudut bibirnya saat mendengar suara teriakan itu.

"Sean?! Lo budeg ya?!", kesal Gania, sudah berkali-kali ia menelepon, eh sekali di angkat malah tidak ada sahutan. Memang kurang asem tuh cowok!

Sean berdeham untuk menetralisir rasa bahagianya. Ia pun menanyakan perihal Gania menelepon dirinya. Pasti ada yang ingin ia bicarakan.

"Gue. Minta. Tolong. Lo buat nebengin gue pergi sekolah?!", pertanyaan Gania seolah menjadi perkataan yang mutlak.

Baru saja Sean ingin membuka mulutnya, tapi suara gadis itu lebih dulu menyapa pendengaran cowok itu.

"Gak usah banyak cincong! Entar Lo gue cincang!", dan panggilannya pun terputus. Sean dengan semangat keluar dari kamarnya, ia bingung ingin naik mobil atau motor. Akhirnya ia memilih menaiki motor saja, siapa tahu nanti ada adegan romantis kan? Membayangkan itu, membuat Sean menjadi tersenyum comel.

"Mau kemana?", tanya seorang wanita paruh baya yang wajahnya mirip dengan Sean, tapi versi perempuan nya.

"Mau sekolah mah!", ucap Sean bersemangat dan sudah menaiki motornya. Sean melihat ibunya itu mengerutkan alis bingung.

"Kenapa mama lihat aku kayak gitu?", heran Sean.

"Masa' kamu mau ke sekolah cuma pake kolor aja!", perkataan mamanya sukses membuat Sean malu setengah mati. Ia berlari kembali menuju kamar untuk memakai celananya.

"Sial! Gue malu banget!", Sean mengumpati kebodohannya, bisa-bisanya ia hanya memakai kolor saat keluar saking semangatnya menjemput ayang, eaaa!

~★~

Semua orang di buat melongo saat melihat sejoli yang baru tiba di parkiran sekolah. Dengan romantisnya si laki-laki membuka helm si gadis yang hanya diam. Setelah laki-laki itu selesai membukakan helm nya. Gadis itu menatap sekitar yang memperhatikan gerak-gerik mereka dengan intens, bahkan ada yang menganga.

Gadis ber name tag Gania di nama depannya itu menyusuri setiap kerumunan untuk mencari rival nya. Saat matanya menemukan sosok itu, ia tersenyum comel yang membuat Sean terfokus padanya.

This is My Dream!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang