Happy reading ( ╹▽╹ )
**
°
**
°
**
°
**Langkah kaki seorang laki-laki yang paling berpengaruh di antara para siswa berjalan dengan sedikit cepat. Walau begitu, ia masih sempat membalas sapaan orang-orang yang di tujukan padanya. Sesekali ia menggulirkan bola matanya ke sana kemari untuk mencari keberadaan orang yang di carinya.
Tujuannya sekarang adalah menuju taman. Dan benar saja, dugaannya tak pernah salah. Ia bisa melihat sosok yang di carinya sedang bertengger di atas pohon jambu dengan kaki yang menggantung ke bawah.
"Gania!", panggil Sean pada seorang gadis yang dengan santai memakan jajanan nya di atas pohon jambu itu.
"Apa?!", teriak Gania dari atas sana. Gadis itu benar-benar tidak menjaga image sama sekali ya!
"Ada yang mau gue omongin, turun dulu!", ucap Sean.
"Ngomong apaan?!", teriak Gania lagi.
"Gak usah teriak! Gue bisa denger Lo dari sini! Ini bukan di hutan!", peringat Sean. Dan,
Hap!
Gania melompat dan sekarang berada tepat di depan Sean yang menatapnya datar. Sepertinya gadis di depannya ini sama sekali tidak takut cedera atau punya 9 nyawa ya? Saat Sean terbawa dengan pikirannya, Gania menyentil jidat Sean cukup keras hingga membuat Sean kembali tersadar dari lamunannya.
"Apa?!", tanya Gania ngegas.
"Gue mau minta tolong lagi!", ucapan Sean sempat terhenti. Tapi Gania sebenarnya sudah tahu apa yang harus ia lakukan, pasti cewek Dinasourus itu sedang berulah. Ia pun menganggukkan kepalanya seolah mengerti.
Sean yang melihat itu lantas bertanya, "Lo tahu apa yang harus di lakuin?", ragu Sean.
"Ya jelas, ENGGAK LAH!", kesal Gania. Sean benar-benar harus sabar dalam menghadapi gadis aneh tapi cantik ini. Jika tidak mungkin gadis itu sudah ingin ia cincang-cincang terus di masukkan ke dalam kandang elang milik nya.
"Kirain ngerti! Soalnya tadi Lo ngangguk", ternyata tebakan Sean kalo ini meleset.
"Ya mana gue tahu Bambang! Emangnya gue bisa baca pikiran Lo apa?!", ucap Gania dengan nada tak santai nya.
"Ya sabar dulu, ini mau gue jelasin! Jadi gini, kayaknya dia bakal pindah sekolah ke sini, otomatis gue jadi tambah repot ngadepinnya, dannn cuma Lo yang bisa gue andelin, gue mohon Lo harus bantu gue ya?! Ya?!", Sean memohon kepada Gania, ia benar-benar risih dengan keberadaan Dinasourus itu.
"Oke! Tapi dengan satu syarat!", Gania mengajukan syarat kepada Sean, dengan senang hati Sean akan menerima syarat tersebut.
"Lo harus ikut gue hari Minggu nanti! Gimana? Deal?!", Sean sebenarnya ragu, apa yang akan ia hadapi nanti? Oh, apa mungkin Gania mengajak nya berkencan? Jika benar sepertinya ia merasakan kupu-kupu sedang berterbangan di perutnya. Bahkan sekarang Sean sedang tersenyum bodoh, membuat Gania berdecak malas.
"Bukan kencan!", ucapnya dengan tegas. Lalu melengos pergi. Baru beberapa langkah, Gania berhenti dan membalikkan badannya.
"Kapan Dinasourus itu masuk sini?!", teriak Gania lagi.
"Dinosaurus kan udah punah?", ucap Sean yang tak mengerti siapa Dinasourus yang Gania maksud.
"Si Dina bego!", umpat Gania, entah kenapa ia benar-benar tidak mood hari ini.
"Besok!", setelah menerima jawaban dari Sean, Gania benar-benar pergi dari tempat pertemuan rahasia mereka alias pohon jambu milik pak Rahmat. Tak lupa di sepanjang jalan Gania terus menggerutu.

KAMU SEDANG MEMBACA
This is My Dream!
Teen FictionMenceritakan seorang gadis yang terus berusaha untuk mendapatkan pengakuan. Gania Natasha Putri, ia adalah gadis yang ceria dengan paras yang cantik. Ia mempunyai banyak saudara laki-laki, tapi sayangnya ia kehidupannya tak semulus kulit putihnya. ...