twentisefen 🐼

2.4K 210 12
                                    

Satu minggu berlalu, dan Adel masih belum sadar dari koma nya. Ashel setia menemani Adel, menunggu Adel hingga sadar. Sesekali dia bergantian menjaga Adel dengan Shani dan Chika.

Chika mengizinkan Ashel ikut menjaga Adel karena paksaan dari Shani, padahal dia masih marah dengan wanita berparas arabic itu.

Diruangan terdapat Ashel dan Shani. Ashel setia menggenggam tangan Adel, ia selalu berdoa agar Adek cepat bangun dari tidurnya yang sudah lama itu.

"Del...kamu kapan bangun." Lirihnya sambil menenggelamkan wajahnya dibangsal.

Shani sedari tadi hanya bisa melihat Ashel yang setia menunggu Adel siuman. Dilihat jam menunjukkan pukul 9 pagi, dan mereka belum sarapan.

"Shel...bunda mau ke kantin beli sarapan, kamu mau nitip apa?" Ashel mendongak menatap Shani dengan tatapan sendu, tak lupa bibirnya yang cemberut.

Shani tersenyum tipis sambil mengusap lembut kepala Ashel.

"Ashel ga nafsu makan bun..."

"Shel...kamu harus makan ya, bunda dapat pesan loh tadi dari Marsha kalau kamu belum makan dari kemarin." Ashel hanya menjawab dengan gelengan dan kembali menatap Adel.

"Adel aja ga makan seminggu, Ashel mau makan kalau Adel juga makan."

Shani tak bisa memaksa, percuma saja karena Ashel akan terus menolak.

"Ya sudah, Bunda ke kantin dulu ya..." Ashel membalas dengan anggukan.

Beberapa menit berlalu, terdengar pintu ruangan yang dibuka. Ternyata itu adalah Ara sang dokter yang hendak memeriksa Adel.

"Shel..." Ashel paham dengan isyarat Ara, dia pun sedikit menepi agar Ara dapat memeriksa Adel.

"Gimana ra?" Ara menghela nafanya seraya melepas stetoskop dari telinganya.

"Detang jantung Adel udah mulai normal walau masih lemah...tapi Adel belum juga sadar." Ashel hanya bisa terdiam sambil menatap sendu wajah Adel.

Ashel kembali duduk dan menggenggam tangan Adel, ia mengecup punggung tangan itu. Air mata mulai terbendung dan dalam sekali kedip air mata Ashel langsung mengalir, ia terisak.

"Del...aku mohon kamu bangun. Aku tau kamu kuat, jadi aku mohon jangan pergi,,,aku mohon."

Ara juga ikut sedih melihat Ashel yang begitu sayang dengan Adel. Sangat jelas dari sikap dan perhatian yang Ashel lakukan selama seminggu ini.

Ashel tak henti henti mengecup punggung tangan Adel, sesekali ia berdoa kepada tuhan. Tiba-tiba Ashel merasakan pergerakan dari jemari Adel, ia langsung mendongak menatap tangan Adel. Terlihat jari telunjuk Adel bergerak, tentu senyuman langsung merekah dari bibir Ashel.

"Ra...jari Adel gerak!!" Ara langsung saja ambil tindak dan mengecek Adel.

"Del...Adel...!" Tak berselang lama mata Adel terbuka walau hanya sedikit, Adel masih lemas.

"A-...cel..." Dengan sekuat tenaga Adel memanggil Ashel, tentu Ashel langsung mendorong Ara dan menggengam erat tangan Adel.

Tak lupa netra Ashel begitu lekat menatap sang empu yang terbaring lemas.

"Iya sayang...ini aku, akhirnya kamu siuman juga." Adel hanya bisa tersenyum dibalik masker oksigen.

"Adel masih terlalu lemas untuk bicara, mungkin beberapa menit lagi ia akan sadar sepenuhnya. Tunggu saja." Ashel mengangguk paham dengan ucapan Ara. Ia kembali menatap Adel, mengusap lembut pucuk kepala sang empu.

"Oh ya...bunda Shani kemana?"

"Bunda lagi ke kantin ra beli makanan buat sarapan." Ara hanya mengangguk dan menghampiri Adel.

"Del...istirahat dulu ya, jangan maksa buat ngomong kalau belum kuat..." Adel hanya mengangguk lirih.

"Yaudah Shel, gw keluar dulu mau ambil antibiotik baru buat Adel."

________

"Woi woi...katanya mau ada murid baru dikelas kita." Sahut Olla begitu heboh didalam kelas.

Para JMT yang sedang asik dengan dunia nya masing-masing pun jadi terganggu, begitu juga dengan murid lain yang menatap heran kearah Olla.

"La, mulut lo sesekali di turunin volumenya bisa ga sih??" Kesal Flora karena kegiatan membacanya terganggu.

Yang ditatap sinis itupun hanya terkekeh sambil medekati para sahabat solid nya.

"Pindahan dari Amerika..."

"Who names?" Tanya Zee yang kepo.

Olla hanya menaikkan bahunya.

"Gw ga begitu jelas tadi dengernya pas lewat depan ruang kepsek." Para JMT hanya mengangguk dan kembali fokus kedunia masing-masing.

Tak lama datanglah Feni selaku kepala sekolah bersama dengan seorang siswi berparas begitu cantik, hidung mancung matanya yang hilang disaat ia tersenyum dan senyumannya yang begitu memikat siapapun jika melihatnya.

"Selamat pagi anak-anak..." Sambut Feni.

"Pagi bu..."

"Hari ini kelas kalian kedatangan murid baru, silahkan kamu memperkenalkan diri."

Yang dipersilahkan Feni pun sedikit maju sambil tersenyum menatap semua murid kelas itu.

"Hai semuanya, perkenalkan aku Freyana Charlotte Angkara kalian bisa panggil aku Freya." Tak lupa ia juga menunjukkam senyuman khasnya yang membuat murid disana langsung terpana melihat Freya.

Padahal sekolah itu sekolah khusus murid perempuan, entah kenapa banyak dari mereka yang gesrek melihat senyuman dari si manis karamel.

"HAI FREYAA..."

Dibangku lain lebih tepatnya bangku paling belakang dan pojok terlihat sedang menatap lekat kearah Freya.

"Keren...mana senyumannya manis banget."

"Baikhlah Freya kamu bisa duduk disamping...yang namanya Raisha tolong angkat tangan."

"Saya bu..."

"Nah kamu disa duduk sama  dia, semoga kamu betah ya..."

"Baik bu Feni...terimakasih."

Feni mengangguk sambil tesenyum.

"Kalian harus bikin teman baru kalian nyaman ya...Bu Feni keluar dulu."

"SIAP BUUU!!"

"Woi woi...cantik juga ya.." Seru Lulu sambil menatap Freya yang berjalan menuju bangkunya.

"Rill cuy...mana namanya ada vibes negara barat nya." Timpal Oniel.

"Halah biasa aja..." Sahut Flora yang kembali membaca, Flora sedikit tersenyum dibalik bukanya  para JMT yang hanya acuh sambil mengangkat bahu.

Ctingg...

Terdengar adanya pesan masuk dari ponsel Zee. Dengan cepat Zee melihat pesan itu yang berasal dari Marsha.

"Zee...Adel sudah sadar."

"GUYSS!! ADEL SADAR!!" Teriak Zee yang membuat para JMT terlonjak kaget tapi beberapa detik setelahnya mereka langsung berteriak senang sambil berpelukan ala teletubies.

"Wehh jengukin sekarang yok!!" Mantab Zee.

"Hah lo mau ngajak kita bolos??" Kaget Flora yang tentu enggan untuk membolos sekolah, karena Flora termasuk dalam murid yang lumayan ambis.

"Kalau kalian mau bolos ya gw ikut, tapi kalau mau cari aman mending minta izin Bu Feni aja. Lagian ni sekolah kan milik sepupu gw sendiri."

"HAHH?? MAKSUD LO!?"

Zee mengangguk mantab sambil bersedekap.

"Bu Ashel sebenarnya masih kerabat dekat sama gw...kapan-kapan gw jelasin."

Zee paham dengan tatapan sahabat sahabatnya itu, tapi yang lebih penting saat ini adalah Dudul!! Mereka kangen dengan si kucing kalem itu.

"Yaudah gas lah yok ke kantor sekolah!!" Riang Olla berjalan keluar kelas mendahului yang lain.

"Adel?? Kaya pernah dengar."

_________






My Second Mommy (DelShel) Hiatus 15 JuliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang