ungkapan hati

171 8 1
                                    

Salwa membanting tubuhnya di kasur king kizenya

Menatap langit kamar, pikirannya teringat dengan hakim dan Rachel

"Aaa hakim nyebelin banget sih, padahal gue mau pulang bareng dia, sambil ngomongin sesuatu"

"Aaaa semua cowok sama aja" teriak Salwa untung kamarnya kedap suara

Lalu Salwa berguling guling di kasur king kizenya



"Semua udah beres Kim, tinggal Salwa datang kesini" ucap farel kepada hakim

Hakim yang sedang menatap dekorasi lalu menatap farel

Hakim mengangguk
"Sip. Thanks ya buat kalian mau bantu gue" ucap hakim

Farel, Fadli dan satria mengangguk kompak

"Kayak sama siapa aja Kim" celetuk satria

Fadli dan farel terkekeh begitu pun hakim

Mereka berempat merangkul satu sama lain sambil menatap dekorasi didepan nya

"Pasti Salwa suka" batin hakim


"Mama aku keluar dulu ya" pamit Salwa kepada Dira yang sedang mambaca majalah

"Sama hakim" tanya Dira seketika Raup wajah Salwa menjadi datar

"Nggak. Sendiri" jawabnya

"Loh kenapa nggak sama hakim" tanya Dira lagi

"Lagi males. Udahlah ma aku pergi dulu bay" ucap Salwa mengecup pipi Dira singkat sebelum berlari

Dira geleng geleng kepala melihatnya
"Salwa- Salwa"




Salwa mengedarkan pandangan nya ke setiap sudut taman

Taman bintang. Terlihat sepi padahal masih siang

"Sepi banget kayak kuburan" celetuknya

Puk

Salwa sedikit kaget merasakan sebuah kertas mengenai bahunya

Salwa berjongkok untuk mengambil kertas itu

"Jalan lurus lalu belok kiri, ikuti jika kamu mau tau"

Isi dari kertas tersebut...

Tanpa berlama Salwa mengikuti petunjuk dari kertas itu

Salwa menggaruk tengkuknya saat sampai di tengah tengah taman yang sangat sepi

"Njir lah, jangan jangan bener gue cuma dikerjain. Tepi niat banget dah" ucap Salwa

"Udahlah sepi juga nih taman berasa di kuburan, mending gue pulang" ujar Salwa lalu berbalik badan untuk pergi dari sana

Dor

Salwa terperanjat kaget mendengar suara petasan

Salwa mendongak melihat langit, sebuah tulisan yang terbentuk oleh petasan

"Ilove you"

Mala membuka mulutnya sedikit merasa kaget bukan main

Grep

Sebuah tangan menutup matanya, Salwa pun segera menepis nya

Dia menoleh kebelakang dan tambah terkejutnya dia melihat hakim yang tersenyum lebar kearahnya

"Hakim" beo Salwa

Hakim memegang kedua tangannya menatap lekat mata indah Salwa

"Jadi Lo yang--"

"Iya ini buat Lo.. sal apa gue boleh ngomong sama Lo sesuatu" ijin hakim Salwa mengangguk cepat

Hakim menghela napas panjang sebelum mengatakan yang seperti nya serius

KISAH KITA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang