Tahun berganti dengan begitu cepat....
Tidak terasa hakim dan Salwa sudah lulus SMA
Kini kedua sejoli itu duduk di taman dengan keramaian dari pengunjung lain
"Lihat deh sal" hakim menunjuk pengunjung seperti satu keluarga
Terdapat ada orang tua dan dua anak laki laki yang masih dibawah umur dan balita perempuan
"Lalu" tanya Salwa tidak mengerti arah pembicaraan hakim
"Suatu saat nanti kita bakal gitu" ucap hakim tersenyum manis
Salwa tertawa kecil dibuat nya
"Hahaha bisa aja kamu" ucap Salwa
"Kok nggak diamini sih sal, itu termasuk doa baik loh" ucap hakim cemberut
"Amin ya rabbal alamin" ucap Salwa sambil mengusap wajahnya
Hakim kembali tersenyum dan memeluk Salwa
"Ini tempat umum Kim" ucap Salwa risih dengan pandangan orang lain yang tertuju pada mereka
"Nggak papa lah, biar mereka tau kalau kamu milik aku" bisik hakim
Membuat pipi Salwa memerah bak kepiting rebus
"Sal nikah yuk"
•
•
•"Sal.." panggil Dira menghentikan langkah Salwa yang akan masuk kamar
"Kenapa ma" tanya Salwa
"Ada hakim dan kedua orangtuanya nunggu kamu" ucap Dira tersenyum hangat
Salwa terbelalak mendengar nya
"Jangan jangan jadi..." Gumam salwa"Jadi apa? Ayolah temuin mereka" dira menarik tangan Salwa ke lantai 1
"Nunggu lama ya" ucap Dira duduk di sofa diikuti oleh Salwa
"Nggak papa" ucap Santi dengan senyuman manis nya
"Eumm maaf om Tante, hakim ada apa kesini" ucap Salwa hati hati
"Aku mau ngelamar kamu, sesuai apa yang aku ucapkan di taman tadi" ucap hakim begitu antusias
Sandy dan santi terkekeh dengan keantusiasan hakim
"Ini beneran nak hakim mau melamar Salwa" ucap Dira membuka suara
"Iya Tante. Aku serius sama Salwa" ucap hakim tegas
Dira menatap Salwa yang diam lalu mengusap kepala Salwa
"Tante ikut Salwa aja, kalau Salwa mau Tante menyetujui" ucap Dira membuat Salwa kini menoleh kearah nya
"Ma..."
"Iya sayang, hakim berniat baik jarang jarang ada cowok yang mau melamar apalagi kalian baru lulus SMA" ucap Dira dengan senyuman hangat nya itu
Salwa tidak bisa menahan airmata lagi dia menangis di dekapan Dira
"Mama makasih selalu support Salwa sampai sejauh ini" ucap Salwa disela Isak tangisnya
Setelah Salwa tenang, dia menatap hakim yang juga menatapnya begitu tulus
"Jadi gimana jawaban kamu sal" ucap hakim dengan jantung dag Dig dug
"Gue nggak setuju" ucap bian datang
"Apaan sih kak" ucap Sasa yang ikut dengan bian
"Nggak papa kali, jangan jadi penghalang" ucap Sasa tidak suka
"Ck tapi--"
"Bian diam, biar adekmu yang jawab" lerai Dira
"Huh iya iya" bian pun duduk disusul Sasa
Semua menatap Salwa menunggu jawaban yang cewek itu berikan
Salwa menatap satu persatu keluarga nya dengan bergantian
Tatapan terakhir kepada hakim
Salwa menghela nafas panjang
"Aku.... Aku terima lamaran dari hakim""Yuhuuuu" sorak heboh hakim yang loncat saking senangnya
"Jangan malu maluin papa" Sandy menarik hakim untuk duduk kembali
Yang lain hanya tertawa dibuatnya kecuali bian yang menatap tajam hakim
"Awas aja lu sampe sakiti hati adek gue, gue tendang Lo sampe neraka" pesan bian beserta ancamannya
"Ck nggak bakal, Salwa bakal gue sayang sayangi" ucap hakim
"Nak hakim, tolong lindungi salwa" ucap Dira berpesan
"Aku janji Tante selalu melindungi Salwa segenap jiwa" ucap hakim
"Jadi untuk pernikahan kalian gimana, kapan?" Ucap Sandy
"Eumm om kalau boleh kita bertunangan dulu"
"Kita kan masih muda masih harus mengejar karir dulu" tawar Salwa
"Aku setuju sama Salwa" timpal hakim
"Baiklah kalau itu keputusan kalian" ucap Sandy
"Ini cincin dari nenek Salwa, nenek nya berpesan jika salah satu anak saya menikah cincin ini akan menjadi cincin pertunangan nya" ucap Dira memperlihatkan sepasang cincin
"Saya pikir, bian dan calon istrinya tapi ternyata salah. Salwa lebih dulu yang mendapatkan nya"
"Apa kalian tidak keberatan" Dira menatap hakim dan kedua orang tuanya
"Kami tentu tidak keberatan" ucap Santi
"Alhamdulillah" lega Dira
"Ma... Salwa nggak nyangka banget makasih ya mama" ucap Salwa dengan raup wajah kebahagiaan
Dira mengangguk, lalu beralih menatap hakim
"Hakim pasangkan cincin ini kepada jari Salwa" titah Dira dituruti hakim
"Bismillahirrahmanirrahim" hakim mensemitkan cincin ke jari manis Salwa
Begitu sebaliknya, Salwa memasang di jari hakim
Mereka saling melempar senyuman yang sama sama tulus....
Tidak aku sangka, kisah kita berakhir dengan happy end
Masih ku ingat jelas, saat kau memaksa aku menjadi milikmu...
Saat itu aku benci akan keterpaksaan mu..
Tapi dengan seiring berjalannya waktu keterpaksaan itu membawa aku dan kamu bersatu....Terimakasih hakim atala Permana cowok yang sekarang meratukan diriku begitu tulus..
Kau mencintai ku dengan segenap hati...
End.....
Huuhh terimakasih para teman teman yang sudah mengikuti perjalanan hakim dan Salwa sampai detik ini....
Jujur gue kehabisan ide jadi mau tidak mau gue ending kan mereka...
Thank you.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH KITA (SELESAI)
Roman pour AdolescentsSeorang laki laki yang jatuh cinta pada pandangan pertama Laki laki itu adalah hakim yang memaksa seorang Salwa gadis cantik menjadi kekasihnya "Mau Lo apasih, bingung gue" Salwana Aurora gralind "Mau Lo jadi pacar gue" Hakim Atala Permana