Bagian 23: Elegi Hitam dan Putih.

1.9K 203 65
                                    

Dari 17 tahun rumah tangga yang sempat ia jalani, Nirvana belajar satu hal, bahwa penggalan yang berkata cinta itu karena terbiasa” bisa jadi merupakan kebenaran. Sebagai contohnya, sekeras apapun ia berusaha menutup mata, hatinya tetap patah kala melihat Nero tak berdaya. Bencinya yang dulu menghitam pada anak tersebut ternyata memutih seiring berjalannya waktu. Malangnya ... kenapa Nirvana tidak mendapatkan hal serupa dari Danuarja? Sayangnya yang sempat memutih pun kembali menjadi kelabu, karena jurang curam sekelam malam yang Danuarja berikan padanya.

Bulan Mei kala itu. Nirvana masih merekamnya dengan jelas di kepala. Hari di mana Turah menyerahkan bayi mungil yang bahkan belum diberi nama itu padanya. Bersama hitam di atas putih yang mereka tandatangani; bahwa anak tersebut merupakan tanda damai.

Turah yang tidak sudi merawatnya, dan Nirvana yang membutuhkan anak itu sebagai bentuk perlindungan dirinya. Maka atas perjanjian yang mereka sepakati, bayi laki-laki itu diserahkan pada keluarga Nirvana dan Danuarja.

Fakta bahwa bayi itu merupakan remahan dari perselingkuhan antara Danuarja dan Titania tak ayal melukai hatinya. Emosinya merusak akal sehat Nirvana. Bayi yang menjadi perantara perdamaian dua keluarga itu harusnya tumbuh dengan doa-doa indah agar membawa keteduhan di rumah mereka. Nama yang Nirvana berikan padanya berhasil membawa malapetaka.

Nero, artinya keburukan.

Nirvana sematkan pada bayi tak berdosa itu sebagai bentuk amarahnya.

Diam bukan berarti tidak menaruh dendam. Segala bentuk emosinya yang meluap-luap Nirvana salurkan melalui Nero. Anak itu ... adalah wujud hidup dari sebuah kesengsaraan.

“Begini, kamu bisa memanfaatkan bayi ini, Nirvana. Saya tidak sudi merawatnya. Sementara kamu bisa membawanya pulang dan mengatakan kepada keluarga kalian bahwa bayi ini adalah anakmu dan Danuarja. Dengan begitu, keluarga besar Danuarja akan berhenti memandang rendah kehadiranmu.”

“Tutup mulutmu! Jangan bicara seolah kamu tahu semua hal yang ada di dalam rumah tangga saya!”

“Saya lebih dari tahu. Akan berapa kali percobaan bayi tabung lagi yang ingin kamu jalani? Menyerahlah. Terimalah fakta bahwa kalian tidak akan pernah memiliki anak.”

Ia remas pergelangan tangan anaknya yang sedang terlelap. Isak kecilnya lolos begitu saja. Penyesalan memenuhi dadanya hingga sesak. Keputusan impulsifnya ternyata tidak lebih dari marabahaya.

Saat itu Nirvana tidak punya pilihan. 4 kali percobaan bayi tabung dan semuanya berakhir keguguran. Wanita mana yang ingin berada di posisinya? Nirvana tidak pernah meminta untuk dilahirkan dalam tubuh yang seperti ini. Tidak pernah juga ia meminta lebih, kecuali keluarga dan kebahagiaan.

Perbedaan rhesus darahnya dan Danuarja menjadi penyebab hal tersebut terjadi. Nirvana tidak mandul, hanya saja rhesus darahnya yang negatif dan bertemu dengan rhesus darah Danuarja yang positif menyebabkan imun tubuhnya menyerang setiap janin yang ia kandung.

“I-ibu ....”

Sebelah tangannya beralih mengusap kepala Nero. “Ibu di sini,” jawabnya.

“Sakit,” keluh si kecil.

“Kepalanya masih sakit?”

Sudah dua hari sejak di mana kejadian itu. Nero mendapatkan 4 jahitan pada sudut bibir kirinya. Anak itu juga mengalami geger otak ringan akibat benturan di kepalanya. Akibatnya, Nero terus mengeluh kesakitan. Bahkan saat pertama tersadar setelah kejadian itu, Nero berkali-kali kehilangan kesadarannya karena tidak kuat menahan sakit.

“Sakit, Ibu ....”

Nirvana usap air yang menetes di sudut mata Nero. Napasnya terhela berat. Hatinya sesak melihat keadaan anaknya saat ini.

Rumah untuk NeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang