Mai duduk termenung di sebuah sofa beludru berwarna maroon yang sangat lembut. Dihadapannya berdiri tegak sebuah manekin kayu yang terbalut gaun off shoulder berwarna nude dengan akser kristal dibagian dada menjuntai indah hingga lantai. Gaun itu bukannya tak menarik untuk Mai, lebih dari sekedar menarik malah, sesuai keinginannya. Hanya saja ada yang mengganjal di hatinya ketika dia harus melihat keindahan itu sendirian.
Seorang pria berperawakan kemayu memasuki ruangan, berdiri dibelakang sofa dan memainkan rambut brunette milik Mai, Jimmy Wang - desainer papan atas yang ditunjuk Mai untuk mengerjakan gaun cantik untuk hari spesialnya. "Lu ngga suka?" Tanya Jimmy melihat ekspresi Mai.
"Gue suka, suka banget malah. Ini bener-bener melebihi ekspektasi gue waktu request gaun ke elu." Jawab Mai menengadahkan kepalanya untuk menatap Jimmy. "Tapi gue juga ngerasa sedih."
Jimmy berputar, lalu duduk disamping Mai, "Sedih kenapa?"
Mai menghela nafasnya, "Ya bayangin aja gue masak sendirian kesini mau fitting baju penganten? Dimana-mana fitting baju penganten itu berdua laki perempuan."
Terkekeh kecil, Jimmy menggenggam tangan Mai, "Laki lu ma orang penting cuy, wajar. Kalo ga gitu mana bisa yey pesen gaun semahal ini."
Mengedikkan bahunya, Mai mengecek ponselnya, ada pesan masuk dari Jay, lelaki itu mengatakan bahwa dia sudah bangun dan akan bersiap untuk melakukan panggilan video. "Siapin mbak lu, gue mo fitting sekarang, laki gue udah bangun.:
--
Senyum Jay mengembang sempurna ketika sambungan video call nya kepada Mai terhubung. Lelaki itu berjanji akan menemani Mai fitting busana pengantin mereka meskipun hanya melalui panggilan video karena jadwal Jay yang padat membuatnya tidak bisa mengunjungi Mai.
"Hai darling, how's your day?" Sapa Jay ketika wajah Mai sudah muncul disambungan video call mereka.
May yang cantik dengan rambut panjangnya yang terurai tersenyum ceria, "Hai Jay, ya it's good, you sleep well darling?"
Jay mengangguk, "Sangat baik sungguh, aku sangat lelah semalam. Kau jadi akan fitting gaun hari ini?"
Mengangguk bersemangat Mai mengatur letak ipad-nya agar kamera bisa menyorot gaun senilai hampir empat ratus juta miliknya. "Can you see that?"
"Wooooo so cool, Oh God, kauu pasti akan terlihat sangat luar biasa dengan gaun itu sayang." Puji Jay membuat gadis itu tertawa. "Maaf kan aku ya sayang, seharusnya aku menemanimu fitting disana." Sesal Jay begitu terlihat di wajahnya.
Mai mengangguk ringan, "It's okay darling. Wait a minute, aku akan mencobanya. Jadi tunggu ya."
Mai meninggalkan ipad-nya tetap terhubung dengan video call saat dirinya dibantu dua asisten Jimmy memasuki tirai dan mencoba gaun yang dia inginkan.
Mata gadis itu berbinar, bahkan Mai sempat melompat kegirangan saat gaun itu membalut tubuhnya sempurna. Beberapa bagian terbuka dipundaknya tertutupi oleh taburan kristal, membuatnya terlihat mewah, seksi namun tidak berlebihan saat dikenakan.
Layar terbuka saat Mai bersiap memberikan kejutannya kepada Jay, "Jay look at this..." ucapan Mai terhenti ketika dia melihat sambungan video call nya terputus, "fuck." Sambung Mai kesal. Ekspresi wajahnya berubah drastis membuat gadis itu mau tak mau mengulang panggilan video call nya lagi.
Tak menunggu didering kedua, Jay langsung mengangkatnya, "Sinyalnya jelek dan membuat panggilan ini terputus Jay." Mai bersungut kesal.
"Iya darling, maafkan aku." Jawab Jay meminta maaf, lelaki itu tau kekasihnya sudah kehilangan mood terbaiknya karena wajah yang ditampilkan sudah tidak seceria sebelumnya. "Boleh aku melihat dari jauh darling?" Lanjut Jay.
Mai mengangguk, kemudian meminta bantuan asisten Jimmy untuk menata ipad-nya agar Jay dapat melihat Mai mengenakan daun secara keseluruhan. Lalu gadis itu bergerak perlahan mengganti beberapa pose-nya.
Suara tawa riang Jay terdengar, "Oh God, siapakah wanita yang sangat cantik dengan gaun sempurna itu?" Seru Jay bersemangat, membuat senyum Mai kembali merekah. "Darling bagaimana bisa itu terlihat sangat luar biasa saat kau kenakan. It's almost perfect Mai." Lanjut nya mengagumi Mai yang benar-benar nyaris sempurna dengan gaun berwarna nude itu.
"Really is it that good? You can see it clearly?" Tanya Mai.
"Ofcourse, Mai I really want to hug you. You're so beautifull." Ucap Jay. "Hope can meet you as soon as posible with that beautifull gown in our wedding ceremony." Ucap Jay melembut.
Ucapannya membuat hati Mai menghangat, lelaki itu selalu punya cara untuk menenangkan suasana hati Mai dalam segala kondisi. Tidak perlu diragukan lagi seberapa besar cinta Jay untuknya. Lelaki itu bahkan tidak bisa menemaninya fitting gown untuk bekerja di proyek bisnisnya ditengah jeda jadwal pertandingan serie A untuk dirinya bukan? Untuk membuktikan pada keluarga Mai bahwa Jay mencintai Mai dan bersedia berjuang sekeras apapun demi menikahi gadis itu bukan?
"Thank you darling. I'll wait you on that day too." Jawab Mai sambil tersenyum manis. "By the way, suite yang akan kau kenakan juga sudah Jay. Haruskah aku menyusulmu ke Berlin atau ke Turin untuk mengantarkan suite ini agar kau mencobanya?" Tawar Mai pada kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jay Idzes - Catch The Runaway Bride
FanfictionMenjelang hari pernikahannya bersama dengan Jay membuat Mai merasa gelisah. Apalagi ketika disadari bahwa Jay kini adalah lelaki bersinar, pesebak bola dengan jutaan fans wanita sekaligus pebisnis handal dengan berbagai kolega dengan sekretaris cant...