DUA PULUH TIGA

616 57 0
                                    

Garuda's calling for preparation of  Qualification Asian Cup 2029

Doha, Qatar

Mai baru saja tiba di terminal kedatangan bandara, gadis itu menyusul Jay karena training camp akan segera berakhir dan mereka akan kembali terbang ke Riyadh untuk pelaksanaan kualifikasi Asian Cup. Gadis itu sebenarnya tidak benar-benar ingin datang, tapi karena Jay merengek dan mengatakan bahwa Sarah, Bibe, Bernice, Noa, dan yang lainnya datang, mau tak mau Mai juga menyusul suaminya.

Mengenakan crop top putih dengan celana cargo coklat dan kacamata hitam membingkai wajahnya, Mai terlihat begitu mempesona. Jay yang bediri di kejauhan bahkan memilih untuk diam dan tidak menghampiri Mai hanya untuk menyaksikan betapa Mai terlihat seksi? Tubuhnya terlihat lebih berisi setelah sebulan tidak bertemu.

Ponsel Jay berdering, Mai menelponnya, "Darling, aku sudah di bandara. Haruskan aku naik taksi atau?"

"Apa yang kau lakukan selama aku pergi? Kenapa kau jadi seksi sekali?" Ucap Jay menggigit bibirnya menahan senyum, berjalan menghampiri Mai.

"Kau dimana sayang?" Ucap Mai sambil mengedarkan pandangannya mencari Jay.

Mematikan sambungan ponselnya, Jay memeluk Mai dari belakang. "Aku disini~" ucapnya seraya mengangkat dan memutar Mai membuat gadis itu berteriak dan tertawa. Mencium bibir Jay sekilas lalu kembali memeluknya.

"Kau kenapa jadi berisi?" Jay tertawa dibarengi dengan tawa Mai.

"Aku kebosanan selama kau pergi jadi aku hanya makan dan menonton film. Lalu bajuku sempit dan aku naik dua setengah kilo." Tawa Mai, "Aku harus diet sepertinya. Aku bisa makan lima kali saat di rumah."

Jay tertawa, menggandeng istrinya berjalan perlahan menuju mobil yang dia sewa untuk menjemput Mai. Membuka pintu penumpang, memastikan Mai masuk dan duduk dengan nyaman sebelum dirinya duduk di kursi kemudi.

--

"Eh Mas Ridho, calon suami nigrat kita." Goda Mai ketika mereka tiba di hotel dan bertemu beberapa pemain.

Mendapatkan candaan dari Mai, Ridho pun mencari cara untuk membalasnya, "Mbak Mai, jadi gembul banget ya kayaknya sebulan ditinggal Bang Jay, wah kesenengan ya ga ngurusin suami?" Balas Ridho yang mendapat dukungan tawa dari yang lain.

"Mana para wanita? Kok kalian aja yang nongkrong?" Mai duduk diantara para pemain timnas, sementara Jay sedang mengurus kamar yang di pesan untuk Mai.

"Lagi pada istirahat Mai, cuaca not good enough, panas dan kering." Jelas Sandy yang sudah pandai berbahasa Indonesia.

Jay menghampiri Mai memberi tahu bahwa kamarnya sudah siap, bersamaan dengan Justin yang datang dan langsung memeluk Mai. Tentu saja yang langsung disambut pukulan Jay di kepalanya. "Jangan memeluk istriku sembarangan. Segera nikahi Laras saja!" Ucap Jay yang diikuti tawa yang lain.

Ah Mai rasanya senang sekali berkumpul seperti ini setelah sekian lama mereka tidak bertemu. Para lelaki ini terlihat lebih matang dibandingkan terakhir saat mereka menghadiri pemakanam Eugene.

"Hai, ada club bertemakan timur tengah disini. Mau keluar nanti malam?" Tawar Justin menunjukkan feeds salah satu club malam dengan ciri khas middle east.

"Mau! Sungguh sudah lama tidak pergi ke club! Boleh ya Jay?" Seru Mai bersemangat.

Mengangguk ringan mengusap rambut Mai, "Jangan mabuk ya!"

--

Hentakan musik khas middle east yang diremix dengan R&B, lampu berkelip dengan hiasan khas negeri seribu malam memenuhi ruangan. Malam ini club cukup ramai sehingga Jay dan yang lain memutuskan untuk memesan dua meja di VIP area karena beberapa dari mereka membawa kekasihnya.

Nathan, lelaki itu berkali-kali menggerutu karena dia tidak datang dengan Sarah dan tidak lagi minum sementara teman-temannya bisa minum meskipun tidak banyak.

Mai sedang asik menikmati musik dengan berjoget bersama Berniece, tangannya menggenggam segelas minuman berwarna merah.

"Kau tidak apa-apa minum lagi?" Tanya Berniece, sedikit berteriak karena suaranya kalah dengan musik yang keras.

Mengangguk ringan, Mai menjawab pertanyaan Mai, "Ya, aku sudah tidak mengikuti promil apapun. Kami trauma jujur setelah kehilangan Eugene. Jadi ya sudah nikmati saja." Mai tertawa sambil menyesap minumannya.

"Ummmm our strong Mommy." Berniece memeluk Mai.

Malam semakin larut ketika Mai dan Jay asik bergoyang menikmati musik. Gadis itu sudah menghabiskan hampir empat gelas minuman berbagai warna. Membuat Jay dan yang lain geleng-geleng kepala.

"Jay stop!" Teriak Mai. Gadis itu memegang perutnya yang terasa mual dan kepalanya yang pusing.

Ah, Istrinya sudah mabuk berat sepertinya. Berlari kecil sambil menarik Mai menuju kamar mandi, nyatanya gagal. Baru setengah jalan Mai sudah memuntahkan seluruh isi perutnya dengan aroma minuman yang menyengat.

Mai, she's back to be the party queen.

Jay Idzes - Catch The Runaway BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang