TIGA BELAS

549 61 7
                                    

"Darling, which shoes will you bring?" Teriak Mai saat gadis itu mengemas barang bawaan Jay yang akan berangkat ke Milan pagi ini.

Mereka akan pergi ke Milan, Mai begitu bersemangat kembali mendampingi suaminya setelah sekian lama dirinya tidak mendampingi Jay di stadion.

Jay muncul dengan handuknya, terlihat sangat segar setelah mandi. "Tolong masukkan mizuno putih dan adidas merahku darling. Kau sudah bersiap?" Tanya Jay.

Mengemas dua sepatu Jay, gadis itu menutup koper silver milik suaminya, lalu beranjak dan mencium Jay sekilas. "I'm ready darling. Bus ku akan berangkat jam sebelas nanti."

Tersenyum manis Jay melihat betapa istrinya sangat bersemangat berpetualang mendampinginya. Jika dilihat-lihat Mai masih sangat cocok menjadi gadis single menggemaskan berusia dua puluh empat tahun dibandingkan menjadi istrinya. "Sepertinya kau sudah merencanakan akan pergi kemana saja selama aku sedang berlatih?" Ucap Jay berganti baju dengan kaus tim-nya.

Tertawa ringan Mai berjalan mengambil pomade untuk menata rambut suaminya, "aku hanya berpikir untuk mendatangi dua butik dari designer ternama dan mungkin menghabiskan sore di cafe yang iconic sambil menunggu suamiku selesai berlatih."

"Mau berkencan fancy dengan suamimu?" Tanya Jay yang duduk di kursi, menghadap ke Mai melingkarkan tangannya ke pinggang ramping Mai.

"Tentu, setelah pertandingan kita berkencan?" Tanya Mai.

Jay mengangguk ringan, lalu mencium bibir Mai gemas, membuat gadis itu mencubit lengan Jay karena kesal.

--

Sesi berlatih Jay telah usai, lelaki itu baru saja membersihkan diri dan berniat menemui Mai yang sedang menghabiskan waktu di salah satu cafe tidak jauh dari hotel. Jay terlihat sangat tampan dengan celana pendek dan polo shirt hitamnya. Senyumnya tersungging saat bertemu siapa saja yang menyapanya.

"Jay!" Seorang wanita memanggilnya membuat Jay menoleh dan menghentikan langkahnya, Emma.

"Oh hai, ada apa?"

Mensejajarkan langkahnya dengan Jay, gadis pirang itu tersenyum, "wanna strolling around together?"

Menggeleng ringan, Jay menunjuk kearah lain, "I need to get dinner with my Wife."

"Wife? You married?" Emma membeo merasa aneh dengan kabar Jay yang tiba-tiba menikah.

"Yas, I'll make a dinner party as son as possible, untuk memperkenalkan istriku pada kalian. Jadi harap bersabar." Jay tersenyum. "Aku permisi."

--

Sore menjelang malam yang sangat manis di Milan. Lampu-lampu berwarna temaram menghiasi sudut kota. Alunan musik memenuhi deretan cafe-cafe disekitarnya. Beberapa orang duduk dan menikmati cuaca yang sangat bersahabat hari ini. Dari kejauhan Jay berdiri, mengeluarkan ponselnya, memotret Mai yang tengah menikmati waktunya membaca ditemani segelas Jus. Tersenyum mengamati Mai yang begitu cantik dengan dress musim panas putihnya dan bermotif bunga, rambut panjangnya dikepang separuh dan menyisakan bagian tergerai lainnya.

"Halo istriku yang paling sempurna." Ucap Jay mencium puncak kepala Mai, membuat gadis itu mendongak lalu memeluk Jay.

"Hai suamiku pengendali love language. Bagaimana latihanmu? Apakah suamiku akan masuk starting eleven besok?" Mai menggenggam tangan Jay.

Tertawa ringan Jay menatap Mai penuh damba, "Doakan yang terbaik untuk suamimu okay?"

"Tentu saja. Kita akan makan apa malam ini?" Tanya Mai menyerahkan buku menu pada Jay, membiarkan suaminya memilih menu yang akan mereka nikmati malam ini.

--

Mai tidak pernah sebangga ini, duduk di tribun menyaksikan suaminya bertanding melawan salah satu raksasa Eropa, Intermilan. Mai juga tidak pernah sebangga ini ketika menyadari bahwa suaminya adalah WNI pertama yang berlaga di Serie A. Nama Jay masuk kedalam starting eleven, siap mengamankan lini belakang Torino.

Berkali-kali lelaki itu menatap kearah Mai yang duduk di tribun VIP dengan jersey miliknya, rambut brunette nya diikat rapi. Kacamata hitam membalut matanya dari terik cahaya Matahari.

Sebelum menuju pertandingan berkali-kali Jay menemui Mai ke kamarnya, memastikan kondisi kesehatan istrinya, sedikit banyak Jay khawatir Mai jatuh pingsan sama seperti terakhir kali Mai mendukungnya.

Jay mengedipkan matanya dan mengirimkan flying Kiss untuk Mai. Gadis itu menerimanya dengan tawa dan membalasnya dengan love sign, membuat Jay kembali tersenyum melihatnya.

Tanpa mereka sadari ada sosok Emma menatap mereka dengan rasa cemburu.

Jay Idzes - Catch The Runaway BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang